Pada tulisan pengantar pokok bahasan 1 saya sudah menyampaikan bahwa penelitian dapat dibedakan menjadi penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Keduanya dapat digabungkan menjadi satu penelitian metode campuran. Saya perlu mengulangi menyampaikan hal ini karena kedua kategori penelitian tersebut mempunyai beberapa perbedaan dalam kaitan dengan unsur penelitian. Keduanya sama dalam hal konsep (concept) atau abstraksi (abstraction) sebagai unsur penelitian, tetapi berbeda dalam hal bagaimana konsep diabstraksikan dan diukur. Saya memulai pokok bahasan ini dengan menyampaikan tulisan pengantar mengenai apa itu unsur penelitian, mengapa diperlukan, dan bagaimana menggunakannya dalam penyusunan proposal penelitian.
Pokok Bahasan 2: Materi Kuliah
Membaca Materi 2.1.
Konsep merupakan definisi atau keterangan mengenai sesuatu secara abstrak. Bagaimana sesuatu didefinisikan atau diterangkan dalam penelitian disebut konseptualisasi (conceptualization). Konsep juga disebut abstraksi karena definisi atau keterangan mengenai sesuatu dilakukan atas dasar generalisasi atas sejumlah karakteristik mengenai sesuatu tersebut. Sebagai contoh, konsep degradasi lahan dapat diterangkan atau diabstraksikan dengan melakukan generalisasi terhadap sejumlah ciri, misalnya penutupan lahan, erosi, dan tingkat kesuburan tanah rendah. Demikian pula dengan konsep kemiskinan, dapat diabstraksikan antara lain dengan besar pendapatan dan pengeluaran, keadaan rumah, akses terhadap sumberdaya, dsb. Konsep yang bersifat abstrak juga disebut konstruk (construct) karena secara sengaja dikonstruksi untuk tujuan penelitian.
Satu konsep, abstraksi, atau konstruk berhubungan dengan konsep, abstraksi, atau konstruk lain membentuk proposisi (proposition). Misalnya, proposisi antara konsep, abstraksi, atau konstruk degradasi lahan dan konsep, abstraksi, atau konstruk kemiskinan adalah bahwa degradasi lahan dapat menyebabkan penduduk menjadi miskin atau sebaliknya, penduduk miskin dapat mendorong terjadinya degradasi lahan. Berdasarkan atas tingkat kebenarannya, proposisi antara dua konsep, abstraksi, atau konstruk dalam penelitian kuantitatif terdiri atas beberapa tingkatan:
Pendefinisian atau pemberian keterangan terhadap suatu konsep atau konstruk dilakukan dengam menggunakan karakteristik atau ciri tertentu dari konsep, abstraksi, atau konstruk yang bersangkutan. Dalam penelitian kuantitatif, karakteristik atau ciri tertentu yang mempunyai variasi yang dapat diukur (measurable) tersebut disebut peubah atau variabel (variable). Jadi, peubah merupakan sesuatu yang digunakan untuk menjadikan suatu konsep, abstraksi, dtau konstruk dapat diukur. Suatu konsep, abstraksi, atau konstruk tertentu mungkin memerlukan hanya satu peubah untuk mengukurnya, tetapi konsep, abstraksi, atau konstruk lainnya memerlukan lebih dari satu peubah. Misalnya, peubah dari tinggi rendah suatu dataran adalah elevasi. Namun peubah dari degradasi lahan adalah persentase tutupan vegetasi, tingkat erosi, produksi biomasa, dsb., dan peubah dari pencemaran air adalah ph, BOD, COD, dsb. Karena merupakan karakteristik atau ciri dari konsep, abstraksi, atau konstruk, sebagaimana halnya konsep itu sendiri maka peubah juga saling berhubungan satu sama lain. Hubungan antara satu peubah dengan peubah lainnya dapat merupakan:
Dalam hubungan sebagaimana diuraikan di atas, terdapat empat kemungkinan posisi peubah senagai berikut:
Pada penelitian kuantitatif eksperimental, peubah bebas merupakan peubah yang diatur oleh peneliti sebagai perlakuan (treatment), sedangkan pada penelitian kuantitatif dengan metode survei, peubah bebas merupakan peubah yang berdasarkan teori ditetapkan sebagai menentukan nilai peubah lain. Hubungan antara peubah bebas dan peubah tidak bebas dalam penelitian kuantitatif eksperimental merupakan hubungan pengaruh sebab-akibat (causal), sedangkan hubungan antara kedua peubah tersebut pada penelitian survei merupakan pengaruh relasional (relational). Hubungan pengaruh sebab-akibat dimungkinkan dalam penelitian kuantitatif eksperimental melalui pengendalian terhadap faktor eksternal melalui perancangan percobaan (design of experiment) sehingga yang menentukan nilai peubah tidak bebas hanya perlakuan. Hubungan pengaruh sebab-akibat tersebut tidak dapat diperoleh melalui penelitian kuantitatif survei karena dalam penelitian semacam itu faktor eksternal tidak dikendalikan. Saya akan memaparkan mengenai penelitian eksperimental dan penelitian onservasional ini pada tulisan lain.
Agar suatu peubah dapat diukur maka peubah tersebut perlu diberikan definisi operasional (operational definition) untuk menjelaskan apa yang dimaksud dengan peubah yang bersangkutan dan bagaimana cara mengukurnya. Misalnya, untuk peubah persentase (%) penutupan lahan digunakan persentase permukaan lahan yang tertutup oleh tajuk pohon dan diukur dengan menggunakan kuadrat 10 m x 10 m. Bila hubungan antara dua peubah berbentuk hipotesis maka hubungan antara definisi operasional dua peubah berbentuk hipotesis statistik. Hipotesis statistik terdiri atas hipotesis nol (null hypothesis) yang menyatakan dugaan mengenai tidak adanya hubungan atau pengaruh dan hipotesis alternatif (alternative hypothesus) yang menyatakan dugaan mengenai hubungan sebaliknya. Hipotesis statistik ini selanjutnya menentukan teknik analisis statistik yang nantinya akan digunakan untuk menganalisis data penelitian kuantitatif.
