Sebelum memulai suatu penelitian, hal pertama yang harus ditentukan adalah masalah penelitian. Masalah penelitian ini juga sering disebut pertanyaan penelitian karena dalam perumusannya lazim ditampilkan sebagai pertanyaan, meskipun tidak harus demikian. Berikutnya, yang juga tidak kalah penting, adalah tujuan penelitian. Dengan masalah yang sudah ditentukan, tujuan apa yang sesungguhnya ingin dicapai? Rumusan masalah dan tujuan penelitian perlu didukung dengan pusataka sehingga yang selanjutnya harus dilakukan adalah menyusun tinjauan pustaka. Tulisan singkat ini saya maksudkan untuk menghantarkan Anda dalam mempelajari apa itu masalah penelitian, tujuan penelitian, dan tinjauan pustaka. Uraian pengantar lebih lanjut mengenai masing-masing akan saya sampaikan melalui melalui tiga tulisan berikutnya.
The mere formulation of a problem is far more essential than its solution, which may be merely a matter of mathematical or experimental skill. To raise new questions, new possibilities,
to regard old problems from a new angle requires creative imagination
and marks real advances in science.
Albert Einstein
Pokok Bahasan 3: Materi Kuliah
Membaca Materi 3.1.
Masalah penelitian (research problem) merupakan pernyataan yang jelas mengenai sesuatu yang memerlukan perhatian, kondisi yang memerlukan perubahan, kesulitan yang perlu diatasi, atau sesuatu yang masih menjadi pertanyaan dalam pustaka ilmiah, dalam teori, atau dalam praktik yang memerlukan jawaban melalui penelitian. Masalah penelitian juga merupakan sesuatu yang dipertanyakan, sebuah kontroversi yang memerlukan penjelasan, sebuah kesenjangan pengetahuan (ketidaksesuaian antara teori dan realitas), atau kebutuhan yang belum terpenuhi dalam bidang tertentu. Kehidupan sehari-hari penuh dengan keadaan seperti yang disebutkan, tetapi tidak semua keadaan seperti itu merupakan masalah penelitian. Menurut Better Thesis, supaya keadaan tersebut dapat menjadi masalah penelitian maka perlu dipenuhi beberapa syarat, antara lain:
Masalah penelitian dirumuskan dengan: (1) memberikan latar belakang, (2) mengidentifikasi dari sejumlah masalah yang berkaitan dengan latar belakang, dan (3) membatasi dalam konteks tertentu. Perumusan (formulatiing) atau pendefinisian (defining) masalah penelitian tersebut diperlukan untuk:
Sekedar sebagai contoh, misalkan topik utama yang akan diteliti adalah perladangan tebas bakar (memperhatikan 1). Perladangan tebas bakar merupakan topik ilmu pertanian. Supaya menjadi topik ilmu lingkungan maka topik utama perladangan tebas bakar tersebut perlu dihubungkan dengan isu lingkungan saat ini (syarat 1). Ada banyak isu lingkungan yang berkaitan dengan perladangan tebas kabar, antara lain kerusakan lingkungan di kawasan perdesaan di Timor Barat. Akan tetapi hubungan perladangan tebas bakar dan kerusakan lingkungan yang bagaimana yang dapat menunjukkan keaslian (syarat 2) dan kebaruan (syarat 3) tapi dapat diteliti (syarat 4)? Untuk memenuhi syarat 2 dan syarat 3 tersebut, perlu dilakukan tinjauan pustaka untuk memastikan aspek perladangan tebas bakar dan kerusakan lingkungan seperti apa yang telah diteliti oleh orang lain dan di antara berbagai aspek tersebut, mana yang belum diteliti dan sejauh mana aspek yang belum diteliti tersebut merupakan aspek yang penting diteliti di Timor Barat (syarat 5, memperhatikan 5). Misalkan (sekedar sebagai contoh) setelah membaca banyak pustaka (bukan hanya 1-2 pustaka dalam Bahasa Indonesia) topik utama perladangan tebas bakar dipersempit menjadi kearifan lokal dalam perladangan, dan topik tambahan kerusakan lingkungan dipersempit menjadi kebakaran hutan dan degradasi lahan. Berdasarkan atas topik utama dan topik tambahan yang sudah dipersempit tersebut maka masalah penelitian dirumuskan menjadi "kearifan lokal merupakan faktor yang menentukan apakah perladangan dapat atau tidak menyebabkan kebakaran hutan dan lahan serta degradasi lingkungan" (memperhatikan 2 dan 3). Dengan menggunakan pertanyaan, masalah penelitian dapat dirumuskan menjadi "sejauh mana kerifan lokal menentukan apakah perladangan tebas bakar menyebabkan kebakaran hutan dan lahan serta degradasi lingkungan?" (memperhatikan 2 dan 3). Konsep kearifan lokal, kebakaran hutan dan lahan, serta degradasi lingkungan dalam rumusan masalah penelitian tersebut perlu didefinisikan untuk membatasi masalah penelitian (memperhatikan 4).
Apakah masalah penelitian yang sudah dirumuskan tersebut merupakan masalah asli? Untuk menunjukkan keaslian, perlu dirujuk pustaka yang mengindikasikan hal itu. Misalkan, setelah dilakukan penelusuran pustaka tidak ditemukan pustaka yang menunjukkan bahwa masalah yang sama telah diteliti. Di mana kebaruan masalah penelitian yang sudah dirumuskan tersebut? Masalah penelitian ini merupakan sesuatu yang baru karena, misalkan saja, selama ini perladangan tebas bakar begitu saja dipersalahkan sebagai penyebab kebakaran hutan dan degradasi lahan. Sejauh mana masalah yang telah dirumuskan tersebut merupakan masalah yang penting? Masalah tersebut penting secara lokal, nasional, dan bahkan internasional karena selama ini perladangan dituding sebagai penyebab kebakaran hutan dan lahan yang disorot secara nasional dan internasional dan kearifan lokal diharapkan dapat ikut memberikan kontribusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Masalah penelitian yang telah dirumuskan tersebut layak diteliti untuk menyusun tesis dalam bidang ilmu lingkungan karena dapat diteliti secara multi-, antar-, dan bahkan trans-disipliner, cocok dengan isu masalah lingkungan masa kini, yaitu perubahan iklim, dan merupakan ruang lingkup publikasi sejumlah jurnal ilmiah bidang lingkungan (syarat 6, memperhatikan 6).
