Selamat Datang

Metodologi Penelitian Lingkungan adalah blog yang dibuat untuk mendukung mahasiswa Magister Ilmu Lingkungan Undana mempelajari metodologi penelitian. Untuk memperoleh dasar yang memadai dalam mempelajari Metodologi Penelitian, silahkan kunjungi blog Baru Belajar Meneliti yang dibuat untuk membantu mahasiswa Program Sarjana Fakultas Pertanian mempelajari metodologi penelitian. Silahkan kunjungi blog Ilmu Lingkungan untuk memastikan bahwa sebagai mahasiswa ilmu lingkungan, mempelajari metodologi penelitian perlu dikaitkan dengan permasalahan lingkungan. Blog ini menyajikan pokok bahasan sebagaimana ditunjukkan oleh digit pertama nomor materi dan materi sub-pokok bahasan sebagaimana ditunjukkan oleh digit kedua nomor materi. Mahasiswa wajib membaca seluruh materi dengan angka digit pertama yang sama untuk mempersiapkan diri mengikuti setiap kali perkuliahan. Silahkan klik halaman Daftar Isi untuk mengakses materi kuliah secara langsung.

Monday, February 13, 2017

2.2. Apa Itu Sarana Ilmiah dan Mengapa Diperlukan dalam Penelitian?

Teman saya sering menunda-nunda menulis karena katanya dia malas berpikir. Mungkin dia benar, malas berpikir, tetapi apa sesungguhnya yang membuat dia malas berpikir? Untuk menulis, jangankan satu alinea, satu kalimat saja kita harus berpikir, apa yang menjadi subyek dan apa yang menjadi predikat atau apakah perlu disertai dengan obyek atau tidak. Kemudian juga harus berpikir bagaimana membuat kalimat inti dan kalimat-kalimat penjelasnya serta bagaimana pula merangkaikan alinea dalam urutan yang masuk akal. Untuk melakukan semua itu diperlukan penalaran (reasoning), yang oleh teman saya disebut berpikir. Belum lagi harus memikirkan bagaimana merangkai bergagai konsep dan menghubungkan konsep-konsep tersebut satu sama lain sebagaimana telah saya uraikan pada tulisan sebelumnya. Untuk melakukan penalaran dengan baik diperlukan penguasaan terhadap sarana penalaran. Tulisan ini saya susun sebagai sintesis terhadap buku Jujun S. Suriasumantri (1988), Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer, tentu saja dengan melengkapinya pula dengan sumber-sumber Internet.

Pokok Bahasan 2: Materi Kuliah
Materi Kuliah 2.2.
Sarana berpikir yang paling dasar adalah logika (logic), yaitu pengggunaan penalaran untuk membangun suatu proposisi baru berdasarkan proposisi yang sebelumnya sudah diketahui sebagai benar. Dalam penalaran dengan menggunakan logika, proposisi yang digunakan sebagai dasar untuk membangun proposisi baru disebut premis (premise), sedangkan proposisi baru yang dihasilkan sebagai sebagai kesimpulan disebut konsekuen (consequent). Penalaran yang dilakukan dengan menggunakan logika disebut penalaran diskursif (discursive reasoning), sedangkan yang tidak menggunakan logika disebut penalaran intuitif (intuitive reasoning). Penalaran dengan menggunakan logika merupakan penalaran yang diperlukan untuk melakukan penelitian. Penalaran dengan menggunakan logika tersebut terdiri atas penalaran deduktif (deductive reasoning, penalaran dengan kesimpulan pasti) dan penalaran induktif (inductive reasoning, penalaran dengan kesimpulan kemungkinan). Penalaran deduktif sering disebut sebagai penalaran dari umum ke khusus dan penalaran induktif sebagai penalaran dari khusus ke umum, padahal sebenarnya tidak demikian. Penalaran deduktif diformalkan dengan menggunakan matematika, sedangkan penalaran induktif dengan menggunakan statistika.

Terminologi argumen

Matematika memformalkan penalaran deduktif dengan menggunakan hukum pembagian (detachment, modus ponens), silogisme (syllogism), dan kontra-positif (contra-positive, modus tollens).
  • Pada hukum pembagian, B yang merupakan bagian dari A dapat disimpulkan sebagai benar bila A adalah benar. Dari proposisi "Kabupaten Kupang terletak di Timor Barat", bila pernyataan "Timor Barat beriklim kering" adalah benar maka proposisi "Kabupaten Kupang beriklim kering" adalah juga benar. 
  • Pada hukum silogisme, C yang merupakan konsekuensi dari B dan B merupakan konsekuensi dari A dapat disimpulkan sebagai benar bila baik A maupun B masing-masing adalah benar. Dari proposisi "masyarakat pegunungan menebas hutan untuk membuat perladangan tebas bakar" dan proposisi "hutan di kawasan pegunungan gundul", proposisi "di dataran rendah terjadi banjir pada musim hujan" adalah benar bila proposisi pertama maupun kedua adalah masing-masing benar. 
  • Pada hukum kontra-positif, kesimpulan C akan menjadi salah bila proposisi B yang dipengaruhi oleh proposisi A adalah salah. Dari proposisi "Hujan lebat menyebabkan tanah longsor" dan proposisi "tidak terjadi tanah longsor" maka proposisi "hujan lebat bukan penyebab tanah longsor" menjadi proposisi yang benar. 
Untuk mempelajari penalaran dengan menggunakan logika formal ini, silahkan baca Chapter 2: Reasoning dan Fallacies dalam buku teks daring HyperStat Online Statistics Textbook. Dalam matematika, logika dioperasionalkan dengan menggunakan operator logika (logic operator), seperti negasi (negation) yang berarti tidak, konjungsi (conjunction) yang berarti dan, disjungsi (disjunction) yang berarti atau, kondisional (conditional) yang berarti jika-maka, dan bikondisional (biconditional) yang berarti jika-dan-hanya-jika.