Pada kategori penelitian kualitatif, istilah peubah tidak dikenal. Karena hipotesis berkaitan dengan peubah maka hipotesis juga tidak lazim digunakan dalam penelitian kualitatif. Pada penelitian kualitatif dikenal istilah topik (topic) dan tema (theme) sebagai padanan bagi konsep peubah, meskipun tidak benar-benar sama. Dalam hal ini topik merupakan satuan isi terkecil dari suatu konsep, abstraksi, atau konstruk. Suatu topik tertentu dalam penelitian kualitatif juga dapat saling berhubungan dengan topik lain, sebagaimana peubah dalam penelitian kuantitatif dapat berhubungan dengan peubah lain. Jika pada penelitian kuantitatif dua peubah dihubungkan menjadi hipotesis atau pertanyaan penelitian kuantitatif, pada penelitian kualitatif dua topik dihubungkan menjadi pertanyaan penelitian kualitatif. Dalam hal ini, pertanyaan penelitian kualitatif berbeda dari pertanyaan penelitian kuantitatif dalam hal:
Satu konsep, abstraksi, atau konstruk berhubungan dengan konsep, abstraksi, atau konstruk lain membentuk proposisi (proposition). Misalnya, proposisi antara konsep, abstraksi, atau konstruk degradasi lahan dan konsep, abstraksi, atau konstruk kemiskinan adalah bahwa degradasi lahan dapat menyebabkan penduduk menjadi miskin atau sebaliknya, penduduk miskin dapat mendorong terjadinya degradasi lahan. Berdasarkan atas tingkat kebenarannya, proposisi antara dua konsep, abstraksi, atau konstruk dalam penelitian kuantitatif terdiri atas beberapa tingkatan:
- Proposisi yang kebenarannya tidak perlu dipertanyakan lagi karena telah teruji melalui berbagai penelitian disebut aksioma (axiom) atau postulat (postulate).
- Proposisi yang diturunkan melalui proses deduksi dari sejumlah aksioma atau postulat disebut teorema (theorem).
- Proposisi yang digunakan untuk menerangkan suatu fenomena secara sistematis bersama dengan sejumlah preposisi lain dengan cara merumuskan hubungan antar konsep berdasarkan atas asumsi tertentu disebut teori (theory).
- Porosisi yang digunakan untuk merumuskan dugaan yang akan diuji melalui suatu penelitian disebut hipotesis (hypothesis).
Pendefinisian atau pemberian keterangan terhadap suatu konsep atau konstruk dilakukan dengam menggunakan karakteristik atau ciri tertentu dari konsep, abstraksi, atau konstruk yang bersangkutan. Dalam penelitian kuantitatif, karakteristik atau ciri tertentu yang mempunyai variasi yang dapat diukur (measurable) tersebut disebut peubah atau variabel (variable). Jadi, peubah merupakan sesuatu yang digunakan untuk menjadikan suatu konsep, abstraksi, dtau konstruk dapat diukur. Suatu konsep, abstraksi, atau konstruk tertentu mungkin memerlukan hanya satu peubah untuk mengukurnya, tetapi konsep, abstraksi, atau konstruk lainnya memerlukan lebih dari satu peubah. Misalnya, peubah dari tinggi rendah suatu dataran adalah elevasi. Namun peubah dari degradasi lahan adalah persentase tutupan vegetasi, tingkat erosi, produksi biomasa, dsb., dan peubah dari pencemaran air adalah ph, BOD, COD, dsb. Karena merupakan karakteristik atau ciri dari konsep, abstraksi, atau konstruk, sebagaimana halnya konsep itu sendiri maka peubah juga saling berhubungan satu sama lain. Hubungan antara satu peubah dengan peubah lainnya dapat merupakan:
- Hubungan sejajar (symetrical), bila dua peubah berubah nilainya secara beriringan, lazim disebut hubungan relasional;
- Hubungan tidak sejajar (asymetrical), bila perubahan nilai satu peubah menyebabkan nilai peubah lainnya berubah, lazim disebut hubungan pengaruh sebab-akibat, atau
- Hubungan timbal balik (reciprocal), bila perubahan nilai satu peubah menyebabkan nilai peubah lainnya berubah dan sebaliknya, lazim disebut hubungan dampak.
Dalam hubungan sebagaimana diuraikan di atas, terdapat empat kemungkinan posisi peubah senagai berikut:
- Peubah pengubah (change variable), peubah yang paling menentukan nilai peubah akibat, lazim disebut peubah bebas (independent variable)
- Peubah hasil (outcome variable), peubah yang nilainya sangat bergantung pada perubahan nilai peubah pengubah, lazim disebut peubah bergantung (dependent variable)
- Peubah antara (intervening variable), peubah yang berada di antara peubah pengubah dan peubah hasil, juga disebut peubah penjamak (confounding variable).
- Peubah pengganggu (extraneous variable), peubah yang mempengaruhi peubah pengubah (peubah bebas), peubah antara, dan peubah hasil (peubah bergantung).