Masalah penelitian memberikan dasar terhadap perumusan tujuan penelitian yang merupakan pernyataan ringkas tetapi jelas yang diperlukan untuk memberikan arah dalam hal bagaimana data akan dikumpulkan, dianalisis, dan disimpulkan. Tujuan penelitian menentukan hasil yang diharapkan akan diperoleh pada akhir penelitian sebagai jawaban terhadap masalah penelitian yang telah dirumuskan. Oleh karena itu, tujuan penelitian perlu dirumuskan secara SMART, yaitu specific (khusus), measurable (terukur), atainable (dapat dicapai), realistic (merujuk pada kenyataan), dan time bound (terikat waktu). Tujuan penelitian pada dasarnya merupakan ringkasan mengenai apa yang diharapkan akan diperoleh dari mengatasi masalah penelitian yang telah dirumuskan.
Kembali sekedar sebagai contoh, dari masalah penelitian "kearifan lokal merupakan faktor yang menentukan apakah perladangan penelitian dapat atau tidak menyebabkan kebakaran hutan dan lahan serta degradasi lingkungan" atau pertanyaan penelitian "sejauh mana kerifan lokal menentukan apakah perladangan penelitian dapat atau tidak menyebabkan kebakaran hutan dan lahan serta degradasi lingkungan?" dapat dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut:
Kegunaan penelitian merupakan pernyataan mengenai kontribusi apa yang dapat diharapkan dari hasil penelitian. Penelitian pada tataran pasca-sarjana tentu saja diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan. Namun berkaitan dengan ini, sebaiknya baca buku yang ditulis oleh Thomas Kuhn (1996), The Structure of Scientific Revolution (unduh PDF gratis), untuk memahami penelitian seperti apa yang benar-benar dapat memberikan kontribusi seperti itu. Hasil penelitian juga diharapkan dapat memberikan kontribusi sebagai dasar bagi perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan oleh pemerintah. Hanya saja, perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan oleh pemerintahan di Indonesia sampai sejauh ini belum didasarkan pada penelitian. Terakhir, penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi langsung kepada masyarakat. Tetapi perlu diperhatikan bahwa tidak semua penelitian hasilnya dapat diterapkan langsung di kalangan masyarakat. Oleh karena itu, perumusan kegunaan perlu dilakukan secara hati-hati dan sedapat mungkin dengan memperhatikan karakteristik penelitian yang akan dilakukan.
***
Kembali membaca Pokok Bahasan Sebelumnya
Lanjutkan membaca Materi Berikutnya
***
Hak cipta blog dan tulisan: I Wayan Mudita (2019)
Revisi pertama: 23 Februari 2019, revisi termutakhir: 6 Februari 2021
- Kesesuaian (relevance), sesuai dengan bidang ilmu tertentu, dalam hal ini ilmu lingkungan, dengan kemajuan bidang ilmu tersebut, dengan permasalahan yang sedang dihadapi pemerintah dan masyarakat dalam bidang tersebut, dsb., sehingga masalah memang perlu untuk diteliti; baca mengenai meningkatkan kesesuaian penelitian di ResearchGate;
- Keaslian (originality), merupakan pemikiran asli peneliti untuk mengatasi masalah yang benar-benar ada, bukan masalah yang dikarang, baca diskusi mengenai keaslian penelitian di ResearchGate;
- Kebaruan (novelty), mengandung sesuatu yang baru atau terobosan untuk mengatasi suatu masalah, baca diskusi mengenai kebaruan penelitian di ResearchGate;
- Nilai penting (significance), mampu menunjukkan bahwa penelitian dapat memberikan kontribusi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan atau mengatasi masalah kemasyarakatan, baca diskusi mengenai arti penting penelitian di ResearchGate;
- Ketertelitian (researchability), masalah dapat diteliti dalam kaitan dengan ketersediaan data, tidak mengganggu keamanan, dan tidak bertentangan dengan nilai moral dan agama yang dianut masyarakat setempat
- Kelayakan (feasibility), layak dari segi waktu, biaya, sumberdaya lain yang dapat dicurahkan dalam melaksanakan penelitian guna menjawab permasalahan tersebut, sesuatu yang dapat dikelola (manageable) pelaksanaannya.
Masalah penelitian dirumuskan dengan: (1) memberikan latar belakang, (2) mengidentifikasi dari sejumlah masalah yang berkaitan dengan latar belakang, dan (3) membatasi dalam konteks tertentu. Perumusan (formulatiing) atau pendefinisian (defining) masalah penelitian tersebut diperlukan untuk:
- Memberikan pengantar mengenai arti penting masalah yang diteliti
- Menempatkan topik penelitian ke dalam konteks kategori, landasan filosofis, pendekatan, dan metodologi penelitian
- Memberikan dasar untuk menentukan tujuan penelitian dan kerangka penulisan laporan penelitian (termasuk skripsi, tesis, dan disertasi).
- Menunjukkan dengan jelas apa yang akan diteliti, menghindari penggunaan istilah yang bermuatan nilai;
- Merumuskan apa yang diteliti ke dalam konsep utama yang berhubungan dengan konsep lain yang hubungannya akan diteliti secara kuantitatif atau kualitatif;
- Menyatakan rumusan masalah sebagai pernyataan yang tidak terlalu menggeneraslisasi atau pernyataan yang tidak dapat dipertanggungkawabkan secara ilmiah;
- Menunjukkan ruang lingkup atau batas-batas penelitian;
- Menunjukkan arti penting, manfaat, dan justifikasi penelitian; dan
- Menunjukkan bahwa rumusan masalah penelitian layak diteliti dari segi latar belakang ilmu pengetahun yang dimiliki, waktu yang tersedia, dan sumberdaya yang dapat digunakan.
