Pada tulisan sebelumnya saya sudah memberikan pengantar untuk mempelajari apa itu masalah penelitian, tujuan penelitian, dan kegunaan penelitian. Saya juga sudah menjelaskan bagaimana kaitan antara ketiganya. Pada tulisan lain berikutnya saya juga sudah menjelaskan bagaimana mencari dan membedakan masalah penelitian lingkungan dari msalah penelitian bidang lainnya. Mudah-mudahan dari membaca kedua tulisan tersebut Anda bisa menemukan bukan hanya masalah penelitian, tetapi masalah penelitian dalam bidang lingkungan. Pada tulisan ini saya mencoba mengantarkan Anda untuk belajar bagaimana cara merumuskan masalah dan tujuan penelitian. Untuk mendalami, mohon jangan lupa mengklik dan membaca rujukan yang saya sertakan sebagai tautan.
Pokok Bahasan 3: Materi Kuliah
Membaca Matri 3.3.
Mike Kroelinger, profesor pengampu mata kuliah Metode Penelitian di Arizona State University (ASU), Amerika Serikat, menjelaskan bahwa perumusan masalah penelitian dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah yang terdiri atas pemilihan topik, pembatasan, penentuan sumber topik, evaluasi, perumusan, penyeimbangan rumusan, penentuan format rumusan, dan pemastian bahwa masalah mudah dipahami. Saya sedikit berbeda pendapat dengannya, sebagaimana telah saya sampaikan melalui tulisan sebelum tulisan ini, bahwa saya bisanya memulai dengan menentukan sumber topik penelitian. Selebihnya, secara garis besar saya berusaha sepaham dengan apa yang telah disampaikan pada materi kuliah tersebut. Setiap peneliti pada intinya mempunyai cara masing-masing untuk merumuskan masalah penelitian, tetapi supaya masalah dapat dirumuskan dengan baik maka peneliti yang baik akan selalu memperhatikan langkah-langkah yang lazim sebagaimana diuraikan dalam buku-buku teks metodologi penelitian.
Mengulangi apa yang sudah saya sampaikan sebelumnya, sekedar untuk mengingatkan kembali, Anda dapat mencari masalah penelitian dari masalah yang Anda alami sendiri, berdiskusi dengan pakar, mendeduksi dari teori dalam buku-buku teks, membaca laporan dan publikasi hasil penelitian. Masalah yang Anda peroleh dari langkah ini sebenarnya baru berupa topik, yang masih perlu Anda persempit untuk bisa menjadi sebuah masalah penelitian. Untuk mempersempit masalah penelitian, atau sering juga disebut membatasi masalah penelitian (narrowing a topic idea), Anda dapat melakukan pemetaan masalah dengan membagi masalah ke dalam unsur-unsur yang lebih kecil dan kemudian menentukan hubungannya satu sama lain. Anda dapat memvisualisasikan proses memecah sebuah masalah besar menjadi unsur-unsur masalah yang lebih kecil dengan melakukan pemetaan pikiran (mind mapping). Untuk mengubungkan unsur-unsur masalah satu sama lain, Anda dapat menggunakan bagan alir (flowchart). Anda dapat membuat peta pikiran maupun bagan alir dengan menggunakan program aplikasi khusus untuk itu, dari daftar panjang dapat Anda peroleh dari Wikipedia. Anda juga dapat memperoleh daftar yang disertai ulasan ringkas dari situs Education Technology and Mobile Learning. Saya biasa menggunakan FreeMind untuk membuat peta pikiran dan Edraw Mindmap dan yEd untuk membuat bagan alir. Silahkan klik untuk mengunduh, lalu pasang di komputer, dan pelajari cara menggunakannya. Anda dapat memperoleh contoh pemetaan masalah dengan menggunakan peta pikiran dan bagan alir dari SOAS.
