Selamat Datang

Metodologi Penelitian Lingkungan adalah blog yang dibuat untuk mendukung mahasiswa Magister Ilmu Lingkungan Undana mempelajari metodologi penelitian. Untuk memperoleh dasar yang memadai dalam mempelajari Metodologi Penelitian, silahkan kunjungi blog Baru Belajar Meneliti yang dibuat untuk membantu mahasiswa Program Sarjana Fakultas Pertanian mempelajari metodologi penelitian. Silahkan kunjungi blog Ilmu Lingkungan untuk memastikan bahwa sebagai mahasiswa ilmu lingkungan, mempelajari metodologi penelitian perlu dikaitkan dengan permasalahan lingkungan. Blog ini menyajikan pokok bahasan sebagaimana ditunjukkan oleh digit pertama nomor materi dan materi sub-pokok bahasan sebagaimana ditunjukkan oleh digit kedua nomor materi. Mahasiswa wajib membaca seluruh materi dengan angka digit pertama yang sama untuk mempersiapkan diri mengikuti setiap kali perkuliahan. Silahkan klik halaman Daftar Isi untuk mengakses materi kuliah secara langsung.

Monday, January 9, 2017

1.2. Apa Itu Metode, Metodologi, dan Pandangan Filosofis Penelitian?

Pada tulisan pengantar sebelumnya sudah saya sampaikan bahwa penelitian merupakan cara sistematik dan terorganisasi untuk menemukan suatu jawaban atas duatu permasalahan. Cara sistematik dan terorganisasi tersebut mengharuskan penelitian dilakukan dengan menggunakan metode, teknik, dan prosedur tertentu. Metode, teknik, dan prosedur tersebut harus dirangkaikan satu sama lain ke dalam suatu rancangan tertentu dengan didasarkan pula pada cara pandang tertentu dalam menghadapi masalah yang diteliti. Tulisan pengantar ini saya sampaikan untuk memberikan benang merah dalam memahami apa yang dimaksud dengan metode, metodologi, dan rancangan penelitian guna dapat memberikan wawasan mengenai apa itu penelitian itu sebenarnya.
 
Pokok Bahasan 1: 
Wawasan Penelitian Lingkungan

1.1. Materi Kuliah
Materi Kuliah 1.1.2.
Menurut Michael Crotty dalam bukunya The Foundations of Social Research (1998) (klik untuk mengunduh file PDF gratis), setiap penelitian, khususnya penelitian dalam bidang ilmu-ilmu sosial dan humaniora, terdiri atas empat unsur utama, yaitu: (1) metode, (2) metodologi, (3) wawasan teoritis, dan (4) epistemiologi. Pada pihak lain, John W. Creswell melalui bukunya, Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches (2014) (klik untuk mengunduh file PDF gratis), mengemukakan bahwa penelitian terdiri atas tiga komponen utama, yaitu: (1) pandangan filosofis, (2) rancangan, dan (3) metode, ketiganya saling terkait satu sama lain dan menentukan dalam pemilihan pendekatan penelitian yang akan digunakan. Untuk memahami apa sebenarnya yang dimaksudkan oleh dua orang penulis ini, saya akan mencoba mengupas terlebih dahulu komponen-komponen yang dimaksud satu per satu.

Pada tulisan sebelumnya saya sudah menyampaikan bahwa penelitian merupakan penyelidikan secara sistematis untuk memaparkan, menjelaskan, memprediksi, dan mengendalikan suatu fenomena yang benar-benar terjadi. Dalam definisi ini, fenomena dipahami dalam konteks filsafat Immanuel Kant sebagai apa yang dialami adalah basis bagi realitas yang dipahami (what is experienced is the basis of reality) atau apa yang dialami merupakan dasar bagi pengambilan keputusan (what is apprehended before judgment is applied). Setiap orang, termasuk peneliti, mengalami sesuatu berdasarkan atas cara pandang masing-masing, yang oleh Crotty disebut wawasan teoritis dan oleh Creswell disebut pandangan filosofis. Menurut Crotty, metodologi merupakan strategi, rencana tindak, proses, atau rancangan yang ada di belakang pilihan penggunaan metode tertentu dan mengaitkan pilihan dan penggunaan suatu metode dengan hasil yang diharapkan. Dalam menentukan metode yang akan digunakan, metodologi sekaligus: (1) merefleksikan konteks filosofis proses penelitian dan (2) memberikan dasar bagi cara pikir dan kriteria yang digunakan dalam mencari jawaban terhadap masalah penelitian. Konteks filosofis tersebut adalah: (1) positivist-pascapositivis, (2) interpretatif-konstruktivis, dan (3) transformatif-emansipatori. Crewell menambahkan satu pandangan netral yang dikenal sebagai (4) pandangan pragmatis.

Pandangan positivistik-pascapositivistik meyakini bahwa realitas merupakan kebenaran tunggal yang dapat diketahui dengan objektivitas yang pasti. Bagi para positivis, realitas umum dengan hubungan sebab-akibat adalah nyata dan sempurna, sedangkan bagi pascapositivis realitas umum itu berpeluang ada meskipun tidak benar-benar sempurna. Objektivitas kebenaran dapat dicapai melalui pengamatan berjarak tanpa melibatkan emosi oleh peneliti yang bebas nilai dan kepentingan lain di luar kepentingan meneliti yang bertindak sebagai pemberi informasi bagi pengambil keputusan, pengambil kebijakan politik, dan agen perubahan. Melalui pengamatan berjarak, para positivis dapat menghasilkan temuan untuk menghasilkan fakta dan hukum dengan menggunakan kriteria objektif, validitas eksternal, dan reliabilitas tertentu, sedangkan pascapositivis menghasilkan teori. Pengamatan berjarak dapat dilakukan dengan menggunakan metode manipulatif atau terdekontekstualisasi seperti percobaan laboratorium dan lapangan untuk memverifikasi hipotesis bagi positivis dan menolak hipotesis bagi pascapositivis.