Sekedar sebagai contoh, misalkan topik utama yang akan diteliti adalah perladangan tebas bakar (memperhatikan 1). Perladangan tebas bakar merupakan topik ilmu pertanian. Supaya menjadi topik ilmu lingkungan maka topik utama perladangan tebas bakar tersebut perlu dihubungkan dengan isu lingkungan saat ini (syarat 1). Ada banyak isu lingkungan yang berkaitan dengan perladangan tebas kabar, antara lain kerusakan lingkungan di kawasan perdesaan di Timor Barat. Akan tetapi hubungan perladangan tebas bakar dan kerusakan lingkungan yang bagaimana yang dapat menunjukkan keaslian (syarat 2) dan kebaruan (syarat 3) tapi dapat diteliti (syarat 4)? Untuk memenuhi syarat 2 dan syarat 3 tersebut, perlu dilakukan tinjauan pustaka untuk memastikan aspek perladangan tebas bakar dan kerusakan lingkungan seperti apa yang telah diteliti oleh orang lain dan di antara berbagai aspek tersebut, mana yang belum diteliti dan sejauh mana aspek yang belum diteliti tersebut merupakan aspek yang penting diteliti di Timor Barat (syarat 5, memperhatikan 5). Misalkan (sekedar sebagai contoh) setelah membaca banyak pustaka (bukan hanya 1-2 pustaka dalam Bahasa Indonesia) topik utama perladangan tebas bakar dipersempit menjadi kearifan lokal dalam perladangan, dan topik tambahan kerusakan lingkungan dipersempit menjadi kebakaran hutan dan degradasi lahan. Berdasarkan atas topik utama dan topik tambahan yang sudah dipersempit tersebut maka masalah penelitian dirumuskan menjadi "kearifan lokal merupakan faktor yang menentukan apakah perladangan dapat atau tidak menyebabkan kebakaran hutan dan lahan serta degradasi lingkungan" (memperhatikan 2 dan 3). Dengan menggunakan pertanyaan, masalah penelitian dapat dirumuskan menjadi "sejauh mana kerifan lokal menentukan apakah perladangan tebas bakar menyebabkan kebakaran hutan dan lahan serta degradasi lingkungan?" (memperhatikan 2 dan 3). Konsep kearifan lokal, kebakaran hutan dan lahan, serta degradasi lingkungan dalam rumusan masalah penelitian tersebut perlu didefinisikan untuk membatasi masalah penelitian (memperhatikan 4).
Apakah masalah penelitian yang sudah dirumuskan tersebut merupakan masalah asli? Untuk menunjukkan keaslian, perlu dirujuk pustaka yang mengindikasikan hal itu. Misalkan, setelah dilakukan penelusuran pustaka tidak ditemukan pustaka yang menunjukkan bahwa masalah yang sama telah diteliti. Di mana kebaruan masalah penelitian yang sudah dirumuskan tersebut? Masalah penelitian ini merupakan sesuatu yang baru karena, misalkan saja, selama ini perladangan tebas bakar begitu saja dipersalahkan sebagai penyebab kebakaran hutan dan degradasi lahan. Sejauh mana masalah yang telah dirumuskan tersebut merupakan masalah yang penting? Masalah tersebut penting secara lokal, nasional, dan bahkan internasional karena selama ini perladangan dituding sebagai penyebab kebakaran hutan dan lahan yang disorot secara nasional dan internasional dan kearifan lokal diharapkan dapat ikut memberikan kontribusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Masalah penelitian yang telah dirumuskan tersebut layak diteliti untuk menyusun tesis dalam bidang ilmu lingkungan karena dapat diteliti secara multi-, antar-, dan bahkan trans-disipliner, cocok dengan isu masalah lingkungan masa kini, yaitu perubahan iklim, dan merupakan ruang lingkup publikasi sejumlah jurnal ilmiah bidang lingkungan (syarat 6, memperhatikan 6).
Masalah penelitian memberikan dasar terhadap perumusan tujuan penelitian yang merupakan pernyataan ringkas tetapi jelas yang diperlukan untuk memberikan arah dalam hal bagaimana data akan dikumpulkan, dianalisis, dan disimpulkan. Tujuan penelitian menentukan hasil yang diharapkan akan diperoleh pada akhir penelitian sebagai jawaban terhadap masalah penelitian yang telah dirumuskan. Oleh karena itu, tujuan penelitian perlu dirumuskan secara SMART, yaitu specific (khusus), measurable (terukur), atainable (dapat dicapai), realistic (merujuk pada kenyataan), dan time bound (terikat waktu). Tujuan penelitian pada dasarnya merupakan ringkasan mengenai apa yang diharapkan akan diperoleh dari mengatasi masalah penelitian yang telah dirumuskan.
Kembali sekedar sebagai contoh, dari masalah penelitian "kearifan lokal merupakan faktor yang menentukan apakah perladangan penelitian dapat atau tidak menyebabkan kebakaran hutan dan lahan serta degradasi lingkungan" atau pertanyaan penelitian "sejauh mana kerifan lokal menentukan apakah perladangan penelitian dapat atau tidak menyebabkan kebakaran hutan dan lahan serta degradasi lingkungan?" dapat dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut:
- Untuk mengetahui kearifan lokal yang berkaitan dengan perladangan tebas bakar di perdesaan Timor Barat saat ini;
- Untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan lokasl mengenai perladangan tebas bakar yang masih ada di perdesaan Timor Barat tetap masih dilaksanakan;
- Untuk menjelaskan keterkaitan antara kearifan lokal dalam perladangan tebas bakar dengan kebakaran hutan dan lahan serta degradasi lingkungan di perdesaan Timor Barat
Kegunaan penelitian merupakan pernyataan mengenai kontribusi apa yang dapat diharapkan dari hasil penelitian. Penelitian pada tataran pasca-sarjana tentu saja diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan. Namun berkaitan dengan ini, sebaiknya baca buku yang ditulis oleh Thomas Kuhn (1996), The Structure of Scientific Revolution (unduh PDF gratis), untuk memahami penelitian seperti apa yang benar-benar dapat memberikan kontribusi seperti itu. Hasil penelitian juga diharapkan dapat memberikan kontribusi sebagai dasar bagi perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan oleh pemerintah. Hanya saja, perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan oleh pemerintahan di Indonesia sampai sejauh ini belum didasarkan pada penelitian. Terakhir, penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi langsung kepada masyarakat. Tetapi perlu diperhatikan bahwa tidak semua penelitian hasilnya dapat diterapkan langsung di kalangan masyarakat. Oleh karena itu, perumusan kegunaan perlu dilakukan secara hati-hati dan sedapat mungkin dengan memperhatikan karakteristik penelitian yang akan dilakukan.
***
Kembali membaca Pokok Bahasan Sebelumnya
Lanjutkan membaca Materi Berikutnya
***
Hak cipta blog dan tulisan: I Wayan Mudita (2019)
Revisi pertama: 23 Februari 2019, revisi termutakhir: 6 Februari 2021
Hak cipta tulisan ini dilindungi berdasarkan Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 3.0 Unported License.
Untuk memahami tulisan singkat ini secara lebih tuntas, silahkan klik setiap tautan yang tersedia. Bila Anda adalah mahasiswa peserta kuliah Metodologi Penelitian Lingkungan PPs Undana semester genap 2019/2020, Anda wajib menyampaikan komentar sebagai tugas selambat-lambatnya pada 22 Februari 2020.