Pada penelitian kuantitatif eksperimental, peubah bebas merupakan peubah yang diatur oleh peneliti sebagai perlakuan (treatment), sedangkan pada penelitian kuantitatif dengan metode survei, peubah bebas merupakan peubah yang berdasarkan teori ditetapkan sebagai menentukan nilai peubah lain. Hubungan antara peubah bebas dan peubah tidak bebas dalam penelitian kuantitatif eksperimental merupakan hubungan pengaruh sebab-akibat (causal), sedangkan hubungan antara kedua peubah tersebut pada penelitian survei merupakan pengaruh relasional (relational). Hubungan pengaruh sebab-akibat dimungkinkan dalam penelitian kuantitatif eksperimental melalui pengendalian terhadap faktor eksternal melalui perancangan percobaan (design of experiment) sehingga yang menentukan nilai peubah tidak bebas hanya perlakuan. Hubungan pengaruh sebab-akibat tersebut tidak dapat diperoleh melalui penelitian kuantitatif survei karena dalam penelitian semacam itu faktor eksternal tidak dikendalikan. Saya akan memaparkan mengenai penelitian eksperimental dan penelitian onservasional ini pada tulisan lain.
Agar suatu peubah dapat diukur maka peubah tersebut perlu diberikan definisi operasional (operational definition) untuk menjelaskan apa yang dimaksud dengan peubah yang bersangkutan dan bagaimana cara mengukurnya. Misalnya, untuk peubah persentase (%) penutupan lahan digunakan persentase permukaan lahan yang tertutup oleh tajuk pohon dan diukur dengan menggunakan kuadrat 10 m x 10 m. Bila hubungan antara dua peubah berbentuk hipotesis maka hubungan antara definisi operasional dua peubah berbentuk hipotesis statistik. Hipotesis statistik terdiri atas hipotesis nol (null hypothesis) yang menyatakan dugaan mengenai tidak adanya hubungan atau pengaruh dan hipotesis alternatif (alternative hypothesus) yang menyatakan dugaan mengenai hubungan sebaliknya. Hipotesis statistik ini selanjutnya menentukan teknik analisis statistik yang nantinya akan digunakan untuk menganalisis data penelitian kuantitatif.
Pada kategori penelitian kualitatif, istilah peubah tidak dikenal. Karena hipotesis berkaitan dengan peubah maka hipotesis juga tidak lazim digunakan dalam penelitian kualitatif. Pada penelitian kualitatif dikenal istilah topik (topic) dan tema (theme) sebagai padanan bagi konsep peubah, meskipun tidak benar-benar sama. Dalam hal ini topik merupakan satuan isi terkecil dari suatu konsep, abstraksi, atau konstruk. Suatu topik tertentu dalam penelitian kualitatif juga dapat saling berhubungan dengan topik lain, sebagaimana peubah dalam penelitian kuantitatif dapat berhubungan dengan peubah lain. Jika pada penelitian kuantitatif dua peubah dihubungkan menjadi hipotesis atau pertanyaan penelitian kuantitatif, pada penelitian kualitatif dua topik dihubungkan menjadi pertanyaan penelitian kualitatif. Dalam hal ini, pertanyaan penelitian kualitatif berbeda dari pertanyaan penelitian kuantitatif dalam hal:
- Menggunakan kata tanya untuk memperoleh jawaban yang berkaitan dengan pendapat, uraian, makna, pengalaman, harapan atau kata-kata sejenis lainnya daripada kata tanya untuk memperoleh jawaban yang berkaitan dengan sebab-akibat, hubungan, perbandingan, perkiraan, dan kata-kata sejenis lainnya;
- Pertanyaan penelitian kualitatif dimulai dengan sebuah pertanyaan menyeluruh (overarching question) dengan menghubungkan topik-topik menjadi proposisi yang merupakan tema utama penelitian dan kemudian ditindaklanjuti dengan pertanyaan yang lebih khusus untuk mengeksplorasi tema utama penelitian;
- Pertanyaan menyeluruh (overarching question) berkaitan dengan suatu teori yang sudah ada yang kemudian dieksplorasi dalam konteks sosial tertentu, misalnya konteks etnisitas, konteks gender, konteks generasi (tua vs muda), konteks lingkungan fisik tertentu, dsb.
***
Kembali membaca Pokok Bahasan Sebelumnya
Lanjutkan membaca Materi 2.2.
***
Hak cipta: I Wayan Mudita (2019)
Revisi pertama: 3 Maret 2019, revisi termutakhir 10 Februari 2020
Hak cipta tulisan ini dilindungi berdasarkan Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 3.0 Unported License.
malam pak apa saya boleh bertanya, dalam melakukan suatu penelitian kuantitatif, kita berasumsi untuk menyusun karangka berpikir kita baik dalam membatasi kita sehingga tidak keluar dari penelitian kita, yang ingin saya tanyakan apakah dalam penelitian kualitatitif kita juga dapat berasumsi untuk menyusun karangka berpikir atau sebagai dasar pembuktian sementara?
ReplyDeleteSilahkan lakukan bila memang itu bisa membantu. Namun perlu dipahami bahwa dalam penelitian kualitatif, metode dan rancangan penelitian disempurnakan dalam proses pengumpulan data seiring dengan bertambahnya informasi yang diperoleh dari lapangan.
Deletesaya pernah diskusi dengan seorang kawan yang mendalami metodologi kualitatif. Beliau mengistilahkan bahwa metodologi adalah sebuah "crafting" yang menjadi keunggulan seorang peneliti. Seorang peneliti dituntut,untuk mampu membuat "craft" metodologi. Bagaimana menurut pendapat bapak?
ReplyDeleteMenurut saya, bukan hanya metodologi kualitatif, metodologi kuantitatif juga demikian. Bukan sekedar menuntut kemampuan crafting dalam arti membuat objek yang sama secara berulang-ulang (kerajinan), melainkan menuntut kemampuan art dalam arti mampu menjiwai, menyesuaikan metode, teknik, dan cara dengan situasi yang dihadapi (seni).
Deletebagaimana dengan penelitian eksperimental, terkadang penelitian tidak diterima oleh masyarakat sehingga tidak memenuhi unsur acceptable, apakah penelitian ini masih bisa dilanjutkan? karena tidak menutup kemungkinan dalam penelitian ini seringkali bersinggungan dengan masalah etik.
ReplyDeleteSore Pak..