Pandangan interpretatif-konstruktif mengakui realitas ganda yang terkonstruksi secara sosial. Bagi mereka, realitas adalah relatif, terkonstruksi secara lokal dan spesifik berdasarkan atas konsensus yang didasarkan atas latar belakang sejarah yang panjang. Pengetahuan dihasilkan bersama oleh peneliti dan mereka yang diteliti melalui interaksi yang memungkinkan nilai-nilai yang diyakini bersama dapat mengemuka. Dengan demikian, pengetahuan merupakan sesuatu yang bersifat transaksional karena dihasilkan bersama melalui interaksi oleh peneliti yang terlibat dalam kehidupan mereka yang diteliti dan kebenarannya ditentukan oleh kesalingjujuran dan keapaadaan peneliti dan mereka yang diteliti. Keterlibatan peneliti dalam kehidupan mereka yang diteliti dapat dicapai melalui metodologi tertentu seperti etnografi, fenomenologi, grounded theory, dsb., secara hermeneutis dan dialektis.

Pandangan transformatif-emansipatori meyakini keberadaan berbagai sudut pandang yang masing-masing perlu diletakkan dalam sistem nilai historis, budaya, sosial, dan ekonomis untuk memahami perbedaan realitas sosial yang dihadapi. Pengetahuan dipandang sebagai realisme historis yang terbentuk secara objektif maupun subjektif sebagai hasil kristalisasi pengalaman dalam jangka waktu yang panjang dan dicapai dengan memberikan pandangan utuh dan berimbang terhadap realitas sedemikian sehingga pandangan utama dapat ditentukan dan bias yang timbul karena kekurangpahaman dapat dihindarkan. Dengan demikian, pengetahuan yang diperoleh bersifat transaksional, dihasilkan bersama, termediasi nilai dan bersifat revisionis, diputuskan atas dasar kriteria keberadaan historis, keterpercayaan, dan keaslian, serta dapat menjadi katalis terhadap pengambilan suatu tindakan. Proses untuk menghasilkan bersama pengetahuan yang mempunyai keberadaan historis, terpercaya, dan bersifat katalis terhadap pengambilan suatu tindakan tersebut dicapai dengan menggunakan metodologi dialogis/dialektis dan sampai derajat tertentu, kolaboratif, sebagai penelitian kualitatif atau kuantitatif tersendiri atau campuran keduanya.

Ketiga pandangan filsafat tersebut sebenarnya saling berkaitan dalam suatu kontinuum di mana positivis-pascapositivis berada pada satu ujung dan interpretatif-konstruktif berada pada ujung lainnya (pandangan transformatif-emansipatori di tengah). Lagi pula, setiap pandangan tidak merupakan satu pandangan tunggal, melainkan terdiri atas sejumlah aliran yang masing-masing mempunyai kesamaan dan perbedaan satu sama lain. Misalnya, dalam pandangan interpretatif-konstruksionis terdapat pandangan fenomenologi sastra dan fenomenologi sosial yang berbeda satu sama lain, meskipun keduanya juga mempunyai kesamaan. Demikian juga dalam pandangan transformatif-emansipatori, terdapat banyak aliran, di antaranya teori kritis (critical theorry), feminimis (feminism), dsb. sebagaimana diuraikan misalnya oleh Moon & Blackman (2017) (Gambar 1), yang dalam beberapa hal berbeda tetapi dalam hal lainnya sama satu sama lain. Namun bila yang menjadi fokus suatu penelitian adalah sekedar untuk memberikan jawaban terhadap suatu permasalahan, tanpa mempedulikan pandangan filosofis yang digunakan untuk mencari jawaban yang diinginkan, maka penelitian seperti ini dikatakan sebagai penelitian yang berpandangan pragmatis.

Gambar 1. Social science research guide consisting of ontology, epistemology, and philosophical perspectives. When read from left to right, elements take on a more multidimensional nature (eg., epistemology: objectivism to subjectivism). The elements within each branch are positioned according to their congruence with elements from other branches so when read from top to bottom (or bottom to top), elements from one branch align with elements from another (eg., critical realist ontology, constructionist epistemology, and interpretivist philosophical perspectives). Subcategories of elements (ie., 3.5a–c and 3.6a–c) are to be interpreted as positioned under the parent category (ie., 3.5 interpretivism and 3.6 critical theory).
 
Pandangan pragmatis didasarkan pada prinsip bahwa kebenaran adalah sesuatu yang dapat menjawab masalah pada waktu dan tempat tertentu. Bagi penganut pandangan pragmatis, yang penting dalam penelitin adalah menentukan apa yang dapat digunakan untuk menjawab permasalahan, bukan mempersoalkan pandangan filosofis. Oleh karena itu, penganut paham pragmatis memfokuskan diri pada merumuskan masalah penelitian dan pertanyaan penelitian dan kemudian menggunakan metode yang mereka pandang paling tepat untuk menjawab permasalahan dan pertanyaan penelitian yang telah mereka rumuskan, tanpa perlu membatasi pada pandangan filosofis yang mendasari suatu metode tertentu. Dalam konteks ini, peneliti dengan pandangan pragmatis melihat fenomena sebagai sesuatu yang plural sehingga setiap peneliti bebas menggunakan metode apapun, bahkan menggabungkan beberapa metode, untuk mencari jawaban terbaik atas permasalahan dan pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan.