Terima kasih Bapak atas materi ini bahwa setiap penelitian selalu berangkat dari masalah apabila peneliti telah dapat menemukan masalah maka pekerjaan penelitian 50 % telah selesai (Prof. Dr. Sugiyono, 1995). Kemudian (Hasan Mustafa, 1997) bahwa Penelitian dapat diawali dengan adanya keingintahuan yang kuat dari peneliti itu sendiri untuk menemukan sesuatu yang baru (exploratory). Pertanyaan saya bagaimana perumusan masalah penelitian eksplorasi menemukan masalah penelitian. Terima kasih
ReplyDeletePertama-tama tentukan dahulu, apakah topik penelitian Anda merupakan topik yang memang benar-benar baru dengan cara mencari pustaka untuk menunjukkan bahwa memang demikian adanya. Selanjutnya, lakukan pemilihan aspek permasalahan penelitian ke dalam beberapa pertanyaan penelitian. Setiap pertanyaan penelitian harus merujuk kepada aspek tertentu dari topik penelitian.
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeletemenanggapi tulisan bapak diatas "Berkaitan dengan penelitian untuk skripsi, tesis, dan disertasi, soal kelayakan masalah penelitian juga perlu mempertimbangkan apakah tersedia dosen dengan bidang keahlian yang diperlukan untuk bisa membimbing dengan baik."
ReplyDeleteapabila saya ingin melakukan study kelayakan terkait salah satu kawasan ekonomi Khusus yang ada di Kabupaten Kupang,apakah bisa dilaksanakan dalam rentang waktu kurang lebih 1 semester tahun pelajaran? dan apakah ada referensi terkait dosen di pascasarjana saat ini pak? terima kasih pak
1) Bergandung pada kedalaman studi kelayakan yang akan dilakukan, ikonsultasikan dengan pembimbing. 2) Mohon dicari sendiri informasi mengenai hal ini, mungkin dengan mendiskusikannya dengan kepala prodi.
DeleteSelamat siang pak. Dalam penulisan Hipotesis, bagaimana cara kita menentukan bentuk penulisan hipotesis...?? Apakah ada kriteria atau ketentuan tertentu dalam penulisan hipotesis pak..??
ReplyDeleteHipotesis diperlukan untuk penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk menjelaskan (explanatory research). Oleh karena itu, hipotesis merupakan pernyataan statistik mengenai ada atau tidak ada perbedaan, ada atau tidak ada hubungan, dsb. Kriteria yang digunakan adalah kriteria statistik mengenai penjelasan yang akan diuji. Silahkan membaca buku-buku teks metode statistik (statistical methods) untuk mempelajari cara merumuskan hipotesis.
DeleteBaik pak, terimakasih pak.
DeleteSelamat siang pak.. Beberapa kali saya menemukan di S1 bahwa ada orang yang lebih dahulu menetapkan judul baru dicari rumusan masalah berdasarkan judul penelitian tersebut. tetapi setelah membaca materi di atas saya mencoba berkesimpulan bahwa lebih mudah kita mencari dan merumuskan suatu masalah kemudian menetapkan tujuan penelitian baru kita menentukan judul yang tepat untuk penelitian kita.. apakah seperti itu pak ?
ReplyDeletePenelitian kita lakukan untuk menyekesaikan masalah, bukan untuk membuat judul. Tanpa judul, kita bisa menyelesaikan penelitian asalkan masalahnya jelas. Sebaliknya tanpa ada masalah, judul tinggal judul.
DeleteSelamat siang pak...
ReplyDeleteDari penjelasan bpk, bahwa suatu masalah penelitian harus memenuhi beberapa syarat diantaranya Kebaruan (novelty). Yang mau saya tanyakan, bagaimana cara kita mengetahui apakah rumusan masalah yang ada mengandung unsur novelty tadi atau tidak. Karena terkadang kita hanya fokus pada mencari masalah dengan mengabaikan unsur-unsur tsb. Makasih atas penjelasan bpk.
Jawabannya sederhana, tetapi melakukannya tidak mudah. Untuk mengetahui bahwa masalah penelitian kita memenuhi syarat novelty maka kita perlu membaca jurnal ilmiah terkemuka dan mutakhir dalam bidang yang kita teliti. Itu sebabnya maka pembimbing yang baik akan menganjurkan (dan memaksa) mahasiswa bimbingannya untuk membaca artikel jurnal ilmiah terkemuka dan mutakhir dalam bidang yang ditekuninya. Misalnya, mulai sekarang, coba biasakan membaca PLOS One (open access gratis).
DeleteSelamat Siang pak, mohon maav kmarin kuliah saya belum sempat menyampaikan pertanyaan mengenai materi ini. Yang saya ingin tanyakan Apa saja hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan membatasi masalah penelitian jika penelitian yang dilakukan menggunakan pandangan pascapositivis...? Dimana sesuai dengan materi yang Bapak berikan bahwa penelitian dengan menggunakan pengamatan berjarak pascapositivis akan menghasilkan teori dan jika dalam penelitian tersebut menghasilkan teori yang kemudian dapat digunakan untuk mempediksi atau menjawab masalah penelitian yang ada.
ReplyDeletePertama-tama, pahami dengan baik terlebih dahulu, cara pandang pascapositivistik itu seperti apa. Kemudian tentukan masalah yang dapat dicarikan penyelesaiannya dengan menggunakan cara pandang pascapositivistik. Maaf (bukan maav), penelitian untuk membangun teori (theory building) dapat dilakukan dengan cara pandang mana saja, tidak hanya dengan cara pandang pascapositivistik. Demikian juga dengan penelitian prediktif.
Deletebaik pak...terima kasih atas penjelasannya....
Deleteslamt malam bapk bagi saya sangt senang melaksanakan penelitian praktis artinya hal nyata yg sering dialamai dlama tugas. tetapi kendala terbesar adalah bagaimn memodifikasi dalam sebuah metode dan menentukan variabel penelitian. kira2 apa yg perlu dikaji terlebih dahulu, krna kita terbatas dengan literatur lokal.mohn penjlsan
ReplyDeleteHal pertama yang perlu dilakukan adalah merumuskan masalah penelitian dengan baik. Begitu masalah telah dirumuskan dengan baik maka penentuan peubah (variable) akan menjadi jauh lebih mudah. Tentu akan lebih mudah lagi bila sudah membaca banyak pustaka dalam bidang yang diteliti, yang pada umumnya dalam Bahasa Inggris. Bahasa Inggris adalah bahasa akademik, tidak bisa kita hindari, melainkan harus kita hadapi.
