Selamat Datang

Metodologi Penelitian Lingkungan adalah blog yang dibuat untuk mendukung mahasiswa Magister Ilmu Lingkungan Undana mempelajari metodologi penelitian. Untuk memperoleh dasar yang memadai dalam mempelajari Metodologi Penelitian, silahkan kunjungi blog Baru Belajar Meneliti yang dibuat untuk membantu mahasiswa Program Sarjana Fakultas Pertanian mempelajari metodologi penelitian. Silahkan kunjungi blog Ilmu Lingkungan untuk memastikan bahwa sebagai mahasiswa ilmu lingkungan, mempelajari metodologi penelitian perlu dikaitkan dengan permasalahan lingkungan. Blog ini menyajikan pokok bahasan sebagaimana ditunjukkan oleh digit pertama nomor materi dan materi sub-pokok bahasan sebagaimana ditunjukkan oleh digit kedua nomor materi. Mahasiswa wajib membaca seluruh materi dengan angka digit pertama yang sama untuk mempersiapkan diri mengikuti setiap kali perkuliahan. Silahkan klik halaman Daftar Isi untuk mengakses materi kuliah secara langsung.

Monday, February 20, 2017

2.3. Bagaimana Menggunakan Unsur Penelitian dan Sarana Ilmiah dalam Penelitian Lingkungan?

Pada materi 2.1 Anda sudah belajar mengenai unsur penelitian berupa konsep, abstraksi, atau konstruk dan proposisi yang menghubungkan dua konsep, abstraksi, atau konstruk dalam penelitian kuantitatif maupun penelitian kualitatif. Saya berharap Anda juga sudah memahami apa itu peubah penelitian kuantitatif maupun topik atau tema penelitian kualitatif dan apa itu definisi operasional peubah untuk memungkinkan suatu peubah dapat diukur (measurable). Pada materi 2.2, Anda sudah belajar apa itu logika, bahasa, dan kebenaran ilmiah berdasarkan cara pandang positivistik-pascapositivistik, interpretatif-konstruktif, dan transformatif-emansipatori. Unsur penelitian dan sarana ilmiah tersebut diperlukan untuk menyusun proposal penelitian dengan baik yang akan saya uraikan pada materi 3.1, materi 3.2, dan materi 3.3. Pada tulisan ini saya berikan pengantar mengenai bagaimana menggunakan unsur penelitian dan sarana ilmiah tersebut dalam menyusun proposal penelitian.

Pokok Bahasan 2: Materi Kuliah
Membaca Materi 2.3.
Untuk merumuskan masalah penelitian, Anda perlu membatasi penelitian dengan mengabaikan bagian tertentu dari suatu masalah lingkungan dan memilih bagian lain dari masalah lingkungan yang sama. Pengabaikan dan pemilihan bagian dari suatu masalah lingkungan untuk menjadi masalah penelitian memerlukan dukungan pustaka. Anda membatasi masalah penelitian dengan cara merangkai pernyataan-pernyaan yang disertai dengan dukungan pustaka dengan menggunakan logika deduktif maupun induktif melalui gaya penulisan argumentatif. Hasil dari pembatasan masalah tersebut adalah rumusan masalah penelitian yang sebenarnya merupakan sebuah proposisi yang mengaitkan dua konsep, abstraksi, atau konstruk kuantitatif atau dua topik atau tema kualitatif. Dengan kata lain, rumusan masalah penelitian sebenarnya merupakan sebuah proposisi. Jika konsep, abstraksi, atau konstruk dapat diubah menjadi peubah yang dapat diukur maka proposisi menjadi hipotesis yang akan diuji melalui penelitian kuantitatif. Sebaliknya jika konsep, abstraksi, atau konstruk tidak dapat diubah menjadi peubah, melainkan hanya dapat diubah menjadi topik atau tema yang tidak dapat diukur, maka proposisi tidak perlu dipaksa untuk diubah menjadi hipotesis. Dalam kasus tertentu, topik atau tema dapat dibuatkan skala untuk diukur secara kuantitatif. Namun cara pandang yang dianut oleh peneliti akan menentukan apakah akan mengubah topik atau tema kualitatif menjadi kuantitatif atau membiarkannya tetap kualitatif.

Proposisi yang membentuk masalah penelitian dan kaitannya dengan hipotesis pada penelitian kuantitatif dan bukan hipotesis pada penelitian kualitatif
 
Berdasarkan atas skema di atas, masalah penelitian kuantitatif yang merupakan proposisi perlu menghubungkan dua konsep, abstraksi, atau konstruk. Dengan demikian, perumusan masalah penelitian mencakup menentukan dua konsep, abstraksi, atau konstruk ke dalam suatu proposisi. Misalnya, pernyataan "masalah yang akan diteliti adalah perladangan tebas bakar" bukan merupakan rumusan masalah penelitian. Untuk menjadikan pernyaann tersebut sebagai masalah penelitian, perlu diidentifikasi dua konsep, abstraksi, atau konstruk untuk dihubungkan melalui suatu proposisi. Misalnya, pernyataan "masalah yang akan diteliti adalah sejauh mana pengetahuan ekologi lokal berperan dalam perladangan tebas bakar" merupakan salah satu rumusan masalah penelitian yang dapat dirumuskan dari topik perladangan tebas bakar. Dalam hal ini, pengetahuan ekologis lokal merupakan konsep, abstraksi, atau konstruk pertama dan perladangan tebas bakar merupakan konsep, abstraksi, atau konstruk kedua yang dihubungkan melalui proposisi mengenai peran.

Setelah mengetahui konsep, abstraksi, atau konstruk dan topik atau tema yang menjadi bagian masalah penelitian, penyusunan tinjauan pustaka dilakukan untuk menjelaskan pengertian konsep, abstraksi, atau konstruk yang digunakan dalam perumusan masalah penelitian. Untuk rumusan masalah "sejauh mana pengetahuan ekologis lokal berperan dalam perladangan tebas bakar", tinjauan pustaka akan memuat uraian konseptualisasi pengetahuan ekologis lokal dan perladangan tebas bakar. Uraian konseptualisasi pengetahuan ekologis lokal dan perladangan tebas bakar disusun sedemikian rupa untuk menentukan apakah dari kedua konsep, abstraksi, atau konstruk tersebut dapat diidentifikasi peubah atau hanya dapat diidentifikasi topik atau tema tertentu. Oleh karena itu, bagian terakhir dari tinjauan pustaka perlu memaparkan uraian mengenai landasan cara pandang dan metodologis yang akan digunakan sebagai dasar untuk menentukan cara mengukur peubah atau mengidentifikasi topik atau tema yang selanjutnya akan diuraikan dalam metodologi penelitian.

Konsep pengetahuan ekologis lokal mengenai perladangan tebas bakar dapat diurai menjadi komponen apa saja? Mungkin menjadi komponen cara menebang pohon, cara memotong pohon yang sudah ditebang, cara mengeringkan potongan pohon, lama pengeringan potongan pohon, cara menumpuk potongan pohon sebelum dibakar, cara membakar, waktu mulai membakar, suhu pembakaran, lebar sekat bakar di sekeliling lokasi pembakaran, jumlah abu hasil pembakaran, dan jumlah CO2 hasil pembakaran. Mungkin juga menjadi komponen kandungan unsur hara N, P, dan K. Mungkin juga menjadi komponen jenis tanaman yang akan ditanam, pola pertanaman, dan waktu tanam. Lalu konsep perladangan tebas bakar dapat diurai menjadi komponen apa saja? Mungkin menjadi komponen produksi setiap jenis tanaman, variasi produksi antar peladang, tingkat erosi, dan pertumbuhan jenis-jenis tumbuhan setelah ladang di-bera-kan. Berikutnya, di antara semua komponen itu, manakah yang akan dipilih untuk diukur dalam penelitian dan mengapa memilih komponen tersebut? Di antara komponen yang dipilih untuk diukur, manakah yang bisa diukur secara kuantitatif sebagai peubah dan mana yang tidak dapat diukur secara kuantitatif sehingga bukan merupakan peubah? Berikutnya lagi, di antara komponen-komponen yang dapat diukur, bagaimana cara mengukurnya?