Menurut Creswell (2014), pandangan filosofis, rancangan, dan metode penelitian saling berkaitan satu sama lain dalam menentukan pendekatan penelitian. Pandangan filosofis merupakan aliran filsafat yang didasarkan pada asumsi ontologis, epistemologis, aksiologis, dan metodologis tertentu (Gambar 3). Ontologi (ontology) berkaitan mengenai apa itu realitas, epistemologi (epistemology) berkaitan dengan apa itu mengetahui, aksiologi (axiology) berkaitan dengan nilai dan etika yang menentukan seseorang dalam mengetahui realitas, dan metodologi (methodology) berkaitan dengan cara untuk mengetahui. Uraian rinci mengenai pandangan filosofis penelitian dalam kaitan dengan asumsi yang mendasari dan metodologi yang digunakan dalam melakukan penelitian dapat diperoleh dari bab buku berjudul Understanding research philosophy  and approaches to theory development dan presentasi oleh Birks & Mills. Dalam kaitan dengan bidang ilmu, metodologi dapat berarti: (1) analisis mengenai prinsip-prinsip metode, hukum, dan postulat dalam suatu bidang ilmu, (2) studi mengenai metode yang digunakan dalam suatu bidang ilmu, dan (3) uraian mengenai keseluruhan metode dan pandangan filosofis yang mendasarinya (Gambar 3) dan keterkaitannya dengan metode dan rancangan penelitian (Gambar 4) dalam suatu penelitian. Pengertian ketiga ini menyebabkan laporan penelitian mencantumkan bab mengenai metodologi penelitian alih-alih bab mengenai metode penelitian.

Gambar 2. Asumsi yang melandasi pandangan filosofis penelitian
Gambar 3. Hubungan antara pandangan filosofis dan metodologi penelitian
Gambar 4. Keterkaitan pandangan filosofis dengan pendekatan, metode, dan rancangan (Grover, 2015)

Metode penelitian berkaitan dengan cara pengumpulan dan cara analisis data penelitian sebagai penjabaran dari medode ilmiah (scientific methods). Suatu metode biasanya dilaksanakan dengan menggunakan teknik dan prosedur tertentu. Misalnya, survei (survey) merupakan metode penelitian berdasarkan pandangan filsafat positivis-pascapositivis yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan teknik pengambilan sampel guna menghasilkan kesimpulan yang diberlakukan terhadap populasi penelitian. Pengumpulan data dalam penelitian dengan menggunakan metode survei dapat dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara, teknik mengisi daftar pertanyaan, teknik diskusi kelompok fokus, dan sebagainya. Setiap teknik pengumpulan data tersebut dilaksanakan dengan menggunakan prosedur baku tertentu sesuai dengan teknik yang digunakan. Untuk menjamin bahwa data yang dikumpulkan dengan menggunakan metode tertentu sesuai dengan kriteria metode yang bersangkutan maka penelitian perlu direncanakan dengan menggunakan rancangan penelitian. Bila metode berkaitan dengan cara mengumpulkan dan menganalisis data, rancangan penelitian berkaitan dengan menjamin agar data yang dikumpulkan dan dianalisis memenuhi kriteria validitas (validity) atau kriteria kedapatpercayaan (thrustworthyness) metode yang bersangkutan.

Pandangan filosofis atau wawasan teoritis dalam suatu penelitian kadang-kadang juga disebut paradigma (paradigm) penelitian atau cara pandang realitas (worldview) penelitian. Istilah paradigma digunakan oleh Thomas S. Kuhn dalam bukunya The Structure of Scientific Revolution (1996) (klik untuk mengunduh file PDF gratis) yang menguraikan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan sebenarnya tidak terjadi dari sumbangan kecil setiap penelitian, melainkan hanya oleh sumbangan sedikit peneliti yang beranni meneliti ke luar dari apa yang lazim dilakukan selama kurun waktu tertentu. Perkembangan ilmu pengetahuan, menurut Kuhn terjadi melalui revolusi ilmiah (scientific revolution) yang ditandai dengan pergeseran dari satu paradigma lama ke paradigma lain yang lebih baru. Meskipun demikian, dalam menghadapi realitas seyogianya kita bercermin kembali kepada pernyataan Harold Pinter, seorang penyair dan dramawan Inggris:
There are no hard distinctions between what is real and what is unreal, nor between what is true and what is false. A thing is not necessarily either true or false; it can be both true and false. 
untuk benar-benar bisa dikatakan memahami, apa itu positivis-pascapositivis, interpretatif-konstruksionis, dan transformatif-emansipatori. Atau mungkin Anda masih perlu membaca tulisan Apa Yang Kau Cari, Palupi: Apa Itu Sudut Pandang atau Paradigma dalam Penelitian?

***
Kembali membaca Materi 1.1.1.
Lanjutkan membaca Materi 1.1.3.

***
Hak Cipta: I Wayan Mudita
Revisi pertama: 20 Februari 2019, revisi termutakhir: 29 Januari 2020

Creative Commons License

54 comments:

  1. selamat malam pak, dengan tidak mengurangi rasa hormat, saya ingin meminta penjelasan lanjutan mengenai Pengamatan berjarak dapat dilakukan dengan menggunakan metode manipulatif, mengapa disebut pengamatan berjarak dan apa itu metode manupulatif?
    dan apakah ketika melakukan penelitian kita harus menentukan konteks filosofis mana yang mau kita pakai pak?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dengan senang hati Pak, semua tulisan saya buat untuk mendorong mahasiswa untuk bertanya. Pengamatan berjarak yang dimaksudkan di sini adalah pengamatan tanpa berinteraksi dengan objek penelitian. Metode manipulatif adalah metode penelitian dengan memanipulasi objek penelitian, misalnya dengan memberikan perlakuan. Untuk penelitian kualitatif, landasan atau konteks filosofis perlu ditentukan sebagai dasar untuk memilih metode penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data yang akan dilakukan.

      Delete
  2. Terimakasih pak untuk penyampaian materinya.
    suatu metode penelitian biasanya dilaksanakan dengan menggunakan teknik dan prosedur tertentu.misalnya survei.selain metode penelitian survei,ada juga metode penelitian percobaan (Eksperimen) dan penelitian paternalistik.mohon penjelasan Bapak untuk kedua metode penelitian ini.

    ReplyDelete
  3. Terimakasih pak untuk penyampaian materinya.
    suatu metode penelitian biasanya dilaksanakan dengan menggunakan teknik dan prosedur tertentu.misalnya survei.selain metode penelitian survei,ada juga metode penelitian percobaan (Eksperimen) dan penelitian paternalistik.mohon penjelasan Bapak untuk kedua metode penelitian ini.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mohon berkenan membaca tulisan 4.1, 4.2 dan 4.3 mengenai pokok bahasan Metode dan Perancangan Penelitian.