Peta pikiran dan bagan alir tentu saja hanya merupakan alat bantu. Setelah berhasil menentukan masalah yang lebih spesifik, Anda perlu menuliskan bagaimana Anda memperoleh masalah lebih spesifik tersebut dari topik penelitian umum yang sebelumnya Anda tentukan. Untuk memulai menulis, Anda mungkin perlu membangun apa yang oleh John Swales disebut membangun sebuah ruang meneliti (creating a research space, CARS) di dalam pikiran Anda. Setelah itu, mulailah menuliskan latar belakang dari masalah yang akan Anda teliti, yang lazim disebut latar belakang penelitian. Latar belakang penelitian, sebagaimana dijelaskan dalam Navigating the Disertation, menguraikan konteks dari masalah penelitian dalam kaitan dengan bidang ilmu dan dengan isu lingkungan yang banyak mendapat sorotan. Menurut Research Guides dari University of Southern California, menyusun latar belakang penelitian dapat dilakukan dengan melakukan kontekstualisasi (contextualization), yaitu mengaitkan masalah penelitian dengan satu atau beberapa konteks, antara lain budaya, ekonomi, gender, sejarah, filosofi, politik, sosial, tempat, dan waktu tertentu, bergantung pada masalah yang diteliti.
Selanjutnya Anda perlu menguraikan proses mempersempit atau membatasi masalah penelitian disertai dengan memberikan argumentasi yang didukung dengan rujukan pustaka. Anda menjelaskan proses tersebut dengan menggunakan gaya penulisan argumentatif untuk menjelaskan mengapa Anda mengabaikan unsur masalah lainnya untuk memilih satu unsur masalah tertentu. Gaya penulisan argumentatif merupakan gaya penulisan yang menuntut penulis untuk memilih sebuah topik, mengumpulkan dan mengevaluasi hal-hal yang menguatkan dan melemahkan topik, dan memosisikan diri dengan memberikan pandangan terhadap topik tersebut. Anda menyajikan hal-hal yang menguatkan dan melemahkan topik dengan menggunakan pustaka sebagai rujukan. Anda memposisikan diri terhadap topik dengan mengabaikan atau memilih topik tersebut sebagai masalah yang akan Anda teliti. Anda melakukan ini untuk merumuskan masalah penelitian (formulating a problem statement). Anda memerlukan dukungan pustaka dalam merumuskan masalah penelitian untuk memberikan kerangka teoritis (theoretical framework) terhadap masalah yang Anda rumuskan.
Menggunbakan pustaka sebagai rujukan, Anda mengevaluasi masalah apakah cukup penting untuk diteliti dan dapat memenuhi kriteria sebagai masalah yang layak diteliti sebagaimana telah diuraikan pada tulisan sebelumnya. Menurut Mike Kroelinger, suatu masalah dievaluasi kelayakannya untuk menjadi masalah penelitian dengan mempertimbangkan kontribusi yang dapat diberikan terhadap kemajuan ilmu pengetahuan (significance), perubahan berbeda yang dapat diberikan dibandingkan dengan masalah lainnya, kemungkinan dapat menghasilkan masalah baru penelitian (novelty), kemungkinan masalah benar-benar dapat diteliti (researchability), kesesuaian dengan bidang ilmu yang sedang didalami (relevance), serta kemungkinan memperoleh data untuk menjawab masalah dan kemungkinan dapat diselesaikan dalam batas-batas waktu, biaya, dan tenaga yang tersedia (feasibility). Bagi Anda sebagai mahasiswa program magister ilmu lingkungan, masalah yang akan Anda teliti seyogianya merupakan masalah lingkungan yang dapat diteliti dalam batas-batas kemampuan Anda sebagai mahasiswa program magister. Anda harus bisa membedakan dalam hal mana masalah yang Anda teliti layak sebagai masalah penelitian mahasiswa program magister, bukan masalah penelitian mahasiswa program sarjana dan juga bukan masalah penelitian mahasiswa program doktor.