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, diperlukan pustaka sebagai rujukan. Pustaka yang akan dirujuk perlu dipilih dan isi pustaka terpilih perlu dipahami dengan benar. Memilih pustaka dan memahami isi pustaka terpilih memerlukan kemampuan menggunakan logika dan kemampuan menggunakan bahasa sebagai sarana. Pun untuk menuliskan pendahuluan dan tinjauan pustaka, memerlukan kemampuan logika dan kemampuan menggunakan bahasa. Logika yang digunakan sampai pada penulisan metodologi penelitian pada dasarnya adalah logika deduktif. Kemampuan menggunakan bahasa akan membatasi peneliti dalam memilih pustaka dan memahami isi pustaka yang dipilih. Kemampuan menggunakan bahasa juga akan membatasi peneliti dalam menuliskan dengan benar hasil yang diperoleh dari membaca pustaka. Maka, meskipun mempunyai kemampuan logika yang cukup, bila tidak disertai dengan kemampuan menggunakan bahasa yang memadai, peneliti bisa saja memahami isi pustaka yang dipilih secara salah dan menuliskan hasil membaca isi pustaka yang dipilihnya secara salah pula. Maka, peneliti yang baik tidak akan pernah meremehkan peranan bahasa dalam penelitian. Karena bahasa Inggris merupakan bahasa yang digunakan dalam pustaka ilmiah maka peneliti yang baik akan berusaha dapat menggunakan bahasa tersebut dengan baik.

Pokok Bahasan 2: Penuntasan Materi
1.1. Membaca Pustaka Wajib
Silahkan mengklik setiap tautan yang diberikan pada materi kuliah ini dan mengunduh pustaka yang disediakan dari halaman Pustaka Wajib dan membaca judul bab atau sub-bab yang berkaitan dengan materi kuliah ini.

1.2. Mengerjakan Latihan Pembelajaran Kasus
Pada Latihan Pembelajaran Kasus Pokok Bahasan 1, Anda sudah memilih topik penelitian kualitatif mengenai Ficus dan telah membatasi topik yang Anda pilih dengan cara menentukan sub-topik dan menambahkan kalangan masyarakat kelompok etnik tertentu di suatu lokasi. Silahkan periksa kembali topik yang telah Anda pilih dan Anda batasi sekali lagi dan bila perlu, silahkan melakukan perbaikan. Setelah memastikan topik penelitian dan pembatasannya, silahkan lakukan:
  1. Tentukan topik penelitian yang sudah Anda batasi sebagaimana Anda lakukan pada saat mengerjakan Latihan Pembelajaran Kasus kuliah 1 atau silahkan perbaiki, jika setelah membaca Materi 2.1 sampai Materi 2.3 Anda merasa perlu memperbaikinya.
  2. Tentuka dua konsep yang sesuai dengan topik yang Anda pilih dan hubungkan kedua konsep menjadi sebuah proposisi lalu buat satu pertanyaan menyeluruh (overarching question) yang menghubungkan kedua konsep sesuai dengan proposisi yang sudah Anda buat.
  3. Cari, sebutkan, dan jelaskan satu teori yang menjadi dasar bagi pertanyaan menyeluruh (overarching question) yang Anda buat.
  4. Tentukan tiga konteks yang dapat Anda gunakan untuk menindaklanjuti  pertanyaan menyeluruh (overarching question) menjadi pertanyaan yang lebih khusus (3 sub-pertanyaan)
  5. Berdasarkan pada konteks yang sudah Anda tentukan pada Butir 4, buat tiga pertanyaan untuk mengeksplorasi  pertanyaan menyeluruh (overarching question) menjadi pertanyaan-pertanyaan yang lebih khusus.
Silahkan laporkan hasil pengerjaan Latihan Pembelajaran Kasus ini sebagai bagian dari Laporan Mengikuti Perkuliahan Daring.

1.3. Menyampaikan dan Menanggapi Komentar dan/atau Pertanyaan
Setelah membaca materi kuliah ini, silahkan menyampaikan komentar dan/atau pertanyaan mengenai hal-hal berkaitan langsung dengan materi kuliah ini di dalam kotak komentar yang terletak di sebelah bawah materi kuliah ini. Sampaikan komentar dan/atau pertanyaan mengenai hal-hal yang belum diuraikan secara jelas, bukan hal-hal yang yang sudah diuraikan dalam materi atau tidak berkaitan langsung dengan materi atau yang sudah disampaikan oleh mahasiswa lain. Silahkan juga menanggapi pertanyaan atau komentar yang disampaikan oleh mahasiswa lain terhadap materi kuliah ini. Komentar dan/atau pertanyaan serta tanggapan terhadap komentar dan/atau pertanyaan yang disampaikan oleh mahasiswa lain harus sudah masuk selambat-lambatnya sampai pada Minggu, 12 Februari 2023 pukuk 24.00 WITASalin komentar dan/atau pertanyaan mengenai materi kuliah serta tanggapan terhadap komentar dan/atau pertanyaan yang disampaikan oleh mahasiswa lain lalu tempel dalam Laporan Melaksanakan Kuliah. Setiap mahasiswa juga dapat diminta untuk menyampaikan laporan pembagian blog dan materi kuliah pada saat melaksanakan ujian tengah semester.

1.4. Membagikan Blog Mata Kuliah dan Materi Kuliah
Untuk memanfaatkan media sosial dalam pembelajaran, silahkan membagikan membagikan blog mata kuliah dengan mengklik pilihan tombol media sosial untuk membagikan blog secara keseluruhan dan membagikan setiap materi kuliah dengan mengklik tombol pilihan media sosial yang disediakan pada setiap materi kuliah selambat-lambatnya sampai pada Selasa, Minggu, 12 Februari 2023 pukuk 24.00 WITACatat tautan (link) pembagian blog dan pembagian materi kuliah melalui media sosiadiminta untukwajib menyampaikan laporan pembagian blog dan materi kuliah pada saat melaksanakan ujian tengah semester.

1.5. Menandatangani Daftar Hadir dan Menyampaikan Laporan Melaksanakan Perkuliahan Daring
Untuk membuktikan telah melaksanakan kuliah materi kuliah ini pada Jumat, 11 Februari 2022, silahkan mengisi dan memasukkan:
  1. Menandatangani Daftar Hadir Melaksanakan Kuliah selambat-lambatnya pada Selasa, 7 Februari 2023 pukul 24.00 WITA dan setelah menandatangani, memeriksa daftar hadir yang telah ditandatangani;
  2. Menyampaikan Laporan Melaksanakan Kuliah dan Mengerjakan Tugas selambat-lambatnya pada Minggu, 12 Februari 2023 pukuk 24.00 WITA dan setelah memasukkan, memeriksa untuk memastikan bahwa laporan sudah masuk.
Mahasiswa yang tidak mengisi dan memasukkan Daftar Hadir Melaksanakan Kuliah dan Laporan Melaksanakan Kuliah akan ditetapkan sebagai tidak mengikuti perkuliahan.

***
Kembali membaca Materi 2.2.
Jika Anda sudah menuntaskan Pokok Bahasan 2, silahkan lanjutkan membaca Materi Pokok Bahasan 3

***
Hak cipta: I Wayan Mudita (2019)
Revisi pertama: 3 Maret 2019, revisi temutakhir: 10 Februari 2020

Creative Commons License

72 comments:

  1. Selamat malam bapak, terimakasih atas materi yang dapat menambah wawasan berpikir serta membantu ketika saya melakukan penelitian nanti.Namun ada beberapa hal yang saya tanyakan:
    1. Apakah semua penelitian lingkungan wajib menggunakan hipotesis?
    2. Apa pentingnya hipotesis dalam suatu penelitian ilmiah?
    3. Bagaiamana kriteria hipotesis yang baik dalam penelitian lingkungan? Mohon penjelasan bapak.

    ReplyDelete
  2. Selamat Pagi Pak......
    Apabila penelitian saya adalah penelitian deskriptif, apakah subbab
    kerangka konseptual masih perlu dibuat?

    Terima Kasih....

    ReplyDelete
    Replies
    1. untuk peneitian deskriptif tidak perlu membuat sub bab kerangka konseptual, karena hakekat kerangka konseptual adalah hubungan antarvariabel, sedangkan penelitian deskriptif hanya mengkaji variable-variabel mandiri, bukanya ingin mengkaji hubungan satu variable dengan variable lainnya seperti pada penelitian asosiatif.