      Delete
  4. Terima kasih atas informasi yang ada dalam materi ini, sebagai calon peneliti saya mohon penjelasan Bapak mengenai filosofi dan kriteria yang digunakan dalam mencari jawaban penelitian ilmu lingkungan. Apabila dalam penelitian kami menggunakan metode survei dan pengamatan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Landasan filosofis penting untuk ditentukan pada penelitian kualitatif karena metode kalitatif berkaitan dengan landasan filosofis tertentu. Mohon membaca tulisan 4.2 pada pokok bahasan mengenai Metode dan Perancangan Penelitian.

      Delete
  5. semua yang dituangkan dalam ilmu tentang dunia dan kenyataan yang ada didalamnya sebenarnya berkaitan erat dengan paradigma dan skema interpretasi tertentu yang digunakan oleh ilmuannya.
    ilmuan memandang dunia sesuai dengan apa yang dilihatnya, jadi jelas bahwa pengetahuan jelas dan nyata adalah hasil konstruksi manusia.
    para ilmuan percaya bahwa apa yang telah dibuat, itulah yang terbaik yang dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya.

    ReplyDelete
  6. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  7. Selamat sore pak... dalam materi 1.2 "Apa itu Metode, Metodologi, dan Paradigma serta Rancangan Penelitian" saya membaca ada paradigma berdasarkan pendekatan ontologis, epistemologis dan metodologis.yang menjadi pertanyaan saya, penjelasan paradigma kuantitatif dan kualitatif berdasarkan pendekatan ontologis, epistemologis dan metodologis !
    yg berikut saya pernah mendengar mengenai pendekatan axiologis dan Retorik dan saya belum tau arti dari kedua pendekatan tersebut. Mohon penjelasan bapak mengenai pendekatan-pendekatan tersebut.. terimakasih pak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Silahkan klik tautan untuk memperoleh informasi lebih lanjut mengenai apa itu ontologi, epistemology. Ketiganya merupakan dasar filosofis untuk memahami kebenaran ilmiah (scientific truth). Atas dasar ketiganya, berkembang tiga kategori besar cara pandang (paradigma) mengenai kebenaran ilmiah, yaitu positivistik-pascapositivistik, interpretatif-konstruktif, dan transformatif-emansipatori. Metodologi penelitian merupakan rangkaian metode, teknik, dan prosedur yang digunakan dalam penelitian untuk memperoleh kebenaran ilmiah berdasarkan salah satu dari tiga cara pandang (paradigma) yang sudah saya uraikan di atas. Aksiologis bukan pendekatan, melainkan dasar filosofis mengenai nilai dan etika kebenaran ilmiah, sedangkan mengenai retorika silahkan baca di https://en.wikipedia.org/wiki/Rhetoric

      Delete
    2. Baik pak.. terimakasih penjelasannya pak.

      Delete
  8. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  9. Selamat malam bapak, saya mohon penjelasan bapak tentang berbagai jenis paradigma penelitian. Selain itu saya juga ingin tips agar dapat merumuskan dan membuat suatu hipotesis dengan baik.
    terimakasih sebelumnya pak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Penjelasan setiap paradigma sudah diberikan dalam tulisan, mohon untuk membaca sekali lagi. Hipotesis penelitian diperlukan hanya untuk penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk menjelaskan suatu masalah (explanatory researc), tidak untuk penelitian exploratori dan penelitian lainnya (baca kembali tulisan 1.1). Saya akan jelaskan hipotesis pada tulisan mengenai penelitian kuantitatif explanatori.

      Delete
  10. Selamat pagi pak...
    Yang ingin saya tanyakan yaitu Faktor apa saja yang mempengaruhi pandangan positivis melalui hubungan sebab-akibat menjadi nyata dan sempurna tetapi pada pandangan pascapositivis berpeluang adanya hubungan sebab-akibat namun tidak benar-benar sempurna...?
    Dan Apakah Obyektivitas kebenaran yang dicapai melalui pengamatan berjarak berpeluang untuk menjadikan pandangan pascapositif melalui hubungan sebab-akibat menjadi nyata dan sempurna...?
    Terima kasih pak...mohon penjelasannya...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Cara pandang berarti bagaimana peneliti memandang kebenaran ilmiah. Jadi bukan apa yang mempengaruhi cara pandang, sebab kebenaran sebagai sesuatu yang objektif itu adalah ciri atau karakteristik cara pandang positivistik. Demikian juga dengan kebenaran sebagai sesuatu yang terkonstruksi melalui realitas sosial adalah ciri atau karakteristik cara pandang interpretatif-konstruktif. Pun kebenaran sebagai sesuatu yang harus mampu mengemansipasi kaum tertindas adalah ciri atau karakteristik cara pandang transformatif-emansipatori. Persoalannya bukan apa yang mempengaruhi cara pandang tersebut, melainkan apa yang mempengaruhi seorang peneliti menggunakan cara pandang tertentu dalam melakukan penelitian.

      Delete
    2. Terima kasih pak untuk penjelasannya....