Deletemakasi bapk atas saran yang baik buat saya
ReplyDeleteSelamat siang bapak, dalam penjelesan bapak : masalah penelitian dapat dirumuskan dalam bentuk pernyataan tetapi juga dalam bentuk pertanyaan
ReplyDelete(research questions). Perumusan masalah penelitian sebagai pertanyaan penelitian lazim digunakan dalam bidang-bidang ilmu sosial dan humaniora
Pertayaan saya: bagaimana dengan penjabaran perumusan masalah penelitian dalam ilmu lingkungan? Lebih tepatnya menggunakan "pernyataan" atau pernyataan? Mohon penjelasan bapak. Terima kasih.
Selamat Siang bapak, dalam penentuan masalah penelitian yang dirumuskan terlebih dahulu menentukan kritikan berupa argumen dari pustaka atau menentukan topik penelitiannya?
ReplyDeleteKalau menurut sya pertama-tama tentukan dahulu topik penelitian apa yg mau diteliti baru kita mencari argumen dari Pustaka.
DeleteSaya setuju dengan Pak Ryan, pertama-tama kita harus menentukan topik penelitian yang kita akan teliti karena apabila Kak Aris mendahulukan argumen pustaka akan mengambang kemana-mana persoalan yang kakak akan tulis di pustaka.
DeleteMennetukan topik terlebih dahulu sehingga lebih mengarah dalam kritikan sehingga fokkus kritikannya lebih jelas
DeleteMenentukan Topik penelitian
DeleteTopik penelitian bisa mencakup aspek yang luas tetapi masalah penelitian biasanya dipersempit mengenai hal spesifik yang akan ditangani.
Selamat malam Pak, terima kasih atas penyajian materi 3.1. Apa Itu Masalah dan Pertanyaan Penelitian dan Bagaimana Kaitannya dengan Tujuan dan Kegunaan Penelitian? ini.
ReplyDeleteDalam materi ini dijelaskan bahwa Masalah penelitian memberikan dasar terhadap perumusan tujuan penelitian yang merupakan pernyataan ringkas tetapi jelas yang diperlukan untuk memberikan arah dalam hal bagaimana data akan dikumpulkan, dianalisis, dan disimpulkan.
Yang menjadi pertanyaan saya :
1. Fenomena ke masalah ada pengganggu, bagaimana meminimalisir?
2. Bagaimana cara menyusun masalah penelitian agar tidak menimbulkan keraguan pembaca kepada peneliti?
Mohon penjelasannya Pak, terima kasih dan salam sehat.
Selamat siang ibu Stevania
DeleteUntuk pertanyaan nomor 1 : Pertama kita harus mengetahui indikator-indikator penyaring dari setiap langkah pencarian masalah yang bisa dan perlu diteliti. Indikator-indikator tersebut menjadi alat kita untuk menentukan dari setiap fenomena mana yang termasuk masalah. Dari setiap malasah mana yang termasuk masalah peneltian dan seterusnya sampai ditemukan masalah yang bisa dan perlu untuk diteliti.
Sedangkan Bagaimana cara menyusun masalah penelitian agar tidak menimbulkan keraguan pembaca kepada peneliti?
Jawab : apa yang menjadi rumusan masalah dengan latar belakang harus masuk akal, jelas dan data yang didapat hasil dari pengamatan peneliti.
Demikian penjelasan saya.... Terima kasih
Pertanyaan lanjutan, sesuai dengan penyajian materi di atas bahwa masalah penelitian dirumuskan dengan: (1) memberikan latar belakang, (2) mengidentifikasi dari sejumlah masalah yang berkaitan dengan latar belakang, dan (3) membatasi dalam konteks tertentu.
ReplyDeleteYang menjadi pertanyaan saya adalah :
1. Hal-hal penting apakah yang dapat dikemukakan di latar belakang masalah?
2. Bagaimana cara yang mudah dan sistematis dalam menganalisis masalah di latar belakang masalah, agar latar belakang masalah tidak melebar kemana-mana?
3. Selalu ditemui dalam sebuah proposal atau skripsi bahwa di latar belakang masalah peneliti mengutip definisi dari variabel yang diteliti, apakah hal tersebut perlu dilakukan?
4. Apakah jumlah item tujuan penelitian sama dengan rumusan masalah?
Mohon penjelasannya Pak, terima kasih dan salam sehat.
Selamat malam Ibu Stevania, ijin memberikan komentar terkait pertanyaan yang Ibu ajukan.
Delete1. Bagian latar belakang harus memberikan informasi umum mengenai topik penelitian dan menekankan pada tujuan utama penelitian. Harap pastikan bahwa hanya membahas aspek utama dan relevan dari studi yang mengarah pada tujuan penelitian. Jangan menjelaskannya lebih lanjut karena ini akan dilakukan di bagian tinjauan pustaka. Bagian latar belakang harus membahas temuan secara kronologis untuk menggabarkan kemajuan di lapangan dan poin-poin hilang yang perlu ditangani. Latar belakang harus ditulis sebagai ringkasan dari interpretasi terhadap penelitian sebelumnya, tidak perlu dengan menyertakan hasil , serta memuat apa yang ingin dicapai melalui penelitian.
2. Hal yang perlu diperhatikan dalam menulis rumusan masalah, yaitu : Letakkan masalah dalam konteks (apa yang sudah kita ketahui?), Jelaskan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini (apa yang perlu kita ketahui?), Tunjukkan relevansi masalah (mengapa kita perlu mengetahuinya?),Tetapkan tujuan penelitian (apa yang akan Anda lakukan untuk mengetahuinya? Pernyataan masalah harus membingkai masalah penelitian Anda dalam konteks khusus dan memberikan beberapa latar belakang tentang apa yang sudah diketahui tentangnya.