ReplyDeleteTerkait kalimat penjelasan dari materi 4.1 ini : ”Hipotesis statistik selanjutnya menentukan teknik analisis statistik yang nantinya akan digunakan untuk menganalisis data penelitian kuantitatif”. Yang mau saya tanyakan :
1. Merujuk pada kalimat tersebut, apakah hipotesis statistik ini wajib ada untuk penelitian yang bersifat kuantitatif pak?
2. Rencana penelitian saya ini bersifat kuantitatif survei dengan mengukur beberapa peubah yang di kuantifikasikan dalam bentuk nilai uang. Apakah dalam hal ini wajib memakai hipotesis statistik pak? saya tidak menggunakan hipotesis karena tidak ada pendugaan-pendugaan dalam penelitian ini. Bagaimana menurut bpk?
3. Apakah konsep pengukuran variabel itu sama artinya dengan definisi operasional? dalam penelitian saya memakai konsep pengukuran variabel yang kira-kira isinya sama dengan penjelasan bpk tentang definisi operasional.
Mohon penjelasan bpk..makasih.
Selamat pagi bapak,, saya mau bertanya apakah dalam satu penelitian dapat dimungkinkan akan ada lebih dari 1 kemungkinan posisi peubah?
ReplyDeleteSelamat pagi bapa, berdasarkan penjelasan bapa pada poin 4.1 bahwa dalam penelitian kuantitatif teori dapat melibatkan aksioma atau postulat dan teorema. Pertanyaan saya: mengapa dalam penelitian kualitatif teori dibangun tanpa melibatkan aksioma atau postulat maupun teorema tetapi hanya menggunakan konsep biasa? Apa alasannya? Mohon penjelasan bapa.
ReplyDeleteTerkait dengan variabel yang digunakan dalam suatu penelitian, pertanyaan saya:
1. Apakah bisa jika dalam suatu penelitian menggunakan variabel bebas, terikat dan variabel antara sekaligus? Dan kalau bisa,kapankah kita bisa menggunakan variabel antara tersebut dan bagaimanakah hubungannya dengan statistika? Mohon penjelasan bapa. Terimakasi
Selamat sore bapak, Terima Kasih Untuk Materinya.
ReplyDeletePada kategori penelitian kualitatif, istilah peubah tidak dikenal. Karena hipotesis berkaitan dengan peubah maka hipotesis juga tidak digunakan dalam penelitian kualitatif. Pada penelitian kualitatif dikenal istilah topik (topic) dan tema (theme) sebagai padanan bagi konsep peubah, meskipun tidak benar-benar sama. Apakah penelitian Kualitatif tidak ada hubungan antara satu peubah dengan peubah lainnya symetrical, asymetrical, reciprocal?
Terima kasih untuk penjelasan bapak.
Selamat siang pak....yang ingin saya tanyakan yaitu Faktor eksternal seperti apa yang bapak maksudkan dalam penelitian kuantitatif survei sehingga dikatakan tidak dapat dikendalikan...??
ReplyDeletemohon penjelasannya pak.
Selamat Siang pak saya ingin bertanya bagaimana cara kita menentukan topik dan tema tertentu dalam penelitian kualitatif sehingga sesuai dengan tujuan penelitian yang dibuat?
ReplyDeletesiang bapa dalam penelitian kuantitatif perlu mengunakan Definisi operasional, apa saja yang perlu di perhatikan dalam menyusun definisi operasional ? makasih....
ReplyDeleteIjin menambahkan Pak, Definisi operasional adalah definisi yang memberikan pernyataan pada peneliti untuk apa saja yang diperlukan dalam menjawab pertanyaan atau menguji hipotesis penelitian, khususnya pada penelitian kuantitatif. Contohnya adalah bobot didefinisikan sebagai berat suatu benda. Kecemasan didefinisikan sebagai rasa takut yang subjektif.
DeleteSlamat sore pak... ada beberapa jenis hipotesis yg pernah sy baca, yaitu hipotesis deskriptif, komparatif, asosiatif dan hipotesis keusal. Apakah semua jenis hipotesis dapat digunakan dalam penelitian kuantitatif (hipotesis statistika) atau tidak semua pak..?
ReplyDeleteselamat malam pak.ada yang inginsaya tanyakan dalam topik materi ni.apakah dalam suatu penelitian dapat memungkinkan diterapkan ke 2 sistem yaitu peubah bebas dan tidak bebas? terima kasih pak
ReplyDeleteSelamat Pagi Pak...
ReplyDeleteHipotesis dan peubah biasanya digunakan dalam penelitian kuantitatif, sementara itu penelitian kualitatif cenderung tidak menggunakan peubah dan hipotesis.
Apakah dengan begitu, maka dalam penelitian kualitatif benar-benar tidak dibutuhkan hipotesis dan variabel ? saya pernah membaca beberapa referensi dan penelitian orang lain yang menggunakan metode penelitian kualitatif dan juga beberapa varaibel penelitian, atau ada juga yang tidak menggunakan hipotesis tapi tetap menggunakan beberapa variabel yang digunakan untuk analisis dengan metode statistik, contohnya adalah penggunaan tabulasi silang, apakah itu dapat disebut sebagai metode campuran? atau justru tetap disebut sebagai metode kualitatif?
Bagaimana pendapat Bapak?
Terima kasih...
Selamat Sore Pak terkait peubah ada pada konsep penelitian apakah semua jenis peubah dapat di pakai dalam analisis penelitian. Terima kasih
ReplyDelete
ReplyDeleteI think this is an informative post and knowledgeable. I would like to thank you for the efforts you have made in writing this article
packers and movers in patna
Dalam penelitian Kuantitatif perlu dipakai suatu peubah disebut dengan DO (definisi operasional).
ReplyDeleteyg saya tanyakan dalam menyusun DO apa saja yg harus diperhatikan?