      Delete
  11. Selamat malam bpk..mohon pencerahan..
    Pada rencana penelitian saya tentang perhitungan besarnya nilai manfaat dari keberadaan suatu ekosistem, terdapat 2 sumber data yang menjadi sasaran yaitu : data dari responden dan data vegetasi. Data respoden diambil dengan teknik survei sedangkan data vegetasi menggunakan teknik transek garis, yang selanjutnya kedua data tsb dianalisis secara kuantitatif dengan metode tertentu. Mohon masukan dari bpk, kira2 rancangan penelitian seperti apa yang dapat saya lakukan? Saya merencanakan untuk melakukan pra penelitian, apakah perlu dilakukan? dan kira2 kapan waktu yang tepat untuk dilakukan? Selanjutnya hal-hal apa saja yang perlu saya persiapkan? Terima kasih

    ReplyDelete
  12. Selamat malam Bapak...
    Mohon penjelasan apakah kuisioner penelitian harus diuji standarnya atau ada cara lain? Terima kasih

    ReplyDelete
  13. selamat malam bpk..
    mengapa perlu di lakukan pengujian instrumen trlbih dahulu sblum penelitian yg mngunakn kuesoner.
    mohon pencerahannya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Selamat malam sdr Fardin, saya mau menanggapi pertayaan sdr mengenai mengenai pengujian kuesioner sebelum penelitian.
      Ada 2 tujuan mengapa kuesioner diuji terlebih dahulu sebelum penelitian yaitu:
      1. Uji validitas : untuk mengukur sah/valid tidaknya butir kuesioner . Kuesioner dikatakan valid jika butir pertanyaan mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur
      2. Uji reliabilitas: untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Butir pertanyaan dikatakan reliabel apabila jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten.

      Delete
  14. pagi bapk
    mohon penjelasannya untuk penelitian ilmu lingkungan yang dimulai dari pengambilan, pengumpulan dan analisa data menganut paham yang mana apakah paham positivis pascapositivis atau interpretativ kontruktivis atau transvormativ emansipatori.makasi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Penelitian dalam bidang lingkungan bisa menggunakan landasan filosofis mana saja, bergantung pada permasalahan penelitian yang diteliti dan penelitinya sendiri, setelah membaca pustaka yang cukup, memutuskan untuk menggunakan landasan filosofis yang mana.

      Delete
  15. Bagaiamana kunci/ tips membuat suatu rancangan metodologi penelitian yang baik sehingga bisa sinkron antara metode dan pendekatan sesuai aspek yang diteliti? Mohon penjelasan bapak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mohon ibu membaca pokok bahasan 6 dan pokok bahasan 7

      Delete
  16. selamat siang Pak,
    dalam penelitian kualitatif, salah satu teknik mengumpulkan data adalah dengan melakukan wawancara yang dimana dapat dilakukan manupulasi data. Bagaimana hasil dari wawancara tersebut dijadikan sebagai data real ?

    ReplyDelete
  17. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  18. Pandangan pragmatis didasarkan pada prinsip bahwa kebenaran adalah sesuatu yang dapat menjawab masalah pada waktu dan tempat tertentu
    daripernyataan ini, saya melihat bahwa kebenaran dapat dikaji hanya dengan langsung turun ke lapangan dalam isu lingkungan dan permasalahannya justru pandangan ini yang apling cocok

    ReplyDelete
  19. Terimakasih untuk penyampaian materinya
    yang ingin saaya tanyakan apa hubungan antara paradigma provisist dengan metode kuantitatif?

    ReplyDelete
  20. Dengan tidak mengurangi rasa hormat, saya mohon penjelasan tambahan terkait langkah-langkah apa saja yang diperlukan dalam sistematika penelitian? Terima kasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Selamat malam ibu Stevania, izin menjawab pertanyaan dari ibu. Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam sistematika penelitian adalah menyusun rancangan penelitian yang di mulai dari Judul hingga Lampiran dan nanti pada materi berikutnya (2-8) kita akan mempelajarinya lebih lanjut.

      Delete
  21. selamat sore bapak,terima kasih untuk penyajian materi yang sangat bermanfaat bagi saya sebagai mahasiswa yang nantinya akan melakukan suatu penelitian,namun mohon maaf pak saya ,saya belum memahami bagaimana kita bisa menentukan suatu metode penelitian dengan berpandangan pada
    Pandangan positivistik-pascapositivistik, Pandangan interpretatif-konstruktif, Pandangan transformatif-emansipatori, Pandangan pragmatis,apakah setiap pandangan memiliki metode tertentu ,,terima kasih pak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih pa Maxen Untuk pertanyaannya. Hubungan antara filosofi penelitian dan pendekatan penelitian sebagai berikur:
      Penelitian kualitatif (qualitative research) dicirikan dengan penggunaan metode pengumpulan data yang benar-benar dimaksudkan untuk mengumpulkan data kualitatif, antara lain wawancara mendalam, diskusi kelompok fokus, pengamatan partisipatori. Penelitian kualitatif pada umumnya didasari oleh landasan filosofis interpretatif-konstruktivis, meskipun juga dapat didasasari oleh landasan filosofis transformatif-emansipatori.
      Penelitian kuantitatif (quantitatuve research) dicirikan oleh penggunaan data kuantitatif berupa angka-angka, tetapi tidak semua angka bersifat benar-benar kuantitatif. Penelitian kualitatif dilakukan dengan berdasarkan pada landasan filosofis positivis-pascapositivis atau jarang-jarang juga dengan landasan filosofis transformatif-emansipatori.
      Penelitian campuran (mixed-methods research), sebagaimana namanya, menggabungkan pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif ke dalam satu penelitian. Penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif menggunakan landasan filosofis yang sangat berbeda satu sama lain, yaitu masing-masing interpretatif-konstruktivis dan positivis-pascapositivis.

      Delete
  22. Mohon maaf pak, karena Saya sangat tertarik tentang pandangan pragmatis dimana dalam konteks ini, peneliti dengan pandangan pragmatis melihat fenomena sebagai sesuatu yang plural sehingga setiap peneliti bebas menggunakan metode apapun, bahkan menggabungkan beberapa metode, untuk mencari jawaban terbaik atas permasalahan dan pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan. saya pernah membaca tentang sebuah metode yaitu metode intuisi, dimana metode ini biasanya muncul tiba-tiba dan tidak tau bagaimana kebenaran itu bisa muncul, saya ingin bertanya apakah peneliti dengan pandangan pragmatis dapat menggunakan metode intuisi ? terima kasih pak