      Delete
  3. Selamat sore pak..pada materi 4.2 menjelaskan bahwa ”Penalaran deduktif diformalkan dengan menggunakan matematika, sedangkan penalaran induktif dengan menggunakan statistika”. Sedangkan pada materi 4.3 ini dijelaskan lagi bahwa “Logika yang digunakan sampai pada penulisan metodologi penelitian pada dasarnya adalah logika deduktif “ padahal sering kita jumpai pada banyak penelitian menggunakan statistika. Apakah ini bukan menunjukkan penalaran induktif yang dipakai pak?mohon penjelasan bpk..makasih

    ReplyDelete
  4. Selamat siang pak setelah membaca materi 4.3 di atas saya memahami bahwa strategi menyusun tinjauan pustaka yang baik adalah tinjauan pustaka sebaiknya harus menjelaskan konsep dalam rumusan masalah penelitian dan memaparkan teori - teori ataupun rumusan - rumusan yang berkaitan dengan metodologi penelitian (teori-teori atau rumusan - rumusan yang akan digunakan untuk menyelesaikan masalah penelitian yang ada). Mohon pencerahannya pak. Terimakasih

    ReplyDelete
  5. Selamat malam pak...Dalam materi yang bapak bagikan ini, bapak menyatakan bahwa logika yang digunakan sampai pada penulisan metodologi penelitian pada dasarnya adalah logika deduktif. sedangkan pada materi sebelumnya logika untuk penelitian itu ada dua yaitu dedukti dan induktif. yang menjadi pertanyaan saya Pada bagian manakah logika induktif digunakan oleh seorang peneliti pada saat menyusun proposal penelitian...?? terima kasih pak...

    ReplyDelete
  6. Terima kasih untuk materinya Pak.
    Pada materi ini telah menjawab pertanyaan saya tentang mengapa pada penelitian kualitatif tidak lasim menggunakan hipotesis?
    itu dikarenakan ika konsep, abstraksi, atau konstruk tidak dapat diubah menjadi peubah, melainkan hanya dapat diubah menjadi topik atau tema yang tidak dapat diukur, maka proposisi tidak perlu dipaksa untuk diubah menjadi hipotesis.

    ReplyDelete
  7. Selamat malam pak, terima kasih untuk materinya, mohon izin bertanya apakah dalam sebuah penelitian pengembangan, suatu hipotesis yang telah diperoleh dar penelitian sebelumnya harus di ganti dengan hipotesis yang baru ? ataukah akan ada penggabungan hipotesis antara penelitian sebelumnya dengan penelitian selanjutnya ? terima kasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Assalamualaikum, Selamat Sore Pak Yudha
      apabila kajian atau analisa yang kita lakukan dapat dibuktikan kebenarannya maka tidak perlu lagi melakukan penelitian yang sama kecuali beda pandangan terhadap masalah yang diangkat.Pengembangan yang dilakukan juga bisa dapat diterima asalkan nilai dari sebuah penelitian ada kaitannnya dengan penelitian sebelumnya.

      Delete
  8. Selamat malam Pak, terima kasih untuk materi yang disampaikan. Berkaitan dengan pokok bahasan mengenai Bagaimana Menggunakan Unsur Penelitian dan Sarana Ilmiah dalam Penelitian Lingkungan, saya menyampaikan pertanyaan mengenai Bagaimana membuat susunan abstraksi? Kemudian Bagaimana menguji proses yang berkaitan dengan konseptualisasi dan operasionalisasi dalam membuat ukuran konstruk yang ada? Terima kasih Pak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. izin menjawab pak Marlon,
      1. beberapa hal yang perlu dipahami didalam cara membuat abstrak adalah : Jumlah Kata, Jarak antar baris, Penulisan bahasa asing, Jumlah paragraf, Bahasa, Kata kunci, Penulisan singkat, padat dan jelas.
      2. Sebuah konsep yang tidak hanya didefinisikan atau dikonseptualisasikan, melainkan bertujuan untuk diukur, disebut dengan variabel. Bila nilai-nilai tertentu kita berikan pada proses konseptualisasi, maka konsep akan menjadi variabel. Dengan kata lain, variabel adalah konsep yang akan (atau dapat) diukur dalam suatu penelitian. Jadi, sebuah konsep belum tentu menjadi variabel yang akan diukur dalam suatu penelitian. Variabel adalah hasil dari konseptualisasi yang diberi nilai-nilai tertentu. Nilai-nilai ini muncul dari adanya dimensi-dimensi yang dilekatkan pada konsep tersebut sehingga dapat diukur. Proses perubahan dari konseptualisasi menuju pencarian dimensi-dimensi tertentu ini bertujuan untuk menciptakan alat ukur yang tepat untuk mengukur sebuah konsep. Proses dari sebuah konsep menjadi alat ukur yang tepat inilah yang disebut dengan operasionalisasi.

      Delete
    2. Makasi pa Aron untuk pertanyaannya:
      Pertanyaan di atas merupakan kesulitan laten yang sering ditemukan dalam penelitian.
      Bagaimana membuat konsep menjadi dasar untuk membuat unsure-unsur penelitian lainnya. Konsep menjadi hal terpenting karena menggambarkan secara abstrak suatu fenomena. Konstruk merupakan konsep abstrak yang ditentukan pada tahap abstrak yang tinggiyang dipilih khusus untuk menerangkan fenomena yang ingin dikaji. Konstruk boleh hadir sebagai satu dimensi (unidimensional) (contohnya, konstruk yang merangkumi satu konsep sahaja),seperti berat badan atau umur,atau pelbagai dimensi(multi-dimensional) Pun begitu, semua konstruk perlu mempunyai definisi operasi yang jelas yangmenerangkan cara sebenar konstruk diukur dan tahap analisis yang akan digunakan (individu, kumpulan, organisasi dan sebagainya). Representasi konstruk abstrak yangboleh diukur dikenali sebagai pemboleh ubah (variable).
      Karateristik fenomena harus bisa dijelaskan secara detail dimana dalam penelitian kuantitatif disebut variable. Adalah sesuatu yang dapat membedakan atau mengubah nilai (konsep yang mempunyai variasi nilai). Dalam penelitian kuantatif hubungan dua peubah dilakukan dengan hipotesis. Dalam penelitian kualitatif diturunkan dalam topik dan sub topik. Dua konsep dihubungkan dengan proposisi. Teori merupakan serangkain asumsi, konsep, konstrak, definisi dan proposisi utk menerangkan suatu fenomena secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep. Definisi operasional merupakan suatu definisi yang dinyatakan dalam kriteria atau operasi yang dapat diuji secara khusus. Mempunyai rujukan empiris (dihitung, diukur, dan diobservasi). Defenisi operasional merinci ciri-ciri yang dipelajari dan bagaimana mengamatinya. Bisa berbeda-beda, tergantung tujuan dan cara mengukurnya.


      Delete
  9. Selamat malam Pak, terima kasih atas penyajian Materi 2.3 ini. Saya ingin bertanya :
    1. Bagaimana mengetahui hipotesis yang kita ajukan itu di tolak atau diterima?
    2. Apakah setiap penelitian memerlukan hipotesis?
    Mohon penjelasannya Pak, terima kasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mohon ijin menjawab ibu stevania,,
      Pertanyaan 1.
      Cara yang bisa kita lakukan untuk mengetahui hipotes diterima atau ditolak yakni dengan membandingkan nilai t-hitung dengan nilai t-tabel, dengan ketentuan seperti dibawah ini (penelitian kuantitatif):
      1. Jika nilai t-hitung > t-tabel, maka Ho ditolak, dan Ha diterima, Maksudnya variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
      2. Jika nilai t-hitung < t-tabel, maka Ho diterima, dan Ha ditolak, Maksudnya variabel independen tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
      Pentanyaan 2.
      Dalam setiap penelitian tentu tidak semua penelitian memerlukan hipotesis. Hipotesis hanya diperlukan dalam penelitian Kuantitatif (penelitian yang mencari pengaruh variabel satu dengan variabel yang lainnya). Sedangkan Penelitian kualitatif atau penelitian yang sifatnya penelitian survey tidak memerlukan hipotesi
      Terima kasih ibu.

      Delete
    2. Mencoba menanggapi pertanyaan dari Ibu Stevania.
      Untuk mengetahui hipotesis yang kita ajukan ditolak ataupun diterima tentu saja perlu dilakukan pengujian menggunakan analisis statistik. Kemudian untuk pertanyaan kedua, menurut saya tidak semua penelitian memerlukan hipotesis. Hal ini seperti pada penjelasan materi di atas bahwa konsep, abstraksi, atau konstruk yang menghasilkan topik atau tema tidak memerlukan hipotesis.
      Demikian jawaban dari saya. Terimakasih.