Berikutnya Anda perlu merumuskan masalah penelitian dalam bentuk pernyataan penelitian atau pertanyaan penelitian atau pernyataan yang dipertajam dengan sejumlah pertanyaan penelitian. Rumusan maupun pertanyaan penelitian, menurut Research Guide dari University of Southern California, harus mampu:
Setelah merumuskan masalah penelitian, langkah terakhir yang perlu Anda lakukan adalah menyatakan tujuan penelitian. Tujuan penelitian merupakan uraian mengenai apa yang ingin dicapai dari pemecahan suatu masalah penelitian. Tujuan penelitian biasanya dirumuskan sebagai rincian mengenai langkah-langkah pelaksanaan yang akan diraikan pada bagian metodologi penelitian. Oleh karena itu, tujuan penelitian biasanya dirumuskan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan lebih rinci mengenai masalah penelitian. Perumusan tujuan penelitian dilakukan dengan mengubah kalimat pertanyaan dari pertanyaan-pertanyaan lebih rinci mengenai masalah penelitian menjadi kalimat aktif dengan menggunakan kata kerja berawalan me-. Oleh karena itu, satu penelitian biasanya mempunyai beberapa tujuan, bergantung pada berapa pertanyaan rinci yang dirumuskan dari masalah yang akan diteliti. Silahkan periksa kembali contoh mengenai kaitan antara masalah dan tujuan penelitian sebagaimana sudah saya sampaikan pada tulisan sebelumnya.
Mengulangi apa yang sudah saya sampaikan sebelumnya, sekedar untuk mengingatkan kembali, Anda dapat mencari masalah penelitian dari masalah yang Anda alami sendiri, berdiskusi dengan pakar, mendeduksi dari teori dalam buku-buku teks, membaca laporan dan publikasi hasil penelitian. Masalah yang Anda peroleh dari langkah ini sebenarnya baru berupa topik, yang masih perlu Anda persempit untuk bisa menjadi sebuah masalah penelitian. Untuk mempersempit masalah penelitian, atau sering juga disebut membatasi masalah penelitian (narrowing a topic idea), Anda dapat melakukan pemetaan masalah dengan membagi masalah ke dalam unsur-unsur yang lebih kecil dan kemudian menentukan hubungannya satu sama lain. Anda dapat memvisualisasikan proses memecah sebuah masalah besar menjadi unsur-unsur masalah yang lebih kecil dengan melakukan pemetaan pikiran (mind mapping). Untuk mengubungkan unsur-unsur masalah satu sama lain, Anda dapat menggunakan bagan alir (flowchart). Anda dapat membuat peta pikiran maupun bagan alir dengan menggunakan program aplikasi khusus untuk itu, dari daftar panjang dapat Anda peroleh dari Wikipedia. Anda juga dapat memperoleh daftar yang disertai ulasan ringkas dari situs Education Technology and Mobile Learning. Saya biasa menggunakan FreeMind untuk membuat peta pikiran dan Edraw Mindmap dan yEd untuk membuat bagan alir. Silahkan klik untuk mengunduh, lalu pasang di komputer, dan pelajari cara menggunakannya. Anda dapat memperoleh contoh pemetaan masalah dengan menggunakan peta pikiran dan bagan alir dari SOAS.
Peta pikiran dan bagan alir tentu saja hanya merupakan alat bantu. Setelah berhasil menentukan masalah yang lebih spesifik, Anda perlu menuliskan bagaimana Anda memperoleh masalah lebih spesifik tersebut dari topik penelitian umum yang sebelumnya Anda tentukan. Untuk memulai menulis, Anda mungkin perlu membangun apa yang oleh John Swales disebut membangun sebuah ruang meneliti (creating a research space, CARS) di dalam pikiran Anda. Setelah itu, mulailah menuliskan latar belakang dari masalah yang akan Anda teliti, yang lazim disebut latar belakang penelitian. Latar belakang penelitian, sebagaimana dijelaskan dalam Navigating the Disertation, menguraikan konteks dari masalah penelitian dalam kaitan dengan bidang ilmu dan dengan isu lingkungan yang banyak mendapat sorotan. Menurut Research Guides dari University of Southern California, menyusun latar belakang penelitian dapat dilakukan dengan melakukan kontekstualisasi (contextualization), yaitu mengaitkan masalah penelitian dengan satu atau beberapa konteks, antara lain budaya, ekonomi, gender, sejarah, filosofi, politik, sosial, tempat, dan waktu tertentu, bergantung pada masalah yang diteliti.