Apakah suatu penelitian dengan judul tertentu mempunyai 2 konsep atau proposisi itu otomatis secara gamblang dapat disebut penelitian kuantitatif saja?
ReplyDeletemengapa pada penelitian kualitatif tidak lasim menggunakan hipotesis ? dan apakah saat menggunakan hipotesis, penelitian kualitatif menggunakan 2 variabel?
ReplyDeleteselain itu pada saat penelitian kuantitatif apakah selalunya menggunakan hipotesis..?
Agar suatu axioma atau postulat atau theorema atau teori menjadi benar, diperlukan asumsi (assumption), yaitu sesuatu yang dianggap benar tanpa memerlukan pembuktian, yang saya ingin tanya di sini adalah, apakah asumsi berlaku untuk semua bidang baik eksakta dan non eksakta?
ReplyDelete
ReplyDeleteHypotheses can only be used in quantitative research and therefore the elements of this method can only be used for this type of research that does not require a long time
Penelitian kualitatif berbeda dari penelitian tradisional, yaitu penelitian kuantitatif, Perbedaannya terletak pada jika penelitian tradisional (kuantitatif) mengarah kepada pengujian hipotesis (“hypothesis-testing”), sementara penelitian kualitatif mengarah kepada penggalian-penemuan hipotesis (“hypothesis-generating”).
ReplyDeleteSelamat malam Pak, dari materi 2.1. Apa Itu Unsur Penelitian dan Mengapa Diperlukan dalam Penelitian? Di jelaskan bahwa “Dalam penelitian kuantitatif, teori dapat melibatkan aksioma atau postulat dan teorema, tetapi meskipun demikian, teori sebagai kesatuan yang utuh belum dibuktikan kebenarannya. Dalam penelitian kualitatif, teori dibangun tanpa melibatkan aksioma atau postulat maupun teorema, melainkan hanya dengan menggunakan konsep biasa”. Pertanyaan saya :
ReplyDelete1. Bagaimana jika dalam penelitian tidak menggunakan teori dasar?
2. Apakah dampak negatif dari metode kualitatif yang bersifat subjektif?
Mohon penjelasannya Pak, terima kasih dan salam sehat.
Izin menjawab pertanyaan nomor 2 ibu Stevania, Definisi dari Penelitian kualitatf adalah metode penelitian yang digunakan untuk mengungkap suatu gejala-gejala secara deskriptif (narasi) yang diperoleh dari sumber sumber di lapangan baik lisan maupun tulisan.
DeleteKarena penelitian ini disusun berdasarkan gejala- gejala yang sifatnya deskriptif yang diperoleh dari sumber lisan maupun tulisan maka sangat mungkin terjadinya subjektifitas. Dampak Negatif Dari Terjadinya Subjektifitas ini adalah data yang kita peroleh sukar untuk di ukur ataupun di observasi
Selamat malam, Ibu Stevania, saya mencoba menanggapi pertanyaan yang diajukan.
DeleteTeori dasar dikembangkan dari penelitian/data. Namun, penelitian kualitatif juga tidak harus berdasarkan teori, bahkan tidak memerlukan teori untuk mengarahkan pertanyaan penelitian. Alih-alih teori, yang benar-benar dibutuhkan adalah hipotesis yang akan diuji melalui penyelidikan empiris. Karena analisis materi kualitatif cenderung agak deskriptif tanpa pandangan teoretis yang membantu menjelaskan hasil, sebaiknya menggunakan teori untuk memandu analisis. Sebagaimana diketahui bahwa, hasil studi kualitatif tidak dapat digeneralisasikan untuk populasi yang lebih besar tetapi dapat menawarkan kemungkinan generalisasi teoritis, yang mana membutuhkan teori. Teori Dasar lebih merupakan metodologi tentang bagaimana menggabungkan data dan teori yang ada.
Dari penelitian kualitatif, tanggapannya seringkali subjektif dan terbuka untuk dimaknai. Peneliti mungkin mengalami kesulitan dalam membuat responden merasa cukup nyaman untuk mengungkapkan pendapat dan perasaan mereka yang sebenarnya. Responden dapat menjawab dengan cara yang menurut mereka akan menyenangkan peneliti atau mengikuti standar yang dapat diterima secara sosial. Saat mengumpulkan dan menginterpretasikan data dari studi penelitian kualitatif, peneliti dapat membuat interpretasi yang sesuai dengan kesimpulan yang diinginkan. Pula ada kemungkinan mengalami kesulitan menganalisis dan menafsirkan temuan secara akurat.
Terima kasih.
Selamat malam Pak, saya memperoleh banyak pemahaman setelah mempelajari materi ini. Ada yang ingin saya ajukan sebagai pertanyaan yakni bagaimana penelitian kualitatif menghasilkan proposisi dan kemudian menyempurnakannya menjadi hipotesis untuk pengujian kuantitatif. Terima kasih Pak.
ReplyDeleteMat Siang pa Marlon :
DeletePreposisi dan teori menghubungkan dua buah konsep. Dalam penelitian kuantitaif dua buah variable dihubungkan dengan hipotesis. Berbeda dengan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan. Proses penelitian kualitatif ini melibatkan upaya-upaya penting, seperti mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan prosedur-prosedur, mengumpulkan data yang spesifik dari para partisipan, menganalisis data secara induktif mulai dari tema-tema yang khusus ke tema-tema umum, dan menafsirkan makna data Sebaliknya dalam penelitian kualitatif sejak awal ingin mengungkapkan data secara kualitatif dan disajikan secara naratif.. Penelitian kualitatif memahami fenomena pada apa yang dialami oleh subjek penelitian seperti perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll secara holistic, dan dengan cara deskripsi pada bentuk kata – kata serta bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah ataupun dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Preposisi pada kualitaif bersifat deskriptif berdasarkan topic dan sub topic untuk menghubungkan dua konsep. Penelitian kualitatif bertujuan untuk memahami, mencari makna pada sebuah data, untuk menemukan kebenaran, baik kebenaran empiris sensual, empiris logis, dan empiris logis sehingga proposisi disesuaikan dengan tujuan tersebut.