Statistika memformalkan penalaran induktif dengan berdasarkan pada teori peluang (probability theory), logika banyak-nilai (many-valued logic), atau teori Dempster–Shafer (Dempster–Shafer theory) dengan menggunakan aturan penarikan kesimpulan inferensi seperti aturan Bayes (Bayes' rule). Pada dasarnya, penalaran induktif mirip dengan penalaran deduktif. Hanya saja, bila pada penalaran deduktif kebenaran kesimpulan merupakan kebenaran yang pasti, pada penalaran induktif kesimpulannya merupakan kebenaran yang mungkin. Misalnya. dari proposisi "semua bentuk kehidupan hayati yang kita kenal bergantung pada air untuk eksis" maka bila kita menemukan satu bentuk kehidupan hayati baru dapat disimpulkan bahwa "bentuk kehidupan hayati tersebut mungkin bergantung pada air untuk eksis". Statistika yang dimaksud dalam memformalkan penalaran induktif adalah statistika inferensial (inferential statistics), yaitu statistika yang mendasarkan penarikan kesimpulan mengenai populasi (keseluruhan) dengan menggunakan data sampel acak (bagian acak, random sample) melalui proses pengambilan sampel secara acak (random sampling).

Pada ilmu-ilmu kuantitatif empiris seperti ekologi kuantitatif (quantitative ecology), penalaran induktif digunakan untuk menentukan apakah hipotesis diterima atau ditolak. Oleh karena itu, dapat dimengerti mengapa analisis statistik (statistical analysis) menjadi bagian yang sangat penting dalam penelitian kuantitatif. Dengan menggunakan analisis statistik, sesuatu disimpulkan sebagai benar bila peluang melakukan kesalahan dalam menolak hipotesis nol yang salah adalah kecil. Peluang kesalahan yang kecil tersebut dikenal sebagai taraf nyata (level of significance). Bagi Anda yang ingin mempelajari statistik sebagai dasar melakukan penelitian kuantitatif, silahkan pelajari buku teks analisis statistika daring gratis HyperStat Online Statistics Textbook dan Online Statistics: An Interactive Multimeida Course of Study yang dikembangkan oleh Rice University, University of Houston Clear Lake, dan Tufts University dan dapat diakses melalu dapat diakses melalui Rice Virtual Lab in Statistics atau buku teks daring Statistical Analysis Handbook oleh M.J. de Smith.

Menguraikan penalaran deduktif maupun induktif dilakukan dengan menulis. Menulis memerlukan bahasa, entah bahasa Indonesia atau bahasa asing lainnya (terutama bahasa Inggris, tentu saja). Agar mampu menulis dengan baik diperlukan keterampilan menulis akademik (academic writing), suatu gaya menulis dengan menggunakan ciri-ciri khusus, termasuk gaya bahasa, yang berbeda dengan gaya bahasa dalam menulis untuk tujuan lainnya. Untuk dapat menulis akademik dengan baik dalam Bahasa Indonesia, Anda perlu menguasai:
Hal yang kurang lebih sama berlaku bila Anda menulis dalam Bahasa Inggris. Hanya saja, untuk menulis dalam bahasa Inggris, Anda dapat memanfaatkan layanan pemeriksaan ejaan (spelling check) dan pemeriksaan tatabahasa (grammar check) yang disediakan pada program aplikasi pengolah kata (word processing) maupun layanan lainnya. Karena bahasa Inggis bukan merupakan bahasa ibu Anda, sebaiknya Anda memeriksakan tulisan pada layanan pemeriksaan komposisi tulisan akademik daring.

Pada akhirnya, sarana penalaran diperlukan untuk menjamin agar Anda dapat menghasilkan kesimpulan penelitian yang benar. Sedangkan, apa itu sebenarnya kebenaran (truth), sejauh yang saya pernah baca, bergantung pada cara pandang atau paradigma yang dianut dalam bidang ilmu tertentu.

***
Kembali membaca Materi 2.1.
Lanjutkan membaca Materi 2.3.

***
Hak cipta: I Wayan Mudita (2019)
Revisi pertama: 3 Maret 2019, revisi termutakhir: 10 Februari 2020

Creative Commons License

38 comments:

  1. Dari tulisan bapak diatas saya sedikit mengerti bahwa sarana ilmiah adalah sarana berpikir untuk memungkinkan kita dalam menelaah ilmu secara baik. Maka lmu merupakan gabungan antara pola berfikir deduktif dan berfikir induktif, untuk itu maka penalaran ilmiah menyadarkan diri kepada proses logika deduktif dan logika induktif.
    Namun ada beberapa kendala yang akan saya alami ketika saya menulis nanti yakni : Saya baru belajar menulis Karya Ilmiah, dan saya takut tulisan saya tidak meyakinkan atau diremehkan orang.
    Bagaimana cara merangkai paragraph yang satu dengan paragraph yang lain sehingga kelihatan tulisan itu adalah satu kesatuan yang utuh dan indah dibaca. Karena menurut saya suatu bacaan itu menarik apabila memiliki pilihan kata yang tepat dan logika berpikirnya bernar-benar bersatu antar paragraph.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pertama, jangan pernah takut mencoba dan diremehkan orang karena bila takut mencoba dan takut diremehkan, tidak akan pernah bisa meningkatkan kemampuan. Untuk belajar menulis akademik, silahkan klik halaman Sumberdaya dan baca bagian Menulis Akademik dengan mengklik tautan yang saya berikan. Baca juga bagian mengenai Bahasa pada awal halaman Sumberdaya tersebut.