      Delete
    3. met malam ibu, ijin saya mncoba mnjawab pertanyaan ibu no2. Apakah setiap penelitian memerlukan hipotesis?
      Walaupun hipotesis penting sebagai arah dan pedoman kerja dalam penelitian, tidak semua penelitian mutlak harus memiliki hipotesis. Penggunaan hipotesis dalam suatu penelitian didasarkan pada masalah atau tujuan penelitian. Dalam masalah atau tujuan penelitian tampak apakah penelitian menggunakan hipotesis atau tidak.
      Contohnya yaitu Penelitian eksplorasi yang tujuannya untuk menggali dan mengumpulkan sebanyak mungkin data atau informasi tidak menggunakan hipotesis. Hal ini sama dengan penelitian deskriptif, ada yang berpendapat tidak menggunakan hipotesis sebab hanya membuat deskripsi atau mengukur secara cermat tentang fenomena yang diteliti, tetapi ada juga yang menganggap penelitian deskriptif dapat menggunakan hipotesis. Sedangkan, dalam penelitian penjelasan yang bertujuan menjelaskan hubungan antar-variabel adalah keharusan untuk menggunakan hipotesis.

      Delete
  10. selamat malam pak .. dalam memililih pustaka dan memahami isi pustaka untuk menyususun suatu metodologi penelitian pada dasarnya menggunakan logika deduktif..mohon ijin bertanya pak apakah ada hal-hal yang perlu diperhatiakan atau di cermati dalam menggunakan logika deduktif untuk metodologi penelitian mohon penjelsannya pak..terima kasih pak.

    ReplyDelete
    Replies

    1. Selamat Malam pa Max.
      Dalam penelitian, dikenal dua macam penalaran yakni penalaran deduktif dan induktif.
      Deduksi adalah cara berpikir dimana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus, selain itu metode deduksi ialah cara penanganan terhadap sesuatu objek tertentu dengan jalan menarik kesimpulan mengenai hal-hal yang bersifat umum. Logika deduktif adalah suatu ragam logika yang mempelajari asas-asas penalaran yang bersifat deduktif, yakni suatu penalaran yang menurunkan suatu kesimpulan sebagai kemestian dari pangkal pikirnya sehingga bersifat betul menurut bentuk saja. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan pola pikir yang dinamakan silogismus. Pernyataan yang mendukung silogismus ini disebut premis yang kemudian dapat dibedakan sebagai permis mayor dan permis minor. Kesimpulan merupakan pengetahuan yang didapat dari penalaran deduktif berdasarkan kedua permis tersebut. Logika deduktif membicarakan cara-cara untuk mencapai kesimpulan-kesimpulan bila lebih dahulu telah diajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai semua atau sejumlah ini di antara suatu kelompok barang sesuatu. Kesimpulan yang sah pada suatu penalaran deduktif selalu merupakan akibat yang bersifat keharusan dari pertnyaan-pertanyaan yang lebih dahulu diajukan.
      Langkah umum penelitian deduktif :
      1. Mulai dengan teori yang sudah ada
      2. Merumuskan hipotesis berdasarkan teori yang ada
      3. Kumpulkan data untuk menguji hipotesis
      4. Analisis hasil: apakah menolak atau menerima hipotesis?

      Delete
    2. Menambahkan sedikit, dalam penelitian terdapat 3 jenis penalaran yakni deduktif, induktif dan abduktif. Penalaran deduktif merupakan suatu penalaran untuk menyimpulkan hal khusus dari sejumlah proposisi umum. Penalaran deduktif, atau deduksi, dimulai dengan pernyataan umum, atau hipotesis, dan meneliti kemungkinan untuk mencapai kesimpulan logis dan spesifik, menurut California State University. Metode ilmiah menggunakan deduksi untuk menguji hipotesis dan teori. Penalaran deduktif biasanya mengikuti langkah-langkah. Pertama, ada premis, lalu premis kedua, dan akhirnya inferensi.
      Menurut Benyamin Molen (2014:14) induksi adalah suatu penalaran yang berasal dari pernyataan – pernyataan yang bersifat khusus atau tunggal, kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat umum. Penalaran induktif membuat generalisasi luas dari pengamatan khusus. Pada dasarnya ada data, maka kesimpulan diambil dari data tersebut. Ini disebut logika induktif. Penalaran Abductive biasanya dimulai dengan satu set pengamatan yang tidak lengkap dan berlanjut ke penjelasan yang mungkin untuk kelompok pengamatan, menurut Butte College. Ini didasarkan pada pembuatan dan pengujian hipotesis menggunakan informasi terbaik yang tersedia. Penalaran abduktif berguna untuk membentuk hipotesis yang akan diuji. Penalaran abduktif sering digunakan oleh dokter yang membuat diagnosis berdasarkan hasil tes dan oleh juri yang membuat keputusan berdasarkan bukti yang disajikan kepada mereka. Menurut Donny Gahral Adian & Herdito Abduksi adalah metode untuk memilih argumentasi terbaik dari sekian banyak argumentasi yang mungkin. Oleh sebab itu abduksi sering disebut dengan argumentasi menuju penjelasan terbaik. Empat cara mendapatkan argumentasi terbaik, yakni: Kesederhanaan, yaitu jelaskan segala hal dengan bahasa yang ringan dan tidak ada bantahan dari pihak lain; Koherensi, yaitu pilih penjelasan
      yang sesuai dengan apa yang diyakini para ahli tentang dunia; Prediktabilitas, yaitu pilih penjelasan yang paling banyak menghasilkan prediksi yang dapat disangkal atau diiyakan; Komprehensi, yaitu pilih penjelasan yang paling lengkap dan meninggalkan sedikit sekali ketidakjelasan.

      Delete
  11. Trimakasih Bapak, atas referensi pembelajaran terkait materi 2.3. Bagaimana Menggunakan Unsur Penelitian dan Sarana Ilmiah dalam Penelitian Lingkungan, sangat bermanfaat,.selain itu ada yang saya belum paham pertama mengenai apa saja Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam penyusunan hipotesis, dan yang kedua bagaimana cara kita membedakan metode kualitatif dan kuantitatif pada penelitian dibidang lingkungan misalnya?mohon penjelasannya Bapak.Trimakasih.

    ReplyDelete
  12. Terima kasih Bapa untuk materinya:
    Dari materi di atas ketahui bahwa Konsep menggambarkan secara abstrak suatu kejadian, keadaan, kelompok, atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Melalui konsep, peneliti diharapkan dapat menyederhanakan pemikirannya dengan menggunakan satu istilah untuk beberapa kejadian (events) yang berkaitan satu dengan lainnya. Istilah tersebut digunakan untuk mewakili realitas yang komplek.Dalam arti yang lebih luas arti yang lebih luas konsep adalah abstraksi mengenai suatu feno- mena atau peristiwa yang dirumuskan atas dasar generalisasi dari sejumlah karakterisktik kejadian, keadaan, kelompok, atau individu tertentu. Dalam penelitian dua buah konsep dihubungkan dengan preposisi. Peranan konsep sangat penting dalam penelitian karena dia menghubungkan dunia teori dan dunia observasi, antara abstraksi dan realitas, baik realitas konkrit maupun abstrak.
    1Pertanyaannya adalah:
    1. Bagaimana merumuskan masalah dari sebuah konsep agar tidak membias dari tujuan penelitian?
    2, Bagaimana merumuskan konsep secara operasional menjadi variable?
    Makasi Bapak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Selamat sore pak petrus pulang
      1. dalam melakukan sebuah penelitian konsep utama adalah kita benar benar memahami sebuah permasalahan, permasalahn awal adalah masalah praduga dan kita harus membuktikan kebenarannya.
      2. devinisi operasional adalah bagaimana teknik kita menjelaskan suatu variabel yang kita amati, ada berbagai macam cara untuk meneliti sesuatu yang konseptual sehingga definisi operasional vaeiabel harus dibedakan dari definisi konseptual, terkadang peneliti mencampurkan definisi konseptual dengan definisi operasional dalam bab metodologi penelitian

      Delete
    2. This comment has been removed by the author.

      Delete
    3. Selamat Malam Pak Piter Pulang, saya ijin menjawab pertanyaan yang diajukan.