Selanjutnya Anda perlu menguraikan proses mempersempit atau membatasi masalah penelitian disertai dengan memberikan argumentasi yang didukung dengan rujukan pustaka. Anda menjelaskan proses tersebut dengan menggunakan gaya penulisan argumentatif untuk menjelaskan mengapa Anda mengabaikan unsur masalah lainnya untuk memilih satu unsur masalah tertentu. Gaya penulisan argumentatif merupakan gaya penulisan yang menuntut penulis untuk memilih sebuah topik, mengumpulkan dan mengevaluasi hal-hal yang menguatkan dan melemahkan topik, dan memosisikan diri dengan memberikan pandangan terhadap topik tersebut. Anda menyajikan hal-hal yang menguatkan dan melemahkan topik dengan menggunakan pustaka sebagai rujukan. Anda memposisikan diri terhadap topik dengan mengabaikan atau memilih topik tersebut sebagai masalah yang akan Anda teliti. Anda melakukan ini untuk merumuskan masalah penelitian (formulating a problem statement). Anda memerlukan dukungan pustaka dalam merumuskan masalah penelitian untuk memberikan kerangka teoritis (theoretical framework) terhadap masalah yang Anda rumuskan.
Menggunbakan pustaka sebagai rujukan, Anda mengevaluasi masalah apakah cukup penting untuk diteliti dan dapat memenuhi kriteria sebagai masalah yang layak diteliti sebagaimana telah diuraikan pada tulisan sebelumnya. Menurut Mike Kroelinger, suatu masalah dievaluasi kelayakannya untuk menjadi masalah penelitian dengan mempertimbangkan kontribusi yang dapat diberikan terhadap kemajuan ilmu pengetahuan (significance), perubahan berbeda yang dapat diberikan dibandingkan dengan masalah lainnya, kemungkinan dapat menghasilkan masalah baru penelitian (novelty), kemungkinan masalah benar-benar dapat diteliti (researchability), kesesuaian dengan bidang ilmu yang sedang didalami (relevance), serta kemungkinan memperoleh data untuk menjawab masalah dan kemungkinan dapat diselesaikan dalam batas-batas waktu, biaya, dan tenaga yang tersedia (feasibility). Bagi Anda sebagai mahasiswa program magister ilmu lingkungan, masalah yang akan Anda teliti seyogianya merupakan masalah lingkungan yang dapat diteliti dalam batas-batas kemampuan Anda sebagai mahasiswa program magister. Anda harus bisa membedakan dalam hal mana masalah yang Anda teliti layak sebagai masalah penelitian mahasiswa program magister, bukan masalah penelitian mahasiswa program sarjana dan juga bukan masalah penelitian mahasiswa program doktor.
Berikutnya Anda perlu merumuskan masalah penelitian dalam bentuk pernyataan penelitian atau pertanyaan penelitian atau pernyataan yang dipertajam dengan sejumlah pertanyaan penelitian. Rumusan maupun pertanyaan penelitian, menurut Research Guide dari University of Southern California, harus mampu:
- menggarisbawahi suatu dilema, ambiguitas, atau titik membingungkan dari suatu kenyataan;
- memberikan hasil yang mencengangkan daripada hasil yang sudah benar-benar dapat dipastikan;
- merujuk kepada landasan filosofis dan pendekatan penelitian tertentu;
- memprovokasi lahirnya pikiran dan pembahasan yang bermakna;
- memunculkan ide atau konsep penting yang selama ini kurang mendapat perhatian;
- membutuhkan analisis dan argumentasi yang kompleks daripada sekedar deskripsi sederhana;
- memberikan alur penelitian baru daripada sekedar menghasilkan generalisasi.