selamat malam pak ..mohon ijin bertanya jika didalam penelitiankuantitatif bagaiman cara menentukan peubah agar dapat menjelaskan suatu kosep secara baik .terima kasih pak
ReplyDeleteSelamat siang Pak Maxen, ijin menjawab pertanyaannya. Menurut saya peubah (variabel) merupakan apa yang menjadi fokus di dalam suatu penelitian atau yang umum disebut dengan konsep. Keberadaannya menjadi sebuah hal yang penting dalam penelitian. Oleh karena itu, dalam menentukan variabel penelitian harus dilakukan dengan benar dan sesuai dengan pedoman metode penlitian. cara mudah menentukan variabel penelitian berikut adalah tahapannya:
Delete1. Tentukan Masalah Penelitian
Tentukan pemasalah utamanya apa? Masalah penelitian adalah kesenjangan antara harapan/teori dengan kenyataan atau fakta. Permasalahan utama ini kita sebut Y. Y merupakan variable terikat yang dijadikan inti penelitian kita
2. Identifikasi Faktor atau Unsur yang Berhubungan
Setelah menggambarkan masalah dengan jelas, selanjutnya identifikasi apa saja yang menjadi penyebab dan apa saja yang menjadi dampak. Faktor permasalah, kita sebut X, X ini adalah variabel bebas dan semua hal dampak sebagai variabel terikat.
3. Cari Penelitian Terdahulu
Perkuat literasi dalam peneltian, seperti mencari penelitian terdahulu yang memiliki kesamaan dengan yang akan diteliti, pandapat para ahli dan juga buku-buku teori yang berkaitan dengan apa yang sedang diteliti. Semakin banyak dan relavan literasi, maka akan semakin bagus dalam menentukan variabel penelitian.
4. Konsultasikan
Konsultasikan dengan para peneliti yang sudah senior seperti dosen atau tim ahli untuk menerima kritik dan saran yang membangun dalam kebaikan proses penelitian.
5. Tentukan apakah penelitian yang kita memungkinkan untuk kita lakukan atau tidak. Lihat dari lokasi/tempat, biaya, dan sebagainya.
Demikian penjelasan saya, terima kasih dan salam sehat.
Selamat malam bapak, terima kasih untuk materinya. Disini saya sangat tertarik dengan konsep, abstraksi, atau konstruk dalam penelitian kuantitatif dalam tingkatan Proposisi yang kebenarannya tidak perlu dipertanyakan lagi karena telah teruji melalui berbagai penelitian disebut aksioma (axiom) atau postulat (postulate). Mohon izin bertanya apa contoh dari proporsi aksioma atau prostulat ?
ReplyDeleteSelamat siang Pak Nur Asri Yuda F, seperti yang sudah dijelaskan pada Materi 2.1 bahwa Proposisi yang kebenarannya tidak perlu dipertanyakan lagi karena telah teruji melalui berbagai penelitian disebut aksioma (axiom) atau postulat (postulate).
DeleteAksioma itu merupakan suatu pendapat sebagai pedoman dasar atau dalil pemula, sehingga dari kebenarannya tidak perlu dibuktikan. Atau bisa juga sebuah ketentuan yang pasti atau mutlak kebenarannya atau pernyataan yang dapat diterima sebagai kebenaran tanpa pembuktian. Syarat penting agar aksioma dapat dijadikan sebuah sistem, antara lain :
1. Konsisten
2. Independen
3. Lengkap
4. Ekonomis
Contoh Aksioma :
1) Dengan melalui dua titik sembarang hanya bisa dibuat suatu garis lurus.
2) Jika sebuah garis memiliki dua titik persekutuan, maka garis tersebut seluruhnya terletak pada suatu bidang.
3) Dengan melalui tiga buah titik sembarang hanya bisa dibuat sebuah bidang.
4) Dengan sebuah titik yang ada di luar sebuah garis tertentu, maka hanya bisa dibuat sebuah garis yang sejajar dengan garis tertentu.
Kemudian Postulat itu adalah pernyataan matematika yang disepakati benar tanpa pembuktian, contohnya adalah misalkan pada Geometri, “setiap garis paling sedikit berisi dua titik berbeda”. Demikian penjelasan saya, terima kasih dan salam sehat.
Mencoba menjawab pertanyaan dari Pak Yudha di atas.
DeleteMenurut sepemahaman saya yang bisa untuk kita jadikan sebagai contoh dari postulat adalah postulat Einstein yang berbunyi "semua gerak adalah relatif" yang artinya kecepatan suatu benda merupakan kecepatan relatif terhadap benda lain. Tidak mungkin untuk menentukan kecepatan absolut suatu benda.
Seperti kita ketahui bersama bahwa postulat Einstein tersebut sudah tidak perlu dipertanyakan lagi kebenarannya.
Selamat Sore Pa Yudha
DeleteAksioma ialah sebuah pernyataan dimana pernyataan yang kita terima sebagai suatu kebenaran namun bersifat umum, serta tanpa perlu adanya sebuah pembuktian. Bisa juga dikatakan ialah sebuah ketentuan yang pasti atau mutlak akan kebenarannya
Contoh Aksioma
1) Dengan melalui dua titik sembarang hanya bisa dibuat suatu garis lurus.
Jika sebuah garis memiliki dua titik persekutuan, maka garis tersebut seluruhnya terletak pada suatu bidang.
2) Dengan melalui tiga buah titik sembarang hanya bisa dibuat sebuah bidang.
3) Dengan sebuah titik yang ada di luar sebuah garis tertentu, maka hanya bisa dibuat sebuah garis yang sejajar dengan garis tertentu.