3. Pernyataan masalah sering kali memiliki tiga elemen: masalah itu sendiri, dinyatakan dengan jelas dan dengan detail kontekstual yang cukup untuk menjelaskan mengapa itu penting; metode pemecahan masalah, sering dinyatakan sebagai klaim atau tesis; maksud, pernyataan tujuan dan ruang lingkup dokumen yang penulis persiapkan. Unsur-unsur tersebut harus singkat agar pembaca tidak tersesat. Semua penelitian harus menyertakan rumusan masalah yang didukung oleh kutipan penelitian sebelumnya
4. Tujuan penelitian menggambarkan apa yang diharapkan untuk dicapai oleh suatu proyek penelitian. Setelah menentukan tujuan, pertimbangkan apakah masing-masing mungkin dan jika jumlah tujuan realistis (misalnya, harus ada antara tiga sampai lima tujuan yang terambil dari tujuan utama). Tujuan dan sasaran penelitian harus SMART: Spesifik - tepat mengenai apa yang akan dilakukan. Rumusan masalah dapat terdiri dari beberapa paragraf dan menjadi dasar proposal penelitian, atau dapat diringkas menjadi beberapa kalimat saja. Terima kasih.
selamat malam pak,,terima kasih untuk penyajian materi yang yang baik dan menarik,pada penjelasan yang telah disampaikan bahwa hasil penelitian tentunya memberikan kontribusi langsung kepada masyarakat namun harus memperhatian karakteristik penelitian ,,mohon penjelsan/pandangan bapak mengenai karakteristik penelitian pak,,terima kasih pak
ReplyDeleteSelamat malam Pak Maxen, ijin menjawab. Dalam penulisan ilmiah terdapat 8 (delapan) syarat karakteristik penelitian ilmiah berikut adalah yang harus terpenuhi bagi sebuah penelitian agar bisa dikategorikan sebagai penelitian yang ilmiah:
Delete1. Purposive (tujuan)
Memiliki tujuan atau maksud tertentu
2. Rigor (ada keseriusan)
Dilakukan dengan cermat, teliti, dan memiliki tingkat keakuratan tertentu
3. Testability (dapat diuji)
Memiliki dugaan atau hipotesis tertentu dan dapat diuji menggunakan ilmu yang berkaitan serta ilmu statistika (untuk data yang terkumpul, baik berjenis kualitatif maupun kuantitatif)
4. Replicability (dapat direplikasikan)
Kesimpulan atau penemuan hasil penelitian memiliki sifat stabil. Maksudnya, hasil penelitian akan memiliki kesimpulan yang sama apabila dilakukan oleh peneliti lain denganmenggunakan metode yang sama.
5. Precision and Confidence (mengandung presisi dan keyakinan)
Dapat menunjukan seberapa besar :
a. keakuratan penelitian
b. peluang bahwa taksiran peneliti adalah benar
Kedua poin diatas dapat dilakukan dengan mengaplikasikan ilmu statistika dalam penelitian.
6. Objectivity
Kesimpulan penelitian harus berdasarkan fakta yang dihasilkan dari temuan data aktual,dan bukan berdasarkan subjektifitas atau emosional peneliti.
7. Genarilizebility (berlaku umum)
Hasil penelitian dapat diterapkan seluas mungkin, semakin besar ruang lingkup penerapan hasil penelitian maka akan semakin baik
8. Parsimony (efisien)
Memiliki prinsip kesederhanaan dalam menjelaskan :!
a. masalah penelitian
b. alur penelitian
Demikian yang bisa saya jelaskan, terima kasih dan salam sehat
Mencoba menjawab pertanyaan dari Pak Maxen.
DeleteJawabannya mungkin yang dimaksud sesuai dengan karakteristik penelitian yaitu penelitian yang dilakukan masuk ke dalam kriteria penelitian ilmu lingkungan dan juga sesuai waktu yang tersedia, dan sumberdaya yang dapat digunakan.
Selamat malam, Pak. terima kasih atas materi yang disampaikan.
ReplyDeleteyang ingin saya tanyakan mengenai signifikansi dari rumusan masalah dan tujuan dalam sebuah penelitian. lalu, bagaimana mengembangkan pertanyaan penelitian yang tepat dan terarah?
Terima kasih, Pak.
Selamat Malam pa Marlon.
DeleteMendapatkan ide penelitian bisa dimunculkan dari berbagai permasalahan yang ada di sekitar kita. Tentunya permasalahan-permasalahan tersebut juga harus ditimbang bobotnya agar bisa menjadi topik penelitian yang berkualitas. Tak hanya menentukan ide dan topik penelitian, tetapi menentukan rumusan masalah yang diperlukan adanya pertanyaan-pertanyaan ilmiah akan pemasalahan tersebut juga sangat penting.
Pertanyaan penelitian yang baik sangat penting untuk memandu penelitian kita. Ini menunjukkan dengan tepat apa yang ingin peneliti ketahui dan mengharuskan peneliti untuk fokus serta menetapkan tujuan yang jelas dari penelitian tersebut. Semua pertanyaan penelitian harus mencakup beberapa hal di bawah ini:
a) Fokus pada satu masalah atau isu-isu di masyarakat
b) Diteliti menggunakan sumber primer dan/atau sekunder
c) Layak untuk dijawab dalam kerangka waktu dan kendala praktis
d) Cukup spesifik untuk menjawab secara menyeluruh
e) Cukup kompleks untuk mengembangkan jawaban atas ruang lingkup makalah atau tesis
f) Relevan dengan bidang studi Anda dan/atau masyarakat secara lebih luas
Dalam makalah penelitian, biasanya peneliti menulis satu pertanyaan penelitian untuk memandu kita dalam membaca dan berpikir. Peneliti juga dapat meningkatkan kemampuan menulis peneliti untuk mendapatkan satu pertanyaan yang dapat menuntun peneliti kepada pertanyaan-pertanyaan penelitian yang bagus. Jawaban yang peneliti kembangkan adalah pernyataan tesis - pernyataan utama atau posisi yang akan dibahas pada laporan.
Dalam proyek penelitian yang lebih besar mungkin memiliki beberapa pertanyaan penelitian, tetapi mereka semua harus terhubung dengan jelas dan fokus di sekitar masalah penelitian pusat. Ada banyak jenis pertanyaan penelitian yang sesuai dengan berbagai jenis penelitian. Namun jangan asal dalam memilih jenis pertanyaan penelitian agar hasil penelitian ilmiah juga memiliki kredibilitas yang tinggi.
cara menulis pertanyaan penelitian
Proses mengembangkan pertanyaan penelitian Anda mengikuti beberapa langkah:
a) Pilih topik yang luas
b) Lakukan beberapa bacaan pendahuluan untuk mencari tahu tentang perdebatan dan masalah topikal
c) Mempersempit batasan tertentu dimana Anda ingin fokuskan
d) Mengidentifikasi masalah penelitian praktis atau teoritis yang Anda akan pecahkan
Bila peneliti memiliki masalah yang dengan jelas terdefinisikan, peneliti perlu merumuskan satu atau lebih pertanyaan. Pikirkan tentang apa yang peneliti ingin tahu dan bagaimana hal itu akan memberikan kontribusi untuk memecahkan masalah.
Selamat siang Pak, terima kasih atas penyajian materi 3.1. Apa Itu Masalah dan Pertanyaan Penelitian dan Bagaimana Kaitannya dengan Tujuan dan Kegunaan Penelitian?