      Perlu ada Keselarasan antara rumusan masalah, tujuan, dan pertanyaan penelitian.
      Rumusan masalah harus dengan jelas menggambarkan satu masalah. Tulislah rumusan masalah yang dengan jelas menyatakan satu masalah. Hindari menyertakan konten yang tidak jelas atau menulis rumusan masalah yang menunjukkan lebih dari satu masalah.
      Pernyataan tujuan. Kalimat pertama dari pernyataan tujuan harus secara langsung sejalan dengan rumusan masalah. Pernyataan tujuan yang dibuat dengan baik menggambarkan maksud dari penelitian, metode dan perancangan, variabel, lokasi geografis, dan kontribusi yang diantisipasi untuk peneliti, masyarakat, dan lembaga pengkajian dalam topik bidang studi. Setiap elemen dari pernyataan tujuan harus mendukung penanganan masalah yang dinyatakan.
      Pertanyaan penelitian. Selaras dengan masalah dan pernyataan tujuan. Pertanyaan penelitian mengarahkan penyelidikan pada fokus penelitian. Dengan kata lain, tujuan penelitian harus untuk menjawab pertanyaan penelitian.
      Harus mempunyai rumusan masalah yang sesuai diantara ketiganya (rumusan masalah, tujuan penelitian dan pertanyaan). Rumusan masalah harus memiliki kaitan, tumpuan, masalah umum dan masalah khusus. Menyelaraskan masalah penelitian, tujuan dan pertanyaan mewajibkan dalam memeriksa apakah ketiganya saling berhubungan dan saling terkait, agar tidak bias.
      Definisi konseptual memberi tahu tentang makna dari suatu konsep dimaksud, sedangkan definisi operasional hanya memberi bagaimana mengukurnya. Definisi konseptual memberi tahu apa itu konstruk dengan menjelaskan bagaimana saling keterkaitan dengan konstruk lain. Penjelasan dan semua konstruk yang dirujuk adalah abstrak. Di sisi lain, definisi operasional Anda menjelaskan variabel yang akan digunakan sebagai indikator bagi peneliti atau konstruk dan prosedur yang akan digunakan dalam mengamati atau mengukur variabel.

      Terima kasih.

      Delete

    4. Selamat malam pak .Petrus Pulang,,terima kasih atas pertanyaan yang sangat bagus,,mohon ijin menjawab pertanyaan pak.

      1. Perumusan masalah merupakan titik tolak bagi perumusan hipotesis nantinya, dan dari rumusan masalah dapat menghasilkan topik penelitian atau judul dari penelitian. Umumnya rumusan masalah harus dilakukan dengan kondisi berikut:
      1) Masalah biasanya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan.
      2) Rumusan hendaklah jelas dan padat
      3) Rumusan masalah harus berisi implikasi adanya data untuk memecahkan masalah.
      4) Rumusan masalah harus merupakan dasar dalam membuat hipotesis.
      5) Masalah harus menjadi dasar bagi judul penelitian.
      Selain itu ada dua cara yang dapat digunakan.Pertama, dengan menurunkan masalah dari teori yang telah ada, seperti masalah pada penelitian eksperimental. Cara lain adalah dari observasi langsung di lapangan seperti yang sering dilakukan oleh ahli-ahli.
      2. definisi operasional adalah pernyataan yang menerangkan tentang definisi, cara ukur, alat ukur, hasil ukur, dan skala ukur dari variabel-variabel yang akan diteliti.
      Merumuskan konsep menjadi variable yang perlu di perhatikan:
      What, kegiatan apa yang dilakukan oleh peneliti agar variabel yang didefinisikan terjadi.
      Who, siapa subjek yang dikenai sasaran. Yaitu ada penjelasan tentang subjek penelitian atau responden.
      How, bagaimana variabel yang didefinisikan beroperasi yaitu penjelasan tentang cara menyimpulkan data, misalnya dilakukan dengan pengisian kuesioner, observasi, wawancara, dan lain-lain.
      Pengelompokkan hasil penilaian atau satuan hasil penilaian variabel yaitu penjelasan tentang skala data pengukuran variabcl, misalnya menggunakan skala nominal, ordinal, interval, rasio.
      Ciri yang nampak dari variabel yang didefinisikan yaitu penjelasan lebih lanjut tentang kategori berdasarkan skala pengukuran variabel yang digunakan. Bila menggunakan skala nominal atau ordinal, maka perlu didcfinisikan masing-masing kategorinya. Misalnya penghasilan keluarga dikategorikan rendah, sédang, tinggi, maka perlu didefinisikan yang dimaksud rendah, sedang, tinggi tersebut. Bila menggunakan skala data interval atau rasio, maka cukup dijelaskan satuan ukuran yang digunakan, misalnya suhu menggunakan satuan derajat Celcius, tinggi badan menggunakan satuan cm, dan lain-lain.
      terima kasih pak..salam Sehat

      Delete
    5. Selamat malam pak piter, ijinkan saya mencoba menjawab pertanyaan pak piter no.2 Variabel-variabel penelitian sebenarnya merupakan kumpulan konsep mengenai fenomena yang diteliti. Pada umumnya, karena rumusan variabel itu masih bersifat konseptual, maka maknanya masih sangat abstrak walaupun mungkin secara intuitif suda dapat dipahami maksudnya. Dalam pelaksanaan penelitian, batasan atau definisi suatu variabel tidak dapat dibiarkan ambiguous, yakni memiliki makna ganda, atau tidak menunjukkan indikator yang jelas. Hal ini disebabkan data mengenai variabel yang bersangkutan akan diambil lewat suatu prosedur pengukuran, sedangkan pengukuran yang valid hanya dapat dilakukan terhadap atribut yang sudah didefinisikan secara tegas dan operasional. Variabel yang masih berupa konsep teoritis, belum dapat diukur
      Definisi operasional dibuat berdasarkan kriteria pengukuran yang diterapkan pada variabel yang didefinisikan. Dalam hal ini angka atau skor pada alat ukur dianggap representasi dari konsep mengenai variabel yang diukur. Sebagai contoh, variabel “kecerdasan” yang secara konseptual memiliki banyak sekali definisi dapat dioperasionalkan sebagai IQ pada skala WAIS, atau dioperasionalkan sebagai angka yang diperoleh pada tes SPM.

      Delete
  13. Terimaksih Bapak atas materi yang disajikan,
    setiap karya yang dihasilkan dalam sebuah penelitan tentunya tidak mudah, berbagai macam variabel yang diamati, dukungan pustaka menggunakan logika deduktif maupun induktif,dan hipotesis yang dapat dibuktikan. dari berbagai pengamatan bagaimana teknik yang mudah dalam mengola suatu permasalahan yang dapat kita analisa persentase dan menginterpertasikan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Selamat Sore Pa Ismail
      Prinsi analisis data sangat ditentukan oleh desain penelitian itu kualitatif atau kuantitatif. Saya mencoba menjelaskan prinsip analisis data
      Analisis data kuantitatif :
      Editing
      Editing atau kegiatan mengedit data dilakukan dengan tujuan untuk mengevaluasi kelengkapan, konsistensi, dan kesesuaian antara kriteria data yang diperlukan untuk menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan penelitian.
      Coding
      Coding atau memberi kode pada data dilakukan dengan tujuan merubah data kualitatif menjadi data kuantitatif (kuantifikasi data) atau membedakan aneka karakter. Pemberian kode sangat diperlukan terutama dalam rangka pengolahan data, baik secara manual, menggunakan kalkulator atau komputer.
      Tabulasi Data
      Tabulasi data atau memasukkan data ke dalam tabel-tabel yang telah disediakan, baik tabel untuk data mentah maupun tabel kerja untuk menghitung data tertentu secara statistik.
      Analisis data kualitatif :
      a. Peneliti menjadi instrumen utama pengumpulan data dan subjek yang diteliti dipandang mempunyai kedudukan sama secara nisbi dengan peneliti. Sebagai instrumen utama, peneliti melakukan wawancara kepada responden dan mengamati sejumlah fenomena fokus penelitian yang tampak dan terjadi di lapangan sebagaimana adanya.
      b. Data penelitian yang dikumpulkan bersifat deskriptif. Peneliti mengumpulkan data dan mencatat fenomena yang terkait langsung atau tidak langsung dengan fokus penelitian. Karakteristik ini berimplikasi pada data yang terkumpul, yaitu cenderung berupa kata-kata atau uraian deskriptif, tanpa mengabaikan data berbentuk angka-angka.
      c. Proses kerja penelitian dilakukan dengan menggunakan perpektif etik, yaitu dengan mengutamakan pandangan dan pendirian responden terhadap situasi yang dihadapinya. Peneliti memibimalkan perpektif etikdengan tujuan mereduksi subjektivitas data yang dihimpun.
      d. Verifikasi data dan fenomena dilakukan dengan cara mencari kasus yang berbeda atau bertentangan dengan menggunakan metode dan subjek yang berbeda.
      e. Kegiatan penelitian lebih mengutamakan proses dari pada hasil dan data penelitian dianalisis secara induktif untuk mendapatkan makna kondisi alami yang ada. Pemaknaan atas data dilakukan dengan interpretasi idiografik (idiographic interpretation) berupa analisis atas fenomena yang muncul namun bukan dimaksudkan untuk merumuskan generalisasi
      f . Pemberian makna merupakan dasar utama dalam memahami situasi, di mana pemaknaan itu selain dilakukan sendiri oleh peneliti, juga didasari atas interpretasi bersama dengan sumber data.