      Delete
  2. dari tautan reasioning di atas,{Reasoning is associated with thinking, cognition, and intellect. Reasoning may be subdivided into forms of logical reasoning (forms associated with the strict sense): deductive reasoning, inductive reasoning, abductive reasoning; and other modes of reasoning considered more informal, such as intuitive reasoning and verbal reasoning. Along these lines, a distinction is often drawn between discursive reason, reason proper, and intuitive reason}, mungkin bisa saya simpulkan bahwa penalaran menjadi bagian penting dalam proses melahirkan sebuah karya ilmiah. Penalaran dimaksud adalah penalaran logis yang mengesampingkan unsur emosi, sentimen pribadi atau kelompok. Oleh karena itu, dalam menyusun karya ilmiah metode berpikir keilmuan yang menggabungkan cara berpikir/penalaran induktif dan deduktif, sama sekali tidak dapat ditinggalkan.

    ReplyDelete
  3. Selamat pagi bapa, dari penjelasan bapa saya sudah paham bahwa dalam suatu penelitian perlu memperhatikan penalaran deduktif maupun penalaran induktif dalam suatu tulisan ilmiah. Namun dijelaskan lagi bahwa penalaran deduktif menyatakan kebenaran kesimpulan yang merupakan kebenaran yang pasti sedangkan penalaran induktif menyatakan kesimpulan yang merupakan kebenaran yang mungkin. Apakah dalam aplikasi penelitian ilmu lingkungan lebih tepatnya menggunakan penalaran induksi atau deduksi? Atau bisa menggunakan dua-duanya yaitu penalaran deduksi dan penalaran induksi sekaligus karena keduanya saling berhubungan?

    ReplyDelete
  4. Selamat sore bapak, Terima Kasih Untuk Materinya.
    Dalam Penelitian Sarana berpikir yang paling dasar adalah logika (logic), yaitu pengggunaan penalaran untuk membangun suatu proposisi baru berdasarkan proposisi yang sebelumnya sudah diketahui sebagai benar. Penalaran dengan menggunakan logika merupakan penalaran yang diperlukan untuk melakukan penelitian. Penalaran dengan menggunakan logika tersebut terdiri atas penalaran deduktif (deductive reasoning, penalaran dengan kesimpulan pasti) dan penalaran induktif (inductive reasoning, penalaran dengan kesimpulan kemungkinan). Dalam Penelitian Kualitatif apakah menggunakan penalaran deduktif ( deductive reasoning ) atau penalaran induktif (inductive reasoning) ?
    Terima kasih untuk penjelasan bapak.

    ReplyDelete
  5. Selamat saing pak.
    Dari materi di atas saya berkesimpulan bahwa Sarana berpikir atau penalaran merupakan suatu sarana ilmiah yang diperlukan dalam penelitian. penalaran dengan logika dalam suatu penelitian digunakan untuk "meragukan" suatu kebenaran atau teori oleh karena itu membaca dan terus mencari informasi sebanyak mungkin sebelum menulis memegang peranan penting dalam mengasah penalaran seorang calon peneliti untuk menghasilkan suatu hasil penelitian yang baik.

    ReplyDelete
  6. selamat malam pak.
    pda awal materi mengenai penalaran mengunakan logika di sebutkan bahwa terdapat penalaran intuitif. yang ingin saya tanyakan, jenis penelitian apa yang mengunakan penalaran tersebut pak? terima kasih

    ReplyDelete
  7. Selamat Pagi Pak.....
    Mencermati materi 4.2. ini berkaitan dengan kebenaran yang saya pahami, saya sependapat dengan Bapak. Bahwa suatu kebenaran sesungguhnya bergantung sudut pandang ilmu yang digunakan. Sedikit menambahkan bahwa, apakah zaman sekarang suatu kebenaran juga sangat dipengaruhi oleh mindset lingkungan setempat. Bahkan filsafatpun membantu kita untuk senantiasa berpikir kritis, dan melihat berbagai persoalan dari berbagai sudut pandang yang berbeda.
    Bagaimana pendapat Bapak ?

    Terima kasih....

    ReplyDelete
  8. Dari materi ini dapat saya simpulkan bahwa tidak ada kebenaran yang hakekat tapi tergantung presepsi orang yang melihat, logika di perlukan untuk memahami sesuatau dari sudut pandang tertentu dan melihat seberapa besar kemungkinan yang akan di capai. Ketika menulis, masalah di analisis secara induktif sehingga penalaran dalam logika terhadap masalah tersebut dapat di pahami

    ReplyDelete
  9. Sore bpk...makasih atas materi yang bpk sampaikan, sangat membantu saya dalam memulai tulisan saya.

    ReplyDelete
  10. Selamat malam pak...saya sangat sependapat dengan apa yang telah bapak bagikan dari tulisan ini bahwa, setiap peneliti harus memiliki penalaran yang baik untuk membangun suatu proposisi baru berdasarkan proposisi yang sebelumnya sudah diketahui sebagai suatu kebenaran. Dan juga bahwa kebenaran mengenai suatu ilmu itu bergantung pada bagaimana cara pandang atau paradigma yang dianut dalam bidang ilmu tertentu. Terima kasih pak

    ReplyDelete
  11. Pada materi ini di jelaskan yg tidak menggunakan Logika yg disebut penalaran (intuitive Reasoning).
    Yg sya tanyakan jenis penelitian apa yg harus gunakan penalaran (intuitive reasoning)??