ReplyDeleteSaya ingin bertanya
1.Bagaimana cara menyajikan identifikasi masalah?
2.Selalu ditemui dalam proposal penelitian, pernyataan batasan masalah adalah pengulangan dari judul, apakah boleh seperti itu?
Mohon penjelasan Bapak, terimakasih.
This comment has been removed by the author.
DeleteIzin menjawab pertanyaan nomor 1 ibu Tesa, Secara singkat prosedur yang dapat dilakukan oleh peneliti untuk melakukan identifikasi suatu masalah yaitu sebagai berikut :
Delete1. Harus dapat memahami teori, fakta, dan ide dalam bidang yang telah diteliti. Peneliti diharuskan mengetahui penelitian dalam bidang tersebut. Hal itu dapat didapatkan melalui review literatur.
2. Pengetahuan baru yang berkaitan dengan minat peneliti bisa diperoleh melalui jurnal internasional, majalah, dan buku-buku baru.
3. Survei sasaran untuk penelitian lebih lanjut yang diberikan di akhir laporan penelitian dan tinjauan proyek penelitian.
4. Situasi kehidupan, hubungan yang dibangun oleh penelitian terkait dan implikasi progresif karena adanya kemajuan teknologi.
5. Masalah keingintahuan peneliti dan minat alami peneliti.
Ijin menjawab pertanyaan nomor 2 Ibu Tresia Naffi, menurut saya Pernyataan di batasan masalah bukanlah pengulangan judul, tetapi membatasi ruang lingkup masalah sesuai dengan masalah yang akan diteliti. Terima kasih.
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteSelamat Malam Bapak.
ReplyDeleteTerima kasih Bapa untuk materinya pada nomor 3.1. Apa Itu Masalah dan Pertanyaan Penelitian dan Bagaimana Kaitannya dengan Tujuan dan Kegunaan Penelitian?
Dari materi di atas diketahui bahwa perlu adanya hubungan antara masalah penelitian dan perumusan masalah. Masalah penelitian harus lahir dari topik penelitian terutama berkaitan dengan isu-isu krusial dalam bidang lingkungan. Aspek kelayakan menjadi perhatian khusus agar penelitian dapat terukur dari segi waktu, dana, dan keterbatasan lainnya.
Pertanyaannya :
a. Penelitian dalam bidang lingkungan harus bisa terjustifikasi; suatu pembuktian atau proses pembuktian dengan menyodorkan fakta terhadap hipotesis atau proposisi. Bila justifikasi terhadap suatu masalah lingkungan yang sangat krusial tetapi mengalami keterbatasan dari segi instrumen teknologi yang terbatas atau metode analisis yang belum diketahui, apa yang harus dilakukan?
b. Bagaimana menjelaskan pertanyaan penelitian yang bersifar measurable (terukur) pada penelitian kualitatif?
Mohon penjelasannya Bapak, Terima kasih Bapak
This comment has been removed by the author.
DeleteTerimakasih Pak Piter Pulang atas pertanyaannya.
DeleteMenjawab pertanyaan kedua, kita melihat istilah 'Reliabilitas' adalah konsep yang digunakan untuk menguji atau mengevaluasi penelitian kuantitatif, gagasan paling sering digunakan dalam semua jenis penelitian. Jika kita melihat gagasan pengujian sebagai cara memperoleh informasi maka uji terpenting dari setiap studi kualitatif adalah kualitasnya. Sebuah studi kualitatif yang baik dapat membantu kita “memahami situasi yang sebaliknya akan membingungkan”(Eisner, 1991, hlm. 58). Hal ini berkaitan dengan konsep penelitian yang berkualitas baik. Reliabilitas adalah konsep untuk mengevaluasi kualitas dalam studi kuantitatif dengan "tujuan menjelaskan" sedangkan konsep kualitas dalam studi kualitatif memiliki tujuan "menghasilkan pemahaman" (Stenbacka, 2001, hlm. 551). Perbedaan tujuan mengevaluasi kualitas studi di Penelitian kuantitatif dan kuantitatif merupakan salah satu alasan munculnya konsep reliabilitas tidak relevan dalam penelitian kualitatif. Menurut Stenbacka, (2001) “konsep reliabilitas adalah bahkan menyesatkan dalam penelitian kualitatif. Jika studi kualitatif dibahas dengan reliabilitas sebagai suatu kriteria, konsekuensinya adalah bahwa studi itu tidak baik ”(hal. 552). Di sisi lain, Patton (2001) menyatakan bahwa validitas dan reliabilitas adalah dua faktor yang mana setiap peneliti kualitatif harus memperhatikan saat merancang penelitian, menganalisis hasil dan menilai kualitas studi. Ini sesuai dengan pertanyaan bahwa "Bagaimana seorang penanya meyakinkan audiensnya bahwa temuan penelitian dari suatu penyelidikan layak untuk diperhatikan? "(Lincoln & Guba, 1985, p. 290). Untuk menjawab pertanyaan tersebut, Healy dan Perry (2000) menegaskan bahwa kualitas suatu kajian dalam setiap paradigma harus dinilai dari istilah paradigmanya sendiri. Misalnya , istilah Reliabilitas dan Validitas adalah kriteria penting untuk kualitas dalam kuantitatif paradigma, dalam paradigma kualitatif istilah Kredibilitas, Netralitas atau Konfirmasi, Konsistensi atau Ketergantungan dan Penerapan atau Transferabilitas menjadi kriteria penting untuk kualitas (Lincoln & Guba, 1985). Lebih spesifik dengan istilah reliabilitas secara kualitatif penelitian, Lincoln dan Guba (1985, hal. 300) menggunakan "ketergantungan", dalam penelitian kualitatif berhubungan erat dengan gagasan "reliabilitas" dalam penelitian kuantitatif. Mereka lebih menekankan "Audit penyelidikan" (hal. 317) sebagai salah satu ukuran yang mungkin meningkatkan ketergantungan penelitian kualitatif. Ini dapat digunakan untuk memeriksa proses dan produk penelitian konsistensi (Hoepfl, 1997). Dalam nada yang sama, Clont (1992) dan Seale (1999) mendukung konsep ketergantungan tersebut dengan konsep konsistensi atau reliabilitas dalam penelitian kualitatif. Itu konsistensi data akan tercapai jika langkah-langkah penelitian diverifikasi pemeriksaan item seperti data mentah, produk reduksi data, dan catatan proses (Campbell,1996). Untuk memastikan keandalan dalam penelitian kualitatif, pemeriksaan terhadap kepercayaan sangat penting. Seale (1999), sambil membangun studi berkualitas baik melalui reliabilitas dan validitas dalam penelitian kualitatif, menyatakan bahwa “laporan penelitian yang dapat dipercaya terletak pada inti permasalahan konvensional dibahas sebagai validitas dan reliabilitas ”(hlm. 266). Stenbacka (2001) berpendapat bahwa karena masalah reliabilitas menyangkut pengukuran maka tidak ada relevansinya dalam penelitian kualitatif.