      Delete
  14. Pada materi di atas disebutkan bahwa cara pandang yang dianut oleh peneliti akan menentukan apakah akan mengubah topik atau tema kualitatif menjadi kuantitatif atau membiarkannya tetap kualitatif. Pertanyaannya berarti apakah dimungkinkan dalam menyusun sebuah penelitian terjadi perubahan arah dari yang awalnya direncanakan berupa peneitian kuantitatif berubah menjadi penelitian kualitatif ?
    Terimakasih.

    ReplyDelete
  15. Selamat malam Pak marlon Jacob, ijin menjawab perlu diketahui Abstrak pada sebuah karya tulis ilmiah merupakan instrumen penting yang berguna membantu pembaca untuk mengetahui resume atau rangkuman, atau istilah lainnya adalah intisari dalam suatu penelitian.
    Abstrak biasanya diletakkan pada lembar awal penelitian, ditulis dalam beberapa paragraf saja. Tulisannya terlihat pendek dan sederhana, sehingga dalam tulisan yang pendek tersebut, penulis harus merangkum beberapa unsur penting dalam penelitian.
    tips untuk menulis abstrak pada penelitian:

    1. Jelaskan latar belakang masalah penelitian
    Penelitian dipilih karena memiliki urgensi dan tujuan tertentu, maka pada bagian ini, perlu menjelaskannya secara singkat apa saja yang melatarbelakangi masalah tersebut, dan mengapa penelitian tersebut dilakukan.
    2. Jelaskan metode yang digunakan pada penelitian
    Metode penelitian adalah sebuah alat untuk menyelesaikan permasalahan pada suatu penelitian, maka metode adalah instrumen penting yang harus dijelaskan pada abstrak.
    3. Deskripsikan hasil penelitian
    Bagian ini bertujuan menjelaskan secara singkat hasil penelitian, dapat berupa apa saja yang didapat saat melakukan penelitian, jelaskan secara umum saja.
    4. Simpulkan hasil penelitian
    Kesimpulan adalah suatu hal yang paling vital dalam suatu penelitian, dimana peneliti harus menyimpulkan keseluruhan penelitiannya hanya dengan beberapa kalimat saja.
    5. Berikan kata kunci di akhir paragraf
    Kata kunci pada penelitian berguna untuk memudahkan pencarian secara online, kata kunci dapat dipilih dari kata-kata yang ada pada judul penelitian.
    terimaksih

    ReplyDelete
  16. Sebagai aktivitas ilmiah yang sistematis dan terencana dengan tujuan untuk memperoleh kebenaran ilmiah, penelitian melibatkan dua proses penting yang saling terkait, yakni proses teoretisasi dan proses empirisasi pengetahuan. Agar dapat melakukan proses-proses tersebut, penting bagi peneliti untuk memiliki pengetahuan yang cukup tentang unsur-unsur penelitian. Pada proses teoretisasi dikenal unsur-unsur seperti konsep, proposisi dan teori. Sedangkan pada proses empirisasi dikenal unsur-unsur seperti hipotesis dan variable. Agar konsep dapat diteliti secara empiris ia harus dirumuskan secara operasional dengan mengubahnya menjadi variable. Bagaimana membuat dimensi varibael yang benar sehingga mudah dimasukan dalam definisi operasional?

    ReplyDelete
  17. Selamat mlm Bpk izin bertanya karena belum paham. Dalam memulai sebuah penelitian apakah kita bisa menentukan hanya dengan merangkai pernyataan dengan dukungan Pustaka dengan menggunakan logika deduktif saja? Apakah harus disertakan dengan logika induktif melalui penulisan argumentatif.
    Mohon pencerahan ?. Terimakasih 🙏

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya akan mencoba mennanggapi pertanyaan pak Yosua yaitu Apakah harus disertakan dengan logika induktif melalui penulisan argumentatif? Menurut saya perlu karena Penalaran induktif adalah penalaran yang berdasarkan pada susunan argumentasi induktif. Argumen induktif sendiri didefinisikan secara umum sebagai argumen yang bagian kesimpulannya ditarik secara 'mentak' (probably) dari premis-premisnya. Tidak jarang kita temukan contoh-contoh kasus yang di dalamnya bukti yang konklusif tidak bisa diperoleh. Oleh karenanya, terkadang yang kita cari cukuplah bukti-bukti yang cukup beralasan (well-founded) sehingga kesimpulan yang kita tarik sifatnya 'lebih mungkin' (more probable) daripada sejumlah kemungkinan kesimpulan yang lain. Terima kasih.

      Delete
  18. rumusan masalah penelitian sebenarnya merupakan sebuah proposisi. Jika konsep, abstraksi, atau konstruk dapat diubah menjadi peubah yang dapat diukur maka proposisi menjadi hipotesis yang akan diuji melalui penelitian kuantitatif. Sebaliknya jika konsep, abstraksi, atau konstruk tidak dapat diubah menjadi peubah, melainkan hanya dapat diubah menjadi topik atau tema yang tidak dapat diukur, maka proposisi tidak perlu dipaksa untuk diubah menjadi hipotesis. Dalam kasus tertentu, topik atau tema dapat dibuatkan skala untuk diukur secara kuantitatif. Namun cara pandang yang dianut oleh peneliti akan menentukan apakah akan mengubah topik atau tema kualitatif menjadi kuantitatif atau membiarkannya tetap kualitatif.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Izin komen Ibu Felpi... Ada anggapan bahwa penelitian kuantitatif lebih tinggi "levelnya" dibandingkan penelitian kualitatif membuat orang tergoda untuk membuat topik atau tema dapat dibuatkan skala untuk diukur secara kuantitatif. Menurut saya hal ini menunjukkan kegalauan seorang peneliti. Jika peneliti yakin dengan kekuatan penelitian kualitatif maka topik atau tema yang diangkat harus dieksplor lebih mendalam tanpa harus mengubah menjadi kuantitatif.

      Delete
    2. sya setuju dengan apa yang dikatakan pak martinus. tinggal kita fokus di jenis penelitian apa yang akan kita teliti.

      Delete
  19. Menurut penjelasab pada materi di atas disebutkan bahwa untuk membatasi masalah penelitian dengan cara merangkai pernyataan-pernyataan yang disertai dengan dukungan pustaka dengan menggunakan logika deduktif maupun induktif melalui gaya penulisan argumentatif. Hasil dari pembatasan masalah tersebut adalah rumusan masalah penelitian yang sebenarnya merupakan sebuah proposisi yang mengaitkan dua konsep, abstraksi, atau konstruk kuantitatif atau dua topik atau tema kualitatif. Pertanyaannya bila kita membatasi hanya tiga rumusan masalah bagaimana korelasinya dengan tujuan penelitian yang harus dicapai? Apakah tujuan penelitian menjawab rumusan masalah atau tidak?

    ReplyDelete
  20. Izin bertanya Pak Wayan dan teman2. Dari materi 2.3. di atas disampaikan bahwa rumusan masalah penelitian sebenarnya merupakan sebuah proposisi yang mengaitkan dua konsep, abstraksi, atau konstruk kuantitatif atau dua topik atau tema kualitatif. Yang menjadi pertanyaan, apakah rumusan masalah penelitian bisa mengaitkan lebih dari dua konsep, abstraksi, atau konstruk kuantitatif atau lebih dari dua topik atau tema kualitatif? Terima kasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Menurut saya rumusan masalah bisa mengaitkan lebih dari dua konsep. Mengaitkan dua konsep sebenarnya adalah syarat minimal.