    ReplyDelete
  12. pada dasarnya logika berfikir hanya dapat digunakan pada kesimpulan , salah satunya jika penelitian bersifat kualitatif

    ReplyDelete
  13. Sarana ilmiah dalam ilmu pengetahuan ada empat, yaitu bahasa, logika, matematika dan statistika. Bahasa ilmiah berfungsi sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran seluruh proses berpikir ilmiah. Logika dan matematika mempunyai peranan penting dalam berpikir deduktif sehingga mudah diikuti dan dilacak kembali kebenarannya. Sedangkan logika dan statistika mempunyai peranan penting dalam berpikir induktif untuk mencari konsep-konsep yang berlaku umum.

    ReplyDelete
  14. Sarana berpikir yang paling dasar adalah logika. Penalaran dengan menggunakan logika merupakan penalaran yang diperlukan untuk melakukan penelitian. Penalaran dengan menggunakan logika tersebut terdiri atas penalaran deduktif (deductive reasoning, penalaran dengan kesimpulan pasti) dan penalaran induktif (inductive reasoning, penalaran dengan kesimpulan kemungkinan).
    Yang menjadi pertanyaan saya adalah
    1. Apa syaratnya supaya kesimpulan dalam deduktif dapat dipercaya?
    2. Apakah penelitian kualitatif perlu digeneralisasikan?
    Mohon penjelasannya Pak, terima kasih.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ijin memberikan tanggapan mengenai pertanyaannya, Ibu Stevania.
      Logika deduktif merupakan sistem yang tepat dan teratur yang bertujuan untuk memberikan dukungan pasti terhadap suatu kesimpulan. Meskipun penalaran induktif menunjukkan bahwa suatu kesimpulan mungkin benar, penalaran deduktif dapat menunjukkan bahwa kesimpulan pasti benar. Dengan kata lain, jika kita menggunakan logika deduktif dan jika kita memiliki argumen yang valid dengan premis yang pasti benar, maka kita dapat menjamin kesimpulan kita itu benar.
      Karena generalisasi yang baik membutuhkan data pada populasi besar, penelitian kuantitatif, eksperimental misalnya akan memberikan landasan terbaik untuk menghasilkan generalisasi yang luas. Semakin besar populasi sampel, maka hasilnya pun semakin dapat digeneralisasikan. Berbeda dengan penelitian kualitatif, selain kekhawatiran tentang generalisasi, metodologi kualitatif diperdebatkan karena studi seringkali sulit untuk ditiru. Peneliti di kemudian hari mungkin tidak memiliki akses ke subjek yang sama, dan jika subjek lain digunakan, hasilnya mungkin berbeda.
      Terima kasih.

      Delete
  15. selamat malam pak ..mohon ijin bertanya bagaiman kita dapat menganalisis suatu judul penelitian apakah judul tersebut menggunakan penalaran secara induktif atau deduktif,,mohon penjelasan pak .Terima kasih Pak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih pa Maksen untuk pertanyaan yang prinsipil ini. Saya mencoba menjawab terkait bagaimana memilih judul penelitian dengan penalaran deduktif atau induktif.
      Penalaran deduktif adalah cara berpikir yang mengimplementasikan sesuatu yang umum dan selanjutnya dikaitkan dengan aspek-aspek yang sesuatu yang khusus. Secara umum arti dari deduksi itu sendiri adalah penarikan kesimpulan dari situasi yang umum, memperoleh yang khusus dari hal yang umum.Pendekatan atau metode deduktif merupakan sesuatu yang memakai logika untuk membuat satu atau lebih kesimpulan berlandaskan beberapa premis yang diberikan. Pada deduktif yang rumit peneliti bisa membuat kesimpulan lebih dari satu.Pada metode deduktif kebenaran sudah dipahami secara umum, selanjutnya kebenaran tersebut akan mencapai pengetahuan baru mengenai isu atau indikasi khusus. Bila disimpulkan deduksi adalah aktivitas berpikir yang berdasar pada hal umum (teori, konsep, prinsip, keyakinan) mengarah ke khusus.
      Penalaran induktif adalah cara berpikir yang berdasar pada kejadian yang khusus untuk memastikan teori, hukum, konsep yang umum. induktif diawali dengan mengutarakan teori yang memiliki batasan eksklusif pada saat membuat pernyataan yang diakhiri dengan pernyataan yang memiliki karakter umum. Berpikir induktif adalah cara yang dipakai dalam bernalar atau berpikir yang berdasar pada sesuatu yang khusus mengarah ke umum. Ini menjadikan induktif merupakan metode generalisasi.Pendekatan induktif mementingkan pada aktivitas pemeriksaan terlebih dahulu yang dilanjutkan dengan menarik kesimpulan berlandaskan pemeriksaan tersebut.Seperti yang telah disampaikan di atas bahwa pendekatan ini sering dinamakan sebagai pendekatan dari penarikan kesimpulan dari yang khusus menuju umum

      Delete
  16. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  17. Materi mengenai Sarana Ilmiah dalam Penelitian membawa saya pada dua pertanyaan, diantaranya :
    1.Apa kesalahan atau bias umum dalam penalaran induktif / deduktif?
    2. Sarana (alokasi, konsep) mana yang bergantung pada domain pemikiran analitis yang berbeda (seperti penalaran, kognisi moral, keputusan)?