selamat malam pak petrus pulang, saya mencoba untuk menjawab soal no. 2, Bagaimana menjelaskan pertanyaan penelitian yang bersifar measurable (terukur) pada penelitian kualitatif? Apabila pak petrus sudah menentukan tujuan secara terukur , maka langkah selanjutnya adalah pak petrus harus mengukur dan mengetahui nilai secara terukur yang sudah pak petrus buat. Apakah pak petrus sudah mengetahui kesanggupan/ tidaknya sesuatu yang di rencanakan. Guna dari adanya Measurable juga untuk dapat mengetahui dan memutuskan lrencana selanjutnya dari fakta-fakta pak petrus yang sudah terukur.
DeleteSelamat sore pak, izin bertanya soal contoh poin tentang Nilai penting (significance), mampu menunjukkan bahwa penelitian dapat memberikan kontribusi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan atau mengatasi masalah kemasyarakatan dan Ketertelitian (researchability), masalah dapat diteliti dalam kaitan dengan ketersediaan data, tidak mengganggu keamanan, dan tidak bertentangan dengan nilai moral dan agama yang dianut masyarakat setempat. Terima kasih
ReplyDeleteSelamat Pagi Pa Yudha:
DeletePembatasan masalah menjadi aspek yang penting agar dapat memberikan fokus dan arah peneltian. Nilai penting sebuah penelitian harus dipertegas dalam masalah penelitian yang harus dirumuskan secara tegas, singkat dan padat dalam rumusan masalah. Salah satu nilai penting lainnya adalah nilai kebaruan atau novelty;unsur kebaruan atau temuan dari sebuah penelitian. Penelitian dikatakan baik jika menemukan unsur temuan baru sehingga memiliki kontribusi baik bagi keilmuan maupun bagi kehidupan. Karya tulis ilmiah baik skripsi / tesis / desertasi masih harus memiliki novelty novelty. Agar penelitian ini dapat dilakukan lebih fokus, sempurna, dan mendalam maka penulis memandang permasalahan penelitian yang diangkat perlu dibatasi variabelnya. Masalah atau fenomena yang kompleks harus bisa dibatasi dalam rumusan masalah yang secara tegas termuat dalam pertanyaan penelitian (aspek kelayakan) yang disesuaikan dengan waktu, dana dan keterbatasan penelitian lainnya.
Rumusan masalah menjadi salah satu bahasan penting dalam pembuatan karya tulis, baik skripsi, makalah, laporan penelitian ataupun bentuk yang lainnya. Rumusan permasalahan ini secara singkat mengungkapkan tentang latar belakang tulisan yang disampaikan terhadap batasan-batasan penyelesaian yang diharapkan. Contoh batasan masalah merupakan suatu contoh batasan pada sebuah ruang lingkup dalam suatu permasalahan agar pembahasan yang akan dilakukan fokus dan tidak melenceng dari penelitian. Adapun fungsi dari batasan masalah ini sendiri, seperti: Gambaran apa saja yang akan dibahas di dalam percobaan, penelitian, atau pemecahan masalah ini.
Terima kasih Pa
Setelah mendapatkan materi ini sekarang saya menjadi lebih paham bahwa ketika mau melakukan sebuah penelitian, hal pertama yang harus menjadi perhatian adalah masalah untuk diteliti. Seringkali sebelumnya saya berfikir bahwa yang pertamakali adalah judul terlebih dahulu. Ternyata hal ini kurang pas, sehingga sebelumnya saya juga hanya menemui kesulitan karena berangkatnya hanya dari judul.
ReplyDeleteMohon Bantuan penjelasannya Bapak, saya tertarik dengan topik peneltian terkait ficus, yang ingin saya tanyakan apakah bisa digabungkan antara kualitatif dan kuantitatif?, lalu sepekan ini saya coba mencari pustaka terkait ficus tetapi sangat kurang penelitan terdahulunya,lalu saya juga masih belum paham terkait Masalah dan Pertanyaan Penelitian dan Bagaimana Kaitannya dengan Tujuan dan Kegunaan Penelitian apabila menggunakan presepsi masyarakat terhadap pengembangan ficus? saya ingin konsultasikan dengan bapak terkait topik penelitian ficus?
ReplyDeleteSetiap mengawali suatu penelitian, maka seorang peneliti harusmampu mengidentifikasi sebuah Masalah Penelitian. Dalam hal inikekritisan peneliti menjadi modal utama dalam menemukansebuah masalah penelitian yang akan diteliti. Sumber-sumber masalahpenelitian dapat dimulai dengan ditemukannya kesenjangan antara hal yangdiinginkan dengan yang didapatkan dilapangan/lingkungan, kesenjangan antaraDas Sollen (seharusnya) dan Das Sein (kenyataan), kesenjangan antaraHarapan dan Kenyataan, kesenjangan antara Fakta dan Harapan dan kesenjangan antara apa yang diperlukan dengan apa yang tersedia. Pertanyaan saya, bagaimana membuat batasan masalah yang benar sehingga tidak membias dari apa yang seharusnya diteliti dengan apa yang terjadi di lapangan?
ReplyDeleteSelamat siang Pak Lobo,ijin menjawab pertanyaan. Menurut saya cara membuat batasan masalah yang benar sehingga tidak membias dari apa yang seharusnya diteliti dengan apa yang terjadi di lapangan yaitu :
Delete1. Batasan masalah hendaknya sesuai kempuan peneliti yaitu membatasi (memilih satu atau dua) masalah yang akan diteliti (pilih satu atau dua dari yang sudah teridentifikasi
2. Menegaskan pengertiannya yaitu sesuaikan batasan masalah dengan data dan fakta yang diperoleh dari lapangan
3. Memaparkan data yang memberikan gambaran lebih rinci yaitu meneliti dahulu semua batasan masalah yang akan ditentukan
4. Batasan masalah yang ditetapkan hendaknya memiliki daya tarik tersendiri bagi peneliti dan yang akan menikmati hasil penelitian tersebut.
Demikian penjelasan saya, terima kasih
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteBagaimana cara mendapatkan Jurnal yang Bagus secara gratis..
ReplyDelete