    ReplyDelete
  23. Selamat malam Pak, penelitian merupakan cara sistematik dan terorganisasi untuk menemukan suatu jawaban atas duatu permasalahan. Cara sistematik dan terorganisasi tersebut mengharuskan penelitian dilakukan dengan menggunakan metode, teknik, dan prosedur tertentu. Metode, teknik, dan prosedur tersebut harus dirangkaikan satu sama lain ke dalam suatu rancangan tertentu dengan didasarkan pula pada cara pandang tertentu dalam menghadapi masalah yang diteliti. Mohon penjelasan apakah perlu prasyarat khusus dalam menentukan pertanyaan dalam sebuah penelitian? Terima kasih.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Selamat siang Ibu Tresia ,,terima kasih atau pertanyaan yang sangat baik,mohon ijin untuk saya memberikan tanggapan berupa jawaban atas pertanyaan ibu, dalam sebuah penelitian pada hakekatnya memiliki pertanyaan penelitian yang merupakan komponen penting dalam suatu penelitian.untuk prasyarat khusus menurut saya harus melihat kesenjangan yang terjadi anatara: apa yang seharusnya terjadi dan sebenarnya terjadi,apa yang diperlukan dan apa yang tersedia,apa yang diharapkan dan apa yang ingin dicapai. Dalam menyusun pertanyaan peneliaian harus bersifat Deskripsi “mendeskripsikan fenomena yang diteliti “,Eksploratios “ memahami gejala atau fenomena yang terjadi”,Eksplanatoris ‘’menjelaskan pola-pola terkait dengan fenomena.
      Selain itu berdasarkan beberapa refensi metodologi penelitian ada 7 syarat yang harus dipenuhi:
      1. Tersedianya infimasi untuk menjawabnya
      2. Data atau informasi tersebut diperoleh melalui metode ilmiah, seperti wawancara, observasi, kuesioner, dokumentasi, partisipasi, dan evaluasi/tes,
      3. Memenuhi persyaratan orisinalitas, diketahui melalui pemetaan penelitian terdahulu (state of the arts),
      4. Memberikan sumbangan teoretik yang berarti bagi pengembangan ilmu pengetahuan
      5. Menyangkut isu kontroversial dan unik yang sedang hangat terjadi,
      6. Masalah tersebut memerlukan jawaban serta pemecahan segera, tetapi jawabannya belum diketahui masyarakat luas, dan
      7. Masalah itu diajukan dalam batas minat (bidang studi) dan kemampuan peneliti.
      Terima kasih

      Delete
  24. Selamat Malam Pak, Terima kasih atas paparan materi Metodologi Penelitian, ada beberapa hal yang kami perlu satukan pemahaman, jika dalam penetian nanti agar bisa memilihan satu pandangan yang baik, jika kami menentukan sebuah masalah yang akan kami teliti, setelah kami berada dilapangan kondisi tersebut bisa dikatakan berubah total, sehingga langkah yang harus diambil seperti apa terhadap kondisi yang tidak mungkin dilakukan. Sebab, dapat menyebakan kesulitan dalam proses administrasi?, Mohon bisa dijelaskan apa yang dimaksudkan kesulitan adminstrasi? Dan bagaimana solusi yang harus ditempuh jika saat itu kami sebagai peneliti berada dilapangan? Mohon arahan lebih lanjut dari bapak. Terima kasih.

    ReplyDelete
  25. Selamat malam Pak Ajhar, ijin menjawab. Dalam penelitian tidak lepas dari kebutuhan atau kelengkapan administrasi. Mulai dari proposal, biaya, waktu hingga tenaga, mulai dari lembaga asal peneliti hingga lembaga dari subjek penelitian. Apabila ganti masalah dan peneliti melakukan kerjasama dengan lembaga, maka itu akan menyulitkan peneliti dalam proses administrasi, utamanya apabila penelitian memerlukan ijin khusus untuk meneliti. Bisa jadi peneliti harus mengulang atau banyak merevisi administrasi dengan pihak atau lembaga yang terkait dengan penelitian. Terima kasih.

    ReplyDelete
  26. Terimakasih Pak atas materi mengenai “Apa itu Metode, Metodologi, dan Pandangan Filosofis Penelitian”, Saya memperoleh pemahaman mengenai bagaimana kerangka berpikir dapat memperbaiki kualitas penelitian ,serta dari sisi keyakinan serta pemikiran pribadi peneliti dapat mempengaruhi rancangan, hasil dan interprestasi dari penelitian. Pada referensi dari tulisan P. Leavy, dalam bukunya Research Design, Quantitative, Qualitative, Mixed methods, Arts-based, and Community-Based Participatory Research Approaches, dikemukakan dua pandangan lain, disamping apa yang disampaikan oleh Creswell, yakni Critical dan Arts-based atau Aesthetic Intersubjective. Saya ingin mengetahui apa saja hambatan epistemologis dalam penelitian interdisipliner. Terima kasih atas penjelasannya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Selamat Malam Pa Aron Yakop. Saya mencoba menjelaskan pertanyaan di atas sebagai berikut :
      Pendekatan interdisipliner (interdisciplinary approach) ialah pendekatan dalam pemecahan suatu masalah dengan menggunakan tinjauan berbagai sudut pandang ilmu serumpun yang relevan secara terpadu. Hambatan Epistemilogi Pendekatan Interdisipliner :
      Epistemologi adalah cara/ilmu yang berhubungan dengan perolehan pengetahuan. Dengan kata sederhana, ini berkaitan dengan bagaimana kita memperoleh pengetahuan atau bagaimana kita mengetahui sesuatu. Ini secara khusus berkaitan dengan sifat, sumber dan keterbatasan pengetahuan.
      Hambatan Epistemilogi dalam peneltian dengan pendekatan interdisipliner nampak dalam paradigm penelitian yang digunakan :
      a. Positivisme : Realitas dapat diukur,fokus pada alat yang kredibel dan obyektif untuk mengumpulkan data.
      b. Konstruktivisime : Realitas tergantung pada interpretasi,fokus pada detail situasi, kenyataan di balik detail, dan makna subjektif
      c. Pragmatisme : Interpretasi subyektif dan / atau fenomena objektif dapat memberikan pengetahuan.