Postulat adalah pernyataan matematika yang disepakati benar tanpa pembuktian, contohnya adalah misalkan pada Geometri, “setiap garis paling sedikit berisi dua titik berbeda”.
Ada 8 prinsip dalam postulat, antara lain :
1. Prinsip Kausalita, yaitu keyakinan bahwa setiap kejadian mempunyai sebab.
2. Prinsip Prediktif Uniformatif, yaitu bahwa sekelompok kejadian akan menunjukkan derajat hubungan di antara mereka di kemudian hari.
3. Prinsip Objektivitas, yaitu mengharuskan oarang untuk bersikap tidak memihak mengenai berbagai data di hadapannya.
4. Prinsip Empirisme, yaitu mendorong orang untuk menganggap bahwa kesan dari indranya dapat dipercaya.
5. Prinsip Kehematan, yaitu bahwa oleh karena banyak hal yang sama seseorang memilih keterangan yang paling sederhana.
6. Prinsip Isolasi, yaitu agar fenomena yang diselidiki itu dipisahkan dari yang lain.
7. Prinsip Kontrol, yaitu bahwa kontrol adalah sangat perlu, khususnya untuk melakukan eksperimen
8. Prinsip Pengukuran, yaitu agar berbagai hasil penyelidikan dapat dijelaskan secara kuantitatif atau matematik.
Terima kasih Bapa untuk materinya.
ReplyDeletePada sub-materi 2.1 ini dijelaskan unsur-unsur penelitian dan pentingnya unsur-unsur dalam penelitian ilmiah.
Untuk dapat melakukan penelitian dengan baik, peneliti perlu memiliki pengetahuan tentang berbagai unsur penelitian. Unsur-unsur yang menjadi dasar penelitian ilmiah ini adalah : konsep, preposisi, teori, variabel, hipotesa dan definisi operasional. Konsep penelitian adalah unsur penelitian yang terpenting dan merupakan definisi yang dipakai oleh peneliti untuk menggambarkan secara abstrak suatu fenomena sosial atau fenomena alam. Preposisi adalah pernyataan statement tentang sifat dari realita yang dapat diuji kebenarannya. Teori merupakan sarana pokok untuk menyatakan hubungan sistematis antara fenomena sosial maupun alam yang hendak diteliti. Teori adalah rangkaian logis dari satu preposisi atau lebih. Variabel yaitu konsep yang mempunyai variasi nilai.
Pertanyaan :
a. Dari penjelasan di atas diketahui bawah peneliti perlu membuat hubungan unsure-unsur di dalam penelitian. Dua buah konsep dihubungkan preposisi dan teori. Dua buah variable dihubungkan dengan hipotesis. Apa yang menghubungkan dua buah definisi operasional dalam penelitian.
b. penelitian kuantitatif eksperimental, peubah bebas merupakan peubah yang diatur oleh peneliti sebagai perlakuan (treatment), sedangkan pada penelitian kuantitatif dengan metode survei, peubah bebas merupakan peubah yang berdasarkan teori ditetapkan sebagai menentukan nilai peubah lain. Bila hubungan antara dua peubah berbentuk hipotesis maka hubungan antara definisi operasional dua peubah berbentuk hipotesis statistik. Pada penelitian kualitaif seperti penelitian deskriptif apakah perlu dibuat hubungan antar variable dalam bentuk pengujian hipotesis?
This comment has been removed by the author.
DeleteSelamat siang Pak Petrus Pulang, ijin menjawab pertanyaan pertama Bapak. Menurut saya, Definisi operasional adalah suatu definisi mengenai variabel yang dirumuskan berdasarkan karakteristik-karakteristik variabel tersebut yang dapat diamati. Definisi operasional dimaksudkan untuk menghindari salah pengertian, sehingga variabel yang diteliti perlu didefinisikan secara operasional sesuai tujuan penelitian. Definisi operasional merupakan gambaran dari karakteristik yang diukur atau diamati.
DeleteSecara umum tujuannya agar peneliti dapat mencapai suatu alat ukur yang yang sesuai dengan hakikat variabel yang sudah di definisikan konsepnya, maka peneliti harus memasukkan proses atau operasionalnya alat ukur yang akan digunakan untuk kuantifikasi gejala atau variabel yang ditelitinya. Sehingga yang menghubungkan dua buah definisi operasional dalam penelitian adalah variabel-variabel yang merupakan konsep yang mempunyai variasi nilai.
Selamat sore Pak, terima kasih untuk materinya.Pada penyajian materi 2.1tentang Apa Itu Unsur Penelitian dan Mengapa Diperlukan dalam Penelitian dijelaskan bahwa pada kategori penelitian kualitatif, istilah peubah tidak dikenal. Karena hipotesis berkaitan dengan peubah maka hipotesis juga tidak lazim digunakan dalam penelitian kualitatif. Pada penelitian kualitatif dikenal istilah topik (topic) dan tema (theme) sebagai padanan bagi konsep peubah, meskipun tidak benar-benar sama.
ReplyDeleteyang menjadi pertanyaan saya adalah :
1. Bagaimana cara melakukan intepretasi yang baik pada penelitian kualitatif?
2. Apa saja standar konfirmability pada penelitian kualitatif?
Mohon penjelasannya Pak, terimakasih.
Selamat sore Ibu Tresia Naffi, ijin menjawab pertanyaan Ibu.
Delete1. Cara melakukan intepretasi yang baik pada penelitian kualitatif adalah dengan melakukan prosedur penelitian yang tepatdan dengan situasi sosial yang ada. Setelah melakukan prosedur penelitian yang baik dan benar dan telah menguji krediabilitas maka situasi sosial yang diteliti diintrepretasikan dengan dikaitkan/membandingkan dengan teori yang ada. Peneliti kualitatif tidak boleh menjadikan teori sebagai dasar penelitian, namun hendaknya teori tersebut digunakan sebagai referensi dan untuk lebih memahami situasi yang diteliti.