    Mohon tanggapan atas pertanyaan yang disampaikan. Terima kasih, Pak

    ReplyDelete
    Replies
    1. izin menjawab pertanyaan nomor 1 pak Marlon, Penalaran induktif juga dikenal sebagai konstruksi hipotesis karena setiap kesimpulan yang dibuat didasarkan pada pengetahuan dan prediksi terkini. Seperti dengan argumen deduktif, bias dapat mendistorsi penerapan argumen induktif yang tepat, yang mencegah penalaran membentuk kesimpulan yang paling logis berdasarkan petunjuknya. Heuristik ketersediaan menyebabkan pemikir bergantung terutama pada informasi yang tersedia. Orang memiliki kecenderungan untuk mengandalkan informasi yang mudah diakses di dunia sekitar mereka. Hal ini bisa mengenalkan bias dalam penalaran induktif. Bias konfirmasi didasarkan pada kecenderungan alami untuk mengkonfirmasi, dan bukan menolak hipotesis saat ini. Misalnya, selama beberapa abad diyakini bahwa matahari dan planet mengorbit bumi.

      Delete
    2. Good evening Mr. Marlon, allow me to answer question number one:
      Inductive reasoning is a form of argument that—in contrast to deductive reasoning—allows for the possibility that a conclusion can be false, even if all of the premises are true.[35] This difference between deductive and inductive reasoning is reflected in the terminology used to describe deductive and inductive arguments. In deductive reasoning, an argument is "valid" when, assuming the argument's premises are true, the conclusion must be true. If the argument is valid and the premises are true, then the argument is "sound". In contrast, in inductive reasoning, an argument's premises can never guarantee that the conclusion must
      we have defined them so. Socrates is mortal because we have included him in a set of beings that are mortal. The conclusion for a valid deductive argument is already contained in the premises since its truth is strictly a matter of logical relations. It cannot say more than its premises. Inductive premises, on the other hand, draw their substance from fact and evidence, and the conclusion accordingly makes a factual claim or prediction. Its reliability varies proportionally with the evidence. Induction wants to reveal something new about the world. One could say that induction wants to say more than is contained in the premises.
      Another crucial difference between these two types of argument is that deductive certainty is impossible in non-axiomatic systems such as reality, leaving inductive reasoning as the primary route to (probabilistic) knowledge of such systems

      Delete
  18. Selamat malam pak, dalam materi diatas dijelaskan bahwa Untuk dapat menulis akademik dengan baik dalam Bahasa Indonesia, Anda perlu menguasai 8 pedoman, mohon izin bertanya apakah sistematik menulis dalam bahasa asing yang baik harus mengikuti 8 pedoman tersebut ataukah ada cara lain di luar 8 pedoman tersebut ? terima kasih

    ReplyDelete
  19. Selamat Siang Bapak, setelah saya mempelajari materi Unsur Penelitian dan Sarana Ilmiah, pertanyaan yang mendasar ini adalah bagaimana cara menentukan unsur-unsur penelitian baik bagi mahasiswa Ilmu Lingkungan. Metode apa saja yang perlu diperhatikan dalam unsur-unsur terkait diatas. Jika sarana yang dilakukan tidak mendukung dalam penelitian, walaupun saat perencanaan penelitian sudah ditentukan. Bagaimana langkah selanjut jika sarana tersebut tidak mendukung? Serta bagaimana cara untuk membedah dan solusinya. Mohon petunjuk lebih lanjut bapak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Selamat siang Pak Ajhar, ijin menjawab pertanyaan pertama berkaitan dengan bagaimana cara menentukan unsur-unsur penelitian baik bagi mahasiswa Ilmu Lingkungan. Menurut saya cara menentukan unsur-unsur penelitian yang baik pada umumnya sama. Untuk dapat melakukan penelitian dengan baik, peneliti perlu memiliki pengetahuan tentang berbagai unsur penelitian. Unsur-unsur yang menjadi dasar penelitian ilmiah ini adalah : konsep, preposisi, teori, variabel, hipotesa dan definisi operasional yang memiliki hubungan antara unsur-unsur secara sistematis.
      1. Konsep
      Konsep penelitian adalah unsur penelitian yang terpenting dan merupakan definisi yang dipakai oleh peneliti untuk menggambarkan secara abstrak suatu fenomena sosial atau fenomena alam.
      2. Preposisi
      Adalah pernyataan statement tentang sifat dari realita yang dapat diuji kebenarannya. Hipotesis adalah proposisi yang dirumuskan untuk pengujian empiris. Dalil atau laws adalah juga preposisi yang mempunyai jangkauan atau scope yang lebih luas dan telah mendapatkan banyak dukungan empiris.
      3. Teori
      Merupakan sarana pokok untuk menyatakan hubungan sistematis antara fenomena sosial maupun alam yang hendak diteliti. Teori adalah rangkaian logis dari satu preposisi atau lebih.
      4. Variabel
      Unsur lain yang biasa dikenal sebagai unsur penelitian adalah variabel. Variabel yaitu konsep yang mempunyai variasi nilai.
      5. Hipotesis
      Adalah kesimpulan sementara atau preposisi tentatif tentang hubungan antara dua variabel atau lebih hipotesis selalu disajikan dalam bentuk statemen yang menghubungkan secara eksplisit maupun implisit suatu variabel dengan satu atau lebih variabel lainnya.
      6. Definisi operasional
      Adalah merupakan petunjuk tentang bagaimana suatu variabel diukur. Dengan membaca definisi operasional suatu penelitian, seorang peneliti akan mengetahui pengukuran suatu variabel, dapat mengetahui baik buruknya pengukuran tersebut. Demikian penjelasan saya, terima kasih dan salam sehat.