      Delete
  21. ijin bertanya bapak wayan dan teman2, apakah rumusan masalah ini boleh di sebut tema penelitian sudah atau belum?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ijin menjawab Pak Hen, Mohon dibaca penjelasan pada paragraf 2, sub bab 2.3, tepatnya penjelasan di bawah bagan/ gambar. Menurut saya, bisa dikatakan masalah adalah tema penelitian. Namun, perlu diperhatikan cara penyajiannya dalam pernyataan atau pertanyaan tergantung apakah itu penelitian kuantitatif atau kualitatif. Terima kasih

      Delete
  22. Terimaa kasih Pak Wayan, materi perkuliahan dan latihan pembelajaran kasus kali ini benar-benar menuntun saya melalui tahapan-tahapan penting membuat penelitian yang belum saya ketahui sebelumnya. Semoga apa yang saya pahami dari materi ini, melalui latihan pembelajaran kasus sudah sesuai dengan tuntunan yang Bapak berikan.

    ReplyDelete
  23. Ijin bertanya pak Wayan dan teman-teman. Dalam sub bab 2.3 disebutkan bahawa preposisi merupakan masalah dalam penelitian, dan kedudukannya disamakan dengan hipotesis (dalam penelitian kualitatif), namun bukan hipotesis (dalam penelitian kualitatif). Pertanyaan saya, jika bukan hipotesis maka preposisi dalam suatu penelitian kualitatif bisa disamakan dengan apa? dan disajikan dalam bentik pertanyaan ataukah pernyataan? Terima kasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. izin menjawab Ibu Since pertanyaannya? berdasarkan pemahaman materi dan literatur yang saya baca dan pelajari
      Proposisi adalah bagian dari sebuah desain penelitian kualitatif yang dikembangkan oleh Robert K. Yin dalam bukunya yang berjudul Case Study. Sama halnya dengan sebuah hipotesis, proposisi pun juga membutuhkan suatu proses validasi dan penjelasan detail bagaimana proposisi itu mempengaruhi sebuah kesimpulan akhir dari sebuah penelitian.

      Delete
  24. Selamat Sore,Terimaa kasih Pak Wayan,
    Dalam materi perkuliahan ini saya dapat memahami tahapan penting membuat suatu penelitian yang sebelumnya saya belum mengetahui. Dalam pembelajaran ini saya bisa memahami materi sesuai dengan apa yang bapak berikan. Terima kasih.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Model delapan langkah untuk melakukan penelitian:
      Merumuskan masalah penelitian merupakan langkah pertama dan terpenting dalam proses penelitian.
      Langkah I: merumuskan masalah penelitian
      Fungsi utama merumuskan masalah penelitian adalah memutuskan ApaAnda ingin diteliti
      Langkah II: konseptualisasi desain penelitian
      Fungsi utama dari desain penelitian adalah untuk menjelaskanBagaimanaAnda akan menemukan jawaban atas pertanyaan penelitian Anda. Rancangan penelitian menetapkan rincian spesifik dari pertanyaan Anda. Rancangan penelitian harus mencakup hal-hal berikut: rancangan penelitian itu sendiri dan pengaturan logistik yang Anda usulkan untuk dilakukan, prosedur pengukuran, pengambilan sampel strategi, bingkai, analisis dan kerangka waktu.
      Langkah III: menyusun instrumen untuk pengumpulan data
      Penyusunan instrumen penelitian merupakan langkah 'praktis' pertama dalam melakukan penelitian. Anda perlu memutuskan bagaimana Anda akan mengumpulkan data untuk studi yang diusulkan dan kemudian menyusun instrumen penelitian untuk pengumpulan data.
      Langkah IV: memilih sampel
      Tujuan dasar dari setiap desain pengambilan sampel adalah untuk meminimalkan, dalam batasan biaya, kesenjangan antara nilai yang diperoleh dari sampel Anda dan nilai yang lazim dalam populasi penelitian.
      Langkah V: menulis proposal penelitian
      Secara umum, fungsi utama proposal penelitian adalah merinci rencana operasional untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan penelitian Anda.
      Tahap VI: melakukan studi penelitian (mengumpulkan data)
      Dalam fase iniAnda benar-benar mengumpulkan data. Misalnya, tergantung pada rencana Anda, Anda dapat memulai wawancara, mengirimkan kuesioner, melakukan diskusi kelompok fokus/nominal, atau melakukan observasi
      Langkah VII: mengolah dan menampilkan data
      Cara Anda menganalisis informasi yang Anda kumpulkan sangat bergantung pada dua hal: jenis informasi (deskriptif, kuantitatif, kualitatif, atau sikap)
      Langkah VIII: menulis laporan penelitian
      Menulis laporan adalah langkah terakhir dan, bagi banyak orang, langkah paling sulit dari proses penelitian. Laporan ini memberi tahu dunia apa yang telah Anda lakukan, apa yang telah Anda temukan, dan kesimpulan apa yang telah Anda ambil dari temuan Anda.



      Delete
  25. Selamat Sore Bapak, Terima kasih atas materi yang bapak berikan. Mohon ijin bertanya, Dalam materi 2.3 Untuk merumuskan masalah penelitian, Anda perlu membatasi penelitian dengan mengabaikan bagian tertentu dari suatu masalah lingkungan dan memilih bagian lain dari masalah lingkungan yang sama.Yang ingin saya tanyakan apakah saya bisa melakukan penelitian tentang pertanian yang berkaitan dengan Lingkungan?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ijin bang Yeri, sedikit menanggapi, mungkin menurut saya penelitian tentang pertanian, perikanan, dll akan sah bila nilai lingkungannya ada di dalam nya.

      Delete
  26. Memang Antara Konsep, Proposisi, Teori, Variabel dan Hipotesis dalam Penelitian merupakan tantang menarik sebagai mahasiswa yang melakuka kajian ilmiah apa lagi kita sebagai aktifitas ilmiah yang perangkaian narasi perlu aturan sistematis dan terencana dengan tujuan untuk memperoleh kebenaran ilmiah, penelitian melibatkan dua proses penting yang saling terkait, yakni proses teoretisasi dan proses empirisasi pengetahuan.
    Memang benar butuh pengetahuan yang cukup tentang unsur-unsur penelitian. Pada proses teoretisasi dikenal unsur-unsur seperti konsep, proposisi dan teori. Sedangkan
    pada proses empirisasi dikenal unsur-unsur seperti hipotesis dan variabel.

    Dalam penelitian dikenal dua jenis konsep, yaitu pertama konsep-konsep yang jelas
    hubungannya dengan fakta atau realitas yang mereka wakili, dan kedua ialah konsep-konsep yang lebih abstrak atau tidak jelas hubungannya dengan fakta atau realitas.

    Didalam Hubungan Logis antara 2 konsep disebut Proposisi Biasanya Proposisi dinyatakan
    dalam bentuk kalimat pernyataan yang menunjukkan hubungan antara dua konsep.

    dan cara pandangan Menurut Singarimbun dan Effendi (1995: 36) dalam penelitian sosial biasanya dikenal dua tipe proposisi, yakni aksioma atau postulat dan teorem. Aksioma atau postulat ialah proposisi yang kebenarannya tidak dipertanyakan lagi oleh peneliti, sehingga tidak perlu diuji dalam penelitian. Misalnya, “perilaku manusia selalu terikat dengan norma sosial” ialah contoh sebuah proposisi yang kebenarannya tidak dipertanyakan. Sedangkan teorem ialah proposisi yang dideduksikan dari aksioma. Sebagai contoh “perilaku seseorang dipengaruhi oleh niatnya untuk melakukan perilaku tersebut”.

    ReplyDelete
  27. Penyusunan tinjauan pustaka adalah susunan yang didalamnya harus menjelaskan konsep secara jelas yang ada dalam rumusan masalah penelitian, juga beriskan teori, postulat atau rumusan - rumusan yang berkaitan dengan metodologis yang akan digunakan sebagai dasar atau rujukan dalam penelitian dengan memperhatikan susunan tata bahasa. Kenyataan yang ada seringkali pada bagian tinjauan pustaka disusun dengan sistem copy-paste berdasar jurnal atau buku sebagai sumber. Tinjauan pustaka disusun dengan memaparkan fakta teori yang ada dari sumber buku, jurnal atau lainnya, namun perlu adanya peubah susunan tata bahasa yang baik untuk memaparkan fakta yang ada terkait topik penelitian untuk dimuat dalam tinjauan pustaka.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Peneliti yang baik tidak akan pernah meremehkan peranan bahasa dalam penelitian

      Delete
  28. Konsep merupakan definisi atau keterangan mengenai sesuatu secara abstrak. Konsep yang bersifat abstrak juga disebut konstruk (construct) karena secara sengaja dikonstruksi untuk tujuan penelitian.
    Sarana penalaran diperlukan untuk menjamin agar Anda dapat menghasilkan kesimpulan penelitian yang benar.
    Setelah mengetahui konsep, abstraksi, atau konstruk dan topik atau tema yang menjadi bagian masalah penelitian, penyusunan tinjauan pustaka dilakukan untuk menjelaskan pengertian konsep, abstraksi, atau konstruk yang digunakan dalam perumusan masalah penelitian.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Memahami suatu konsep yang abstrak atau konstruk untuk di jadikan Topik atau tema kadang-kadang seorang peneliti Sering terjebak pada variabel-variabel yang pas dan mempunyai keterkaitan yang presisi atau sejajar dalam menentukan tema atau judul penelitian. dan Didalam Hubungan Logis antara 2 konsep disebut Proposisi Biasanya Proposisi dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan yang menunjukkan hubungan antara dua konsep.