2. Standar konfirmability pada penelitian kualitatif yaitu dalam uji konfirmability menguji hasil penelitian dikaitkan dengan proses yang dilakukan. Penelitian tersebut telah memenuhi standar konfirmability apabila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan.
Demikian penjelasan saya, terima kasih.
This comment has been removed by the author.
Deleteselamat malam ibu tesa, ijin saya menjelasakan pertanyaan ibu terkait no 1: cara analisis data dan interpretasi data dapat dilakukan bersama, namun harus dihindari agar analisis data dan interpretasi data tidak dilakukan dengan tergesa-gesa karena hal ini pun sering dilakukan oleh para peneliti yang belum berpengalaman. Analisis data dan interpretasi data juga diperlukan untuk merangkumkan apa yang diperoleh, menilai apakah data tersebut berbasis kenyataan, teliti, ajeg, dan benar sehingga dapat memberi jawaban terhadap pertanyan-pertanyaan yang diajukan. Dari hasil yang diperoleh dapat memberi masukan bagi kegiatan peneliti maupun untuk teman satu tim dan pada akhirnya melalui penelitian data hasil analisis dan interpretasi data dapat digunakan untuk menarik kesimpulan dalam pembuatan laporan hasil penelitian.
DeleteMohon ijin mengajukan pertanyaan Pak.
ReplyDeleteBerarti apakah suatu teori (theory) itu bisa muncul tanpa ada penelitian-penelitian yang membuktikan kebenarannya begitu ya Bapak ?
Terimakasih.
Salah satu persoalan mendasar dan menjadi bagian penting yang tak terpisahkan dalam penelitian adalah Rumusan pertanyaan penelitian Tentu Peneliti perlu melakukan pertanyaan reflektif sebagai pemandu, Yang belum saya pahami diantaranya terkait Pertanyaan Deskriptif, Pertanyaan Eksploratoris , dan Pertanyaan Eksplanatoris.Mohon Penjelasannya Bapak.Trimakasih
ReplyDeleteSelamat Sore Pa Mayolis :
DeletePertanyaan penelitian adalah persoalan yang harus dijawab peneliti pada sebuah proyek penelitian, dimana jawaban dari pertanyaan penelitian akan bisa membantu memecahkan masalah dari penelitian.Untuk membuat pertanyaan penelitian, pertama-tama peneliti harus menentukan jenis penelitian apa yang akan dilaksanakan, apakah itu penelitian kualitatif, campuran atau kuantitatif. Faktor lain yang dapat mempengaruhi pertanyaan penelitian adalah waktu penelitian, bagaimana penelitian akan dilaksanakan, pendekatan metodologis dan juga pendanaan penelitian.
Masalah yang sering terjadi saat pembuatan pertanyaan penelitian adalah pertanyaan yang diajukan kurang spesifik, kurang jelas dan seringkali belum layak secara kritis sebagai pertanyaan penelitian.
Pertanyaan Deskriptif
adalah pertanyaan yang mendeskripsikan sebuah kejadian atau indikasi dari apa yang sedang diteliti, pertanyaan ini biasanya memakai kata “apa”. Dan sering digunakan untuk penelitian kualitatif.
Pertanyaan Eksploratoris
adalah pertanyaan untuk mengetahui indikasi dan kejadian secara luas dan mendalam. Pertanyaan jenis ini biasanya menggunakan kata “bagaimana”. Dan lumrah untuk dipakai pada penelitian kualitatif.
Pertanyaan Eksplanatoris
Adalah pertanyaan yang menjabarkan alur terjadinya fenomena yang berhubungan dengan penelitian yang sedang dilaksanakan. Pertanyaan jenis ini dalam prakteknya menggunakan kalimat : apa ada kaitan atau pertalian serta dampak antara variabel Y dan X. Pertanyaan ini sering digunakan untuk penelitian kuantitatif.
Trimakasih Pak Petrus Pulang,,atas tambahan referensinya,.
DeleteSelamat malam ibu Tresia Naffi, ijin menjawab pertanyaan nomor 2 dan menambahkan apa yang disampaikan ibu Stevania djawa terkait standar konfirmability Dalam penelitian kualitatif :
ReplyDeletePerlu diketahui bahwa Dalam penelitian kualitatif, uji konfirmability mirip dengan uji dependability, sehingga pengujiannya dapat dilakukan secara bersamaan. Menguji konfirmability berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan proses yang dilakukan. Bila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi standar konfirmability. Dalam penelitian, jangan sampai proses tidak ada,tetapi hasilnya ada.
Uji ini dimaksudkan agar pola-pola pertanyaan yang diajukan kepada subyek-subyek lain yang serupa maka didapatkan hasil yang serupa pula sehingga didapatkan keabsahan data untuk penelitian lebih lanjut.
Penelitian dikatakan obyektif bila hasil penelitian telah disepakati
partisipan. Peneliti akan melakukan confirmability dengan menunjukkan
seluruh transkrip yang sudah ditambahkan catatan lapangan, tabel pengkategorian tema awal dan tabel analisis tema pada pembimbing
penelitian dan partisipan. Trimakasih
Pada penjelasan materi di atas, diketahui bahwa dalam penelitian, peneliti harus mengetahui hubungan antara konsep, konstruk dan variable. Mohon penjelasan lebih lanjut terkait hubungan antara konsep, konstruk dan variable.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
DeleteDalam menyusun pertanyaan dalam penelitian kualitatif tahapannya antara lain: 1.Menentapkan pertanyaan umum (mengapa)
ReplyDelete2.Membuat pertanyaan pendorong (Siapa,apa,kapan,dimana)
3.Teoritis atau kontekstual kerangka
4.Hubungan antara pertanyaan dan kerangka