      Delete
    2. Selama Malam Pa Ajhar, saya mencoba menjelaskan unsur-unsur penelitian dan hubungan antar unsur sebagai berikut :
      Penelitian ilmiah adalah suatu proses pembuktian hubungan secara sistematis. Karena itu hubungan antara unsur-unsur penelitian ilmiah ini juga dapat disajikan secara sistematis. Sebagai aktivitas ilmiah yang sistematis dan terencana dengan tujuan untuk memperoleh kebenaran ilmiah, penelitian melibatkan dua proses penting yang saling terkait, yakni proses teoretisasi dan proses empirisasi pengetahuan. Agar dapat melakukan proses-proses tersebut, penting bagi peneliti untuk memiliki pengetahuan yang cukup tentang unsur-unsur penelitian. Pada proses teoretisasi dikenal unsur-unsur seperti konsep, proposisi dan teori. Sedangkan pada proses empirisasi dikenal unsur-unsur seperti hipotesis dan variabel
      Konsep, abstrak dan kontruk.
      Berteoretisasi merupakan bagian sangat penting dalam penelitian. Pada tahap ini peneliti menggunakan istilah “konsep” dan “proposisi” untuk menggambarkan fenomena atau peristiwa yang diamati dari yang kompleks menjadi sederhana. Konsep-konsep abstrak tersebut, menurut Singarimbun dan Effendi (1995: 33) disebut sebagai inferensi, yakni tingkat abstraksi yang lebih tinggi dari kejadian-kejadian yang konkrit, sehingga tidak mudah menghubungkannya dengan kejadian, obyek atau individu tertentu. Selanjutnya konsep yang abstrak tersebut disebut konstruk (construct), karena dikonstruksikan dari konsep yang lebih rendah tingkatan abstraksinya. Semakin besar jarak antara konsep atau konstruk ini dengan fakta empirik atau aktivitas yang ingin digambarkannya, semakin besar pula kemungkinan terjadinya salah pengertian dan salah penggunaan.
      Proposisi :
      Hubungan yang logis antara dua konsep disebut proposisi. Biasanya proposisi dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan yang menunjukkan hubungan antara dua konsep. Misalnya, proposisi Hariis dan Todaro, yang banyak digunakan dalam studi kependudukan berbunyi “proses migrasi tenaga kerja ditentukan oleh perbedaan upah”. ‘Karakteristik individu menentukan integrasi sosial seseorang di masyarakat” merupakan contoh proposisi dalam sosiologi.
      Dalam penelitian sosial biasanya dikenal dua tipe proposisi, yakni aksioma atau postulat dan teorem. Aksioma atau postulat ialah proposisi yang kebenarannya tidak dipertanyakan lagi oleh peneliti, sehingga tidak perlu diuji dalam penelitian. Misalnya, “perilaku manusia selalu terikat dengan norma sosial” ialah contoh sebuah proposisi yang kebenarannya tidak dipertanyakan. Sedangkan teorem ialah proposisi yang dideduksikan dari aksioma. Sebagai contoh “perilaku seseorang dipengaruhi oleh niatnya untuk melakukan perilaku tersebut”
      Variabel
      Agar konsep dapat diteliti secara empiris ia harus dirumuskan secara operasional dengan mengubahnya menjadi variabel. Caranya adalah dengan memilih dimensi tertentu konsep yang memiliki variasi nilai. Misalnya, konsep badan. Untuk menjadi variabel ... yang dapat diukur ialah tinggi, berat, dan bentuknya/
      Teori
      Unsur penelitian yang paling besar peranannya ialah teori, karena dengan unsur ini penelitian mencoba menerangkan fenomena sosial atau alam yang menjadi pusat perhatiannya agar lebih mudah dipahami masyarakat awam. Teori diartikan sebagai serangkaian asumsi, konsep, konstruk, definisi, dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep
      Hipotesis
      Suatu pernyataan yang menghubungkan antara dua variabel atau lebih secara operasional yang siap diuji secara empiris.
      Definisi Operasional:
      Definisi operasional adalah dimensi penelitian yang menyediakan data bagi peneliti untuk mengetahui bagaimana metode dalam mengukur atau menilai variabel. Definisi operasional saat diaplikasikan dalam pengumpulan data, adalah definisi rinci yang ringkas dan jelas mengenai suatu nilai atau ukuran. Definisi operasional sangat krusial dan penting agar berbagai macam jenis data bisa dikumpulkan

      Delete
  20. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  21. Terima kasih Bapak untuk materinya.
    Pertanyaan terkait komentar terkait materi di atas :
    1. Dalam pembahasan di atas disebutkan bahwa proposisi yang digunakan sebagai dasar untuk membangun proposisi baru disebut premis (premise), sedangkan proposisi baru yang dihasilkan sebagai sebagai kesimpulan disebut konsekuen (consequent). Premis adalah pernyataan dalam argumen yang memberikan bukti atau alasan untuk membentuk kesimpulan. Ini berisi informasi yang membuat orang percaya bahwa argument kita benar. Suatu argumen dapat memiliki satu atau lebih premise.Bagaimana menempatkan premise minor dan premise mayor dalam penarikan kesimpulan.
    2. Dalam materitersebut di atas disebutkan bahwa matematika memformalkan penalaran deduktif dengan menggunakan hukum pembagian (detachment, modus ponens), silogisme (syllogism), dan kontra-positif (contra-positive, modus tollens). Statistika memformalkan penalaran induktif dengan berdasarkan pada teori peluang (probability theory), logika banyak-nilai (many-valued logic), atau teori Dempster–Shafer (Dempster–Shafer theory) dengan menggunakan aturan penarikan kesimpulan inferensi seperti aturan Bayes (Bayes' rule). Pernyaan di atas lebih dimaksudkan pada penelitiaan kuantitaif. Pertanyaannya : bagaimana membuat penalaran deduktif dan induktif pada penelitian kualitatif.