      Delete
    2. rekan-rekan Misalnya dalam membuat 2 konsep yang akan di hubungkan:
      1. Ekosistem mangrove mempunyai peranan penting dalam menunjang kehidupang biota Laut yang ada di wilauah pesisir.
      2. Pembuangan sampah di wilayah aliran sungai berdampak pada penumpukan sampah di sekitar areal ekowisata mangrove di Kelurahan Osepa Barat.
      dari 2 konsep tersebut
      dapat di buat Proposis: Identifikasi Jenis-jenis Sampah RT di wilayah Sekitar Ekoswisata Hutan Mangrove kelurahan Oesapa dan pengaruhnya terhadap ekosistem mangrove, apakah ini termasuk proposisi... terima kasih

      Delete
  29. Penelitian kualitatif berbeda dengan penelitian
    kuantitatif. Penelitian kualitatif berakar pada latar
    alamiah sebagai keutuhan, mengandalkan manusia
    sebagai alat penelitian, memanfaatkan metode
    kualitatif, mengadakan analisis data secara induktif,
    mengarah sasaran penelitiaannya pada usaha
    menemukan teori dari dasar-dasar, bersifat
    deskriptif, lebih mementingkan proses dari pada
    hasil, membatasi studi dengan fokus, memiliki
    seperangkat kriteria untuk memeriksa keabsahan
    data, rancangan penelitiannya bersifat sementara,
    dan hasil penelitiannya disepakati oleh kedua belah
    pihak: peneliti dan subjek penelitian (Moleong,
    2010).

    ReplyDelete
  30. hal yang perlu di garis bawahi dalam merumuskan pertayaan penelitian yaitu pada prinsipnya, pertanyaan penelitian bukan sekedar pertanyaan atas dasar rasa penasaran atau keingintahuan. pertanyaan penelitian harus dapat dianalisis dengan teori atau konsep. dengan demikian, pertanyaan penelitian sewajarnya tidak hanya mencari jawaban singkat ya atau tidak. tapi bermaksud membangun telaah atau analisis yang mengurai penjelasan lebih lanjut tentang fenomena yang di teliti.

    ReplyDelete
  31. Kemampuan menggunakan bahasa juga akan membatasi peneliti dalam menuliskan dengan benar hasil yang diperoleh dari membaca pustaka. Maka, meskipun mempunyai kemampuan logika yang cukup, bila tidak disertai dengan kemampuan menggunakan bahasa yang memadai, peneliti bisa saja memahami isi pustaka yang dipilih secara salah dan menuliskan hasil membaca isi pustaka yang dipilihnya secara salah pula.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Disinilah peran teman-teman untuk kita saling bergandeng tangan membantu satu sama lain ketika ada teman yang kesulitan didalam menuangkan gagasan atau materi dalam mengerjakan tesis kita, terutama ketika daftar pustaka kita menggunakan bahasa inggris atau bahasa asing lainnya. Saling memberi masukkan yang baik demi kesuksesan kita bersama.

      Delete
  32. Rumusan masalah adalah merupakan hal penting dalam penelitian yang tak hanya berbentuk kalimat pertanyaan akan tetapi juga harus ditulis menggunakan bahasa yang singkat, padat, dan jelas serta rumusan masalah juga dijadikan petunjuk guna untuk mengumpulkan data, di mana berbagai data tersebut digunakan untuk menjawab pertanyaan dari rumusan masalah itu sendiri

    ReplyDelete
    Replies
    1. Perumusan masalah dapat dalam bentuk pertanyaan dan dapat pula dalam bentu penyataan. Sebaliknya, pertanyaan penelitian atau problematika penelitian selalu dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan. Titik tekan problem statement adalah apa masalah penelitan itu, sedangkan titik tekan pertanyaan penelitian lebih teknis sifatnya, yaitu mengacu pada tujuan, asumsi, hipotesis dan bahkan secara spesifik

      Delete
  33. Bentuk-bentuk rumusan masalah penelitian, yaitu rumusan masalah deskriptif, remusan masalah komparatif, dan rumusan masalah asosiatif.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hanya menambahkan sedikit dari komentar Pak Klaudius bahwa Rumusan masalah penelitian sebenarnya merupakan sebuah proposisi. Jika konsep, abstraksi, atau konstruk dapat diubah menjadi peubah yang dapat diukur maka proposisi menjadi hipotesis yang akan diuji melalui penelitian kuantitatif. Sebaliknya jika konsep, abstraksi, atau konstruk tidak dapat diubah menjadi peubah, melainkan hanya dapat diubah menjadi topik atau tema yang tidak dapat diukur, maka proposisi tidak perlu dipaksa untuk diubah menjadi hipotesis.

      Delete
  34. rumusan masalah penelitian sebenarnya merupakan sebuah proposisi. Jika konsep, abstraksi, atau konstruk dapat diubah menjadi peubah yang dapat diukur maka proposisi menjadi hipotesis yang akan diuji melalui penelitian kuantitatif. Sebaliknya jika konsep, abstraksi, atau konstruk tidak dapat diubah menjadi peubah, melainkan hanya dapat diubah menjadi topik atau tema yang tidak dapat diukur, maka proposisi tidak perlu dipaksa untuk diubah menjadi hipotesis.

    ReplyDelete
  35. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  36. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  37. Sebagai pemula dalam penelitian, harus memahami bahwa penelitian tidak semuanya bersifat teknis, kompleks, statistik, dan komputer. Ini bisa menjadi kegiatan yang sangat sederhana yang dirancang untuk memberikan jawaban atas pertanyaan yang sangat sederhana yang berkaitan dengan kegiatan sehari-hari. Di sisi lain, prosedur penelitian juga dapat digunakan untuk merumuskan teori atau hukum yang rumit yang mengatur kehidupan kita. Perbedaan antara penelitian dan kegiatan non-penelitian, sebagaimana telah disebutkan, terletak pada cara kita menemukan jawaban atas pertanyaan penelitian kita. Agar suatu proses disebut penelitian, penting untuk memenuhi persyaratan tertentu dan memiliki karakteristik tertentu.

    ReplyDelete
  38. Apakah sebuah teori itu terjadi tanpa adanya penelitian yang membuktikan kebenarannya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Suatu teori jika tidak diuji kebenarannya maka tidak dapat dikatakan itu sebagai teori. Suatu Teori pada hakekatnya merupakan hubungan antara dua fakta atau lebih, atau pengaturan fakta menurut cara-cara tertentu. Fakta tersebut merupakan sesuatu yang dapat diamati dan pada umumnya dapat diuji secara empiris

      Delete
    2. kebanyakan teori adalah karya buah pikir yang telah di uji dan di publikasikan

      Delete
  39. Bagaimana cara kita mengetahui hipotesis yang diajukan itu di tolak atau diterima? dan apakah setiap penelitian memerlukan sebuah hipotesis?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya coba menjawab pak taufik, ada 2 tipe kesalahan dalam pengujian hipotesis
      Melakukan penelitian umumnya langkah pertama yang dilakukan adalah membentuk sebuah hipotesis yang menuntun peneliti dalam melakukan pengujian. Dalam statistik peneliti menetapkan sepasang hipotesis yaitu hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha). Ho bisa ditolak atau diterima, jika cukup bukti untuk menolak Ho, maka Ha diterima.

      Delete
  40. Terkadang dalam penelitian kualitatif masih mempunyai masalah yang terlalu luas. Hal tersebut dalam penelitian kualitatif ada yang disebut sebagai batasan masalah. Batasan masalah tersebut akan menentukan variabel yang akan dijadikan fokus masalah.

    ReplyDelete