      Delete
  27. Selamat malam bapak,Terimakasih atas referensi materi yang diberikan kerena telah membantu saya untuk belajar lebih memahami tentang Apa Itu Metode, Metodologi, dan Pandangan Filosofis Penelitian,Terlepas dari itu ada beberapa hal yang belum saya pahami sbb: Yang kita ketahui bahwa sifat dasar manusia adalah selalu mencari kebenaran terhadap setiap fenomena yang terjadi, Manusia tidak bisa hanya melihat suatu kenyataan sebagai suatu realitas itu sendiri tetapi selalu berupaya untuk menemukan suatu kebenaran dibalik setiap kenyataan. begitupun dengan metode ilmiah yang mempunyai suatu prosedur tetap untuk menjamin bahwa suatu pernyataan kebenaran tentang suatu kenyataan harus sesuai dengan apa yang didemonstrasikan oleh objek sebelum diberi status sebagai kebenaran ilmiah,dimana metode ilmiah ini digabungkan antara rasionalisasi secara deduktif dan rasionalisasi induktif,hingga ada siklus penelitian ilmiah dari teori dan kembali pada teori,lalu bagaimana kaitannya dengan metode otoritas, metode rasionalisme dan metode intusi mohon penjelasannya trimakasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Selamat Siang, Pak Mayolis. hemat saya realitas sejauh ini tentu kita perlu uji kembali latar belakang sumber lain untuk pembanding. walaupun secara historis sumber tersebut memiliki nilai historis pada tataran kultur. sehingga gambungan sumber akan menjadi lebih ilmiah serta kuat dalam sebuah pandangan dari sisi apapun. tentu kita uji kembali rasionalisasi tersebuah keterangan dengan teori. karena penekanan pada Metode penelitian pada aspek pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah dari pada melihat permasalahan. 

      Delete
  28. Terima kasih Bapak untuk informasinya
    Penelitian adalah penyelidikan secara sistematis untuk memaparkan, menjelaskan, memprediksi, dan mengendalikan suatu fenomena yang benar-benar terjadi. Penelitian membutuhkan cara, tahapan, dan prosedur serta langkah-langkah untuk mencapai tujuan disebut metode. Kaidah khusus atau ilmu dalam membuat metode yang logis disebut disebut metodologi..
    Metode dan metodologi perlu memperhatikan filosofi penelitian dan dasar bagi cara piker dan kriterian dalam mencari jawababan penelitian.
    Konteks filosifi penelitian meliputi :
    Pandangan positivistik-pascapositivistik : realitas merupakan kebenaran tunggal diketahui secara pasti. Kelompok positif menekankan hubungan sebab akibat atas dasar kriteria objektif, validitas tertentu, menerima hipotesis . Kelompok pascapositivistik: menghasilkan teori dan menolak penggunaan hipotesis.
    interpretatif-konstruktif : realitias adalah relative . Pengetahuan dihasilkan bersama oleh peneliti dan mereka yang diteliti melalui interaksi yang memungkinkan nilai-nilai yang diyakini bersama dapat mengemuka.
    Pandangan transformatif-emansipatori : Pengetahuan dipandang sebagai realisme historis yang terbentuk secara objektif maupun subjektif sebagai hasil kristalisasi pengalaman dalam jangka waktu yang panjang.
    Pandangan pragmatis didasarkan pada prinsip bahwa kebenaran adalah sesuatu yang dapat menjawab masalah pada waktu dan tempat tertentu. Bagi penganut pandangan pragmatis, yang penting dalam penelitin adalah menentukan apa yang dapat digunakan untuk menjawab permasalahan
    Pandangan filosofis, rancangan, dan metode penelitian saling berkaitan satu sama lain dalam menentukan pendekatan penelitian. Pandangan filosofis merupakan aliran filsafat yang didasarkan pada asumsi ontologis, epistemologis, aksiologis, dan metodologis tertentu.
    Pertanyaan :
    1. Bagaimana menghubungkan metodologi penelitian dengan tujuan peneltian?
    2. Bagaimana mengkolaborasikan beberapa pandangan/filosofi penelitian dalam suatu desain penelitian?

    ReplyDelete
  29. Penelitian adalah penyelidikan secara sistematis untuk memaparkan, menjelaskan, memprediksi, dan mengendalikan suatu fenomena yang benar-benar terjadi. Penelitian membutuhkan cara, tahapan, dan prosedur serta langkah-langkah untuk mencapai tujuan disebut metode. Kaidah khusus atau ilmu dalam membuat metode yang logis disebut disebut metodologi..
    Metode dan metodologi perlu memperhatikan filosofi penelitian dan dasar bagi cara piker dan kriterian dalam mencari jawababan penelitian.
    Konteks filosifi penelitian meliputi :
    Pandangan positivistik-pascapositivistik : realitas merupakan kebenaran tunggal diketahui secara pasti. Kelompok positif menekankan hubungan sebab akibat atas dasar kriteria objektif, validitas tertentu, menerima hipotesis . Kelompok pascapositivistik: menghasilkan teori dan menolak penggunaan hipotesis.
    interpretatif-konstruktif : realitias adalah relative . Pengetahuan dihasilkan bersama oleh peneliti dan mereka yang diteliti melalui interaksi yang memungkinkan nilai-nilai yang diyakini bersama dapat mengemuka.
    Pandangan transformatif-emansipatori : Pengetahuan dipandang sebagai realisme historis yang terbentuk secara objektif maupun subjektif sebagai hasil kristalisasi pengalaman dalam jangka waktu yang panjang.
    Pandangan pragmatis didasarkan pada prinsip bahwa kebenaran adalah sesuatu yang dapat menjawab masalah pada waktu dan tempat tertentu. Bagi penganut pandangan pragmatis, yang penting dalam penelitin adalah menentukan apa yang dapat digunakan untuk menjawab permasalahan
    Pandangan filosofis, rancangan, dan metode penelitian saling berkaitan satu sama lain dalam menentukan pendekatan penelitian. Pandangan filosofis merupakan aliran filsafat yang didasarkan pada asumsi ontologis, epistemologis, aksiologis, dan metodologis tertentu.
    Pertanyaan :
    1. Bagaimana menghubungkan metodologi penelitian dengan tujuan peneltian?
    2. Bagaimana mengkolaborasikan beberapa pandangan/filosofi penelitian dalam suatu desain penelitian?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ijin memberikan tanggapan atas pertanyaan dari Pak Petrus Pulang. Selamat malam Pak,
      Metodologi penelitian mengacu pada studi sistematis, mendefinisikan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan dan menganalisis data, kesimpulan dan kesimpulan. Disisi lain, Tujuan penelitian, untuk mendapatkan keakraban atau mencapai wawasan baru terhadap topik tertentu, untuk memverifikasi dan menguji fakta-fakta penting, menganalisis suatu peristiwa, proses atau fenomena, mengidentifikasi sebab dan akibat hubungan, menemukan solusi untuk ilmiah, non-ilmiah. dan masalah sosial, untuk menentukan frekuensi terjadinya sesuatu.