    ReplyDelete
    Replies
    1. This comment has been removed by the author.

      Delete
    2. Terimakasih atas pertanyaannya, Pak Petrus Pulang. Saya mencoba memberikan tanggapan atas pertanyaan yang diajukan.
      Ada enam aturan silogisme yang diketahui, yang mana terutama berlaku untuk silogisme kategorikal, karena itu merupakan satu-satunya kategori yang membutuhkan tiga komponen: premis mayor, premis minor, kesimpulan.
      Aturan Pertama: Harus ada tiga istilah: premis mayor, premis minor, dan kesimpulan - tidak lebih, tidak kurang.
      Aturan Kedua: Premis minor harus didistribusikan setidaknya pada satu premis lainnya.
      Aturan Tiga: Setiap istilah yang didistribusikan dalam kesimpulan harus didistribusikan pada premis yang relevan.
      Aturan Empat: Tidak boleh menggunakan dua premis negatif.
      Aturan Lima: Jika salah satu dari dua premis negatif, kesimpulannya harus negatif.
      Aturan Enam: Dari dua premis universal, tidak ada kesimpulan yang dapat ditarik.

      Untuk pertanyaan kedua, Perbedaan utama antara pendekatan induktif dan deduktif adalah bahwa sementara pendekatan deduktif ditujukan dan menguji teori, pendekatan induktif menghasilkan teori baru yang muncul dari data. Pendekatan deduktif biasanya dimulai dengan hipotesis, sedangkan pendekatan induktif biasanya menggunakan pertanyaan penelitian untuk mempersempit ruang lingkup penelitian. Untuk pendekatan deduktif penekanan umumnya pada kasualitas, sedangkan untuk pendekatan induktif tujuannya biasanya difokuskan pada eksplorasi fenomena baru atau melihat fenomena yang telah diteliti sebelumnya dari perspektif yang berbeda.
      Pendekatan induktif umumnya dikaitkan dengan penelitian kualitatif. Namun, tidak ada aturan yang ditetapkan dan beberapa studi kualitatif dapat saja berorientasi deduktif.
      Salah satu pendekatan induktif spesifik yang sering dirujuk dalam literatur penelitian adalah teori dasar, pendekatan ini mengharuskan peneliti memulai dengan berpikir luas tanpa praduga mengenai apa yang akan ditemukan. Tujuannya adalah menghasilkan teori baru berdasarkan data.
      Setelah analisis data selesai, peneliti harus memeriksa teori yang ada untuk memposisikan teori baru mereka dalam disiplin ilmu.
      Teori dasar bukanlah pendekatan yang bisa digunakan dengan mudah. Hal ini membutuhkan pemilahan data yang ekstensif dan berulang-ulang serta perlu beberapa kali menganalisis untuk mengidentifikasi teori baru. Ini merupakan pendekatan yang paling cocok untuk proyek penelitian jika fenomena yang akan diselidiki belum dieksplorasi sebelumnya.
      Yang paling penting untuk diingat ketika mempertimbangkan apakah akan menggunakan penalaran induktif atau deduktif, pertama adalah tujuan penelitian, dan kedua metode yang paling cocok untuk menguji hipotesis, mengeksplorasi bidang baru atau yang muncul dalam disiplin ilmu atau untuk menjawab pertanyaan penelitian tertentu.

      Delete
  22. Terimakasih bapak Materinya,Sangat bermanfaat. Terlepas dari itu Ada yang belum saya pahami dan ingin saya tanyakan : pertama bagaimana Peneliti mampu menghasilkan Validasi keakuratan informasi Pada data kualitatif dan kedua, Bagaimana kita mampu meyakini orang lain untuk percaya terhadap logika penalaran deduktif dan penalaran induktif pada sebuah penelitian .Mohon penjelasannya Bapak,Terimakasih,.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Perkenankan saya mencoba menanggapi pertanyaan pertama dari Pak Marianus.
      Dalam penelitian kualitatif digunakanlan angket/kuisioner untuk menjading data-data penelitian. Dimana sebelum digunakan ke responden terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reabilitas terhadap angket/kuisioner tersebut. Jika pertanyaannya adalah bagaimana Peneliti mampu menghasilkan Validasi keakuratan informasi pada data kualitatif maka terlebih dahulu perlu dilakukan pengujian validitas terhadap angket / kuisioner yang akan digunakan, supaya data yang dihasilkanpun valid.
      Demikian tanggapan dari saya. Terimakasih

      Delete
  23. Pada materi ini dijelaskan bahwa ada 2 (dua) jenis penalaran, yaitu penalaran menggunakan logika (penalaran diskursif) dan penalaran yang tidak menggunakan logika (penalaran intuitif). Pertanyaan saya, apakah penalaran intuitif ini juga diakui atau bisa digunakan untuk membuat tulisan ilmiah ?
    Karena dari penjelasan pada materi ini disebutkan bahwa penalaran diskursif saja yang dapat digunakan untuk penelitian.
    Terimakasih.