      Filosofi penelitian berkaitan dengan sumber, sifat dan perkembangan pengetahuan. Secara sederhana, filosofi penelitian adalah keyakinan tentang cara pengumpulan, analisis, dan penggunaan data tentang suatu fenomena. Pilihan filosofi penelitian tertentu dipengaruhi oleh implikasi praktis. Setiap tahapan proses penelitian didasarkan pada asumsi tentang sumber dan sifat pengetahuan. Filosofi penelitian mencerminkan asumsi penting peneliti yang berfungsi sebagai dasar untuk strategi penelitian. Secara umum, filosofi penelitian memiliki banyak cabang yang berkaitan dengan berbagai disiplin ilmu. Terdapat perbedaan filosofis yang penting antara studi yang berfokus pada fakta dan angka seperti analisis dampak investasi langsung asing terhadap tingkat pertumbuhan Produk Domestik Bruto dan studi kualitatif seperti analisis gaya kepemimpinan terhadap motivasi karyawan pada perusahaan. Pilihan antara filosofi penelitian positivis dan interpretivist atau antara metode penelitian kuantitatif dan kualitatif secara tradisional mewakili pokok perdebatan utama. Namun, perkembangan terbaru dalam praktik melakukan studi telah pula meningkatkan popularitas filosofi pragmatisme dan realisme. Alasan di balik klasifikasi filosofis dari penelitian ini perlu diberikan. Perlu mendiskusikan implikasi dari filosofi penelitian pada strategi penelitian secara umum dan secara khusus pada pilihan metode pengumpulan data primer.
      Terima kasih.

      Delete
  30. Setelah membaca teori di atas, menurut saya pandangan pragmatis merupakan pandangan yang dianut oleh kebanyakan penelitian-penelitian yang ada sekarang, entah itu secara sadar maupun tidak dengan secara sadar. Kenapa demikian ? Karena dari penjelasan diatas peneliti memfokuskan diri pada merumuskan masalah penelitian dan pertanyaan penelitian dan kemudian menggunakan metode yang mereka pandang paling tepat untuk menjawab permasalahan dan pertanyaan penelitian yang telah mereka rumuskan. Selain itu peneliti juga bebas menggunakan metode apapun, bahkan menggabungkan beberapa metode, untuk mencari jawaban terbaik atas permasalahan dan pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan.

    ReplyDelete
  31. Penelitian perlu diterjemahkan dalam motode, metodelogi dan didukung oleh landasan filosofis Penelitian. Dari ulasan Bapak di atas saya mengalami beberapa pertanyaan :
    1. Bagaimana mengubah sebuah metode menjadi metodologi penelitian.
    2. Apakah dalam satu metodelogi penelitian dapat digunakan lebih dari satu landasan filosofis serta bagaimana membuat desain atau pendekatan penelitiannya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mencoba membantu menjawab ya Pak Lobo.
      Menurut saya metodologi adalah sekumpulan metode-metode yang digunakan dalam sebuah penelitian. Jadi metode tidak perlu diubah supaya menjadi metodologi.

      Delete
  32. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  33. Selamat malam Pak izin bertanya terkait pengamatan berjarak. Berdasarkan penjelasan diatas bahwa pengamatan dilakukan dengan metode manipulatif untuk memberigikasi hipptesis bagi posetivis dan menolak hipotesis bagi pasca positivis.
    Pertanyaan saya? Bagaimana tingkat kepercayaan 2 peneliti dalam meneliti obyek pengamatan yang sama di lapangan / laboratorium dengan metode manipulatif yang berbeda dari dua peneliti tersebut?
    Mohon pencerahannya pak. Terimakasih

    ReplyDelete
  34. Penelitian merupakan sebuah hasil karya ilmiah yang dihasilkan oleh para peneliti baik dari kalangan mahasiswa hingga guru besar. Oleh karena itu menurut saya suatu karya ilmiah hasil penelitian merupakan hasil kajian teori dari berbagai pemikiran. Yang menjadi pertanyaan saya adalah apakah sebuah karya ilmiah hasil penelitian yang dilakukan di Tahun 2010, bisa kembali dilakukan pada Tahun 2022 dengan judul yang sama? Mohon pencerahannya Pak. Terimaksih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pendapat saya (Since D. Baunsele): Penelitian biasanya berangkat dari permasalahan/ atau fenomena real yang ada di sekitar kita, dan permasalah akan suatu topik bisa berkembang dari tahun ke Tahun. Jadi penelitian dengan topik yang sama menurut saya dapat saja dikembangkan atau dikaji lebih mendalam sesuai perkembangan masalah yang ada.

      Delete
  35. Pertanyaan Dari saya, Since D. Baunsele: merujuk pada penjelasan di atas, dikatakan penelitian pada dasarnya ada tiga komponen petting termasuk rancangan dan metodologi. Adakah perbedaan mendasar dari 2 komponen ini? Terima kasih

    ReplyDelete