    ReplyDelete
  24. Selamat malam ibu Stevania Djawa,Ijin menjawab terkait Apa syaratnya supaya kesimpulan dalam deduktif dapat dipercaya.
    Perluu diketahui bahwa Deduktif atau Deduksi adalah cara berpikir di mana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikkan kesimpulan secara deduktif biasanya mempergunakan pola berpikir yang dinamakan silogisme. Silogisme disusun dari dua buah pernyataan dan sebuah kesimpulan.
    Pernyataan yang mendukung silogisme ini disebut sebagai premis yang kemudian dibedakan menjadi premis mayor dan premis minor.
    Kesimpulan merupakan pengetahuan yang didapat dari penalaran deduktif berdasarkan kedua premis tersbut. Penarikan kesimpulan secara deduktif dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Penarikan tidak langsung ditarik dari dua premis. Penarikan secara langsung ditarik dari satu premis.
    Jadi jika ditanya Apa syaratnya supaya kesimpulan dalam deduktif dapat dipercaya maka Syarat ketepatan penarikkan kesimpulan tergantung dari tiga hal yaitu kebenaran premis mayor, kebenaran premis minor, dan keabsahan penarikan kesimpulan.

    Apabila salah satu dari ketiga unsur itu persyaratannya tidak terpenuhi dapat dipastikan kesimpulan yang ditariknya akan salah. Matematika adalah pengetahuan yang disusun secara deduktif. Trimakasih

    ReplyDelete
  25. 2.2. Terima kasih Bapa untuk materinya.
    Penelitian merupakan sebuah proses pencarian dan penyelidikan yang dilakukan secara aktif dan sistematis dengan melakukan pengumpulan data, analisis kemudian menyimpulkan untuk memahami dan menjelaskan suatu fenomena. Semua jenis dan bentuk penelitian mempunyai prosedur yang benar-benar bermuara pada penyelidikan yang sistematis dan ketat, sehingga simpulan yang dihasilkan dapat dipercaya dan mudah diterima oleh semua orang.Salah satu kunci dalam melakukan penyelidikan sebuah fenomena sampai pada proses penarikan simpulan adalah penalaran. Selain teori dan kajian empiris, penalaran mempunyai peran penting bagi setiap peneliti untuk menuntun pada pengungkapan fakta-fakta.
    1. Apa itu penalaran dan hubungannya dengan kesimpulan
    2. Perbedaan mendasar penalaran deduktif dan induktif.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Selamat Pagi pa Lobo Djari :
      Jawab :
      1. Penalaran merupakan salah satu komponen penting dalam penelitian. Dalam membuat simpulan penelitian seringkali peneliti merasa ragu ragu, sehingga simpulan penelitian dirasakan kurang berdasar. Penalaran yang tepat akan menghindarkan kita membuat simpulan yang kurang mantap. Mengetahui bagaimana penalaran yang benar dapat membantu membuat penyimpulan yang baik merupakan modal penting bagi peneliti.
      Penalaran juga bisa didefinisikan sebagai suatu cara membuat simpulan dari kumpulan fakta-fakta atau premis-premis. Ada tiga dalam penalaran yaitu: induktif, dan deduktif.
      2. Ada dua jenis penalaran dalam penelitian :
      a. PENALARAN INDUKTIF.
      Penalaran induktif kita kenal sebagai proses penarikan simpulan dari sesuatu yang bersifat umum (teori) ke sesuatu yang bersifat khusus (aplikasi). Penalaran induktif ini berpotensi untuk menghasilkan simpulan yang beragam. Induksi merupakan pengujian eksperimen dari sebuah teori. Mengapa teori ini perlu diuji? Hal ini dikarenakan adanya kemungkinan kesalahan dalam pengambilan simpulan, sehingga diperlukan investigasi lebih lanjut untuk meminimalisir kesalahan.
      b.PENALARAN DEDUKTIF.
      Penalaran deduktif kita kenal sebagai penalaran dengan melakukan penyimpulan dari sesuatu yang bersifat khusus ke sesuatu yang umum. Penalaran deduktif ini sejatinya adalah sebuah penggambaran dari penyimpulan logis berdasarkan pada fakta-fakta.
      Secara garis besar fungsi penalaran dalam setiap penelitian adalah, dimana Penalaran induktif digunakan untuk menguji hipotesis dan menghasilkan simpulan yang tepat. Sedangkan penalaran deduktif mampu menghasilkan simpulan logis berdasarkan bukti-bukti empiris dan pengujian hipotesis.

      Delete
  26. , Selamat malam Pak, dari materi unsur penelitian dan sarana ilmiah dikatakan bahwa penalaran dengan menggunakan logika merupakan penalaran yang diperlukan untuk melakukan penelitian. Penalaran menggunakan logika terdiri atas penalaran deduktif dan penalaran induktif . Penalaran deduktif menyatakan penalaran dengan kesimpulan yang pasti sedangkan penalaran induktif menyatakan kesimpulan kemungkinan. apakah dalam penelitian ilmu lingkungan lebih tepatnya menggunakan penalaran induksi atau deduksi? Atau bisa menggunakan dua-duanya.Terimakasih.

    ReplyDelete
  27. Penyusunan tinjauan pustaka adalah susunan yang didalamnya harus menjelaskan konsep secara jelas yang ada dalam rumusan masalah penelitian, juga beriskan teori, postulat atau rumusan - rumusan yang berkaitan dengan metodologis yang akan digunakan sebagai dasar atau rujukan dalam penelitian dengan memperhatikan susunan tata bahasa. Kenyataan yang ada seringkali pada bagian tinjauan pustaka disusun dengan sistem copy-paste berdasar jurnal atau buku sebagai sumber. Tinjauan pustaka disusun dengan memaparkan fakta teori yang ada dari sumber buku, jurnal atau lainnya, namun perlu adanya peubah susunan tata bahasa yang baik untuk memaparkan fakta yang ada terkait topik penelitian untuk dimuat dalam tinjauan pustaka.

    ReplyDelete