Setelah merumuskan masalah penelitian, langkah terakhir yang perlu Anda lakukan adalah menyatakan tujuan penelitian. Tujuan penelitian merupakan uraian mengenai apa yang ingin dicapai dari pemecahan suatu masalah penelitian. Tujuan penelitian biasanya dirumuskan sebagai rincian mengenai langkah-langkah pelaksanaan yang akan diraikan pada bagian metodologi penelitian. Oleh karena itu, tujuan penelitian biasanya dirumuskan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan lebih rinci mengenai masalah penelitian. Perumusan tujuan penelitian dilakukan dengan mengubah kalimat pertanyaan dari pertanyaan-pertanyaan lebih rinci mengenai masalah penelitian menjadi kalimat aktif dengan menggunakan kata kerja berawalan me-. Oleh karena itu, satu penelitian biasanya mempunyai beberapa tujuan, bergantung pada berapa pertanyaan rinci yang dirumuskan dari masalah yang akan diteliti. Silahkan periksa kembali contoh mengenai kaitan antara masalah dan tujuan penelitian sebagaimana sudah saya sampaikan pada tulisan sebelumnya.
3.1.2. Mengunduh dan Membaca Pustaka
Silahkan mengklik setiap tautan yang diberikan pada materi kuliah ini dan mengunduh pustaka yang disediakan dari halaman Pustaka Daring dan membaca judul bab atau sub-bab yang berkaitan dengan materi kuliah ini. Silahkan bagi file buku menjadi file terpisah untuk setiap bab dengan menggunakan layanan Free PDF Editor Online. Selanjutnya ubah format file dari format PDF ke format DOC dengan menggunakan layanan konversi format file daring untuk kemudian diterjemahkan dengan menggunakan layanan Penerjemahan Dokumen dari Google Translate. Mahasiswa wajib menyampaikan judul buku, judul bab buku, dan isi bab buku yang telah dibaca terkait dengan materi kuliah ini melalui Laporan Melaksanakan Kuliah dan Mengerjakan Tugas
3.2. TUGAS KULIAH
3.2.1. Menyampaikan dan Menanggapi Komentar dan/atau Pertanyaan
Setelah membaca materi kuliah ini, silahkan menyampaikan komentar dan/atau pertanyaan mengenai hal-hal berkaitan langsung dengan materi kuliah ini di dalam kotak komentar yang terletak di sebelah bawah materi kuliah ini. Sampaikan komentar dan/atau pertanyaan mengenai hal-hal yang belum diuraikan secara jelas, bukan hal-hal yang yang sudah diuraikan dalam materi atau tidak berkaitan langsung dengan materi atau yang sudah disampaikan oleh mahasiswa lain. Silahkan juga menanggapi pertanyaan atau komentar yang disampaikan oleh mahasiswa lain terhadap materi kuliah ini. Komentar dan/atau pertanyaan serta tanggapan terhadap komentar dan/atau pertanyaan yang disampaikan oleh mahasiswa lain harus sudah masuk selambat-lambatnya sampai pada Minggu, 19 Februari 2023 pukul 24.00 WITA. Salin komentar dan/atau pertanyaan mengenai materi kuliah serta tanggapan terhadap komentar dan/atau pertanyaan yang disampaikan oleh mahasiswa lain lalu tempel dalam Laporan Melaksanakan Kuliah. Setiap mahasiswa juga dapat diminta untuk menyampaikan laporan pembagian blog dan materi kuliah pada saat melaksanakan ujian tengah semester.
3.2.2. Membagikan Blog Mata Kuliah dan Materi Kuliah
Untuk memanfaatkan media sosial dalam pembelajaran, silahkan membagikan membagikan blog mata kuliah dengan mengklik pilihan tombol media sosial untuk membagikan blog secara keseluruhan dan membagikan setiap materi kuliah dengan mengklik tombol pilihan media sosial yang disediakan pada setiap materi kuliah selambat-lambatnya sampai pada Minggu, 19 Februari 2023 pukul 24.00 WITA. Catat tautan (link) pembagian blog dan pembagian materi kuliah melalui media sosiadiminta untukwajib menyampaikan laporan pembagian blog dan materi kuliah pada saat melaksanakan ujian tengah semester.
3.2.3. Mengerjakan Tugas Projek Kuliah
Pada Latihan Pembelajaran Kasus Pokok Bahasan 2, Anda sudah: (1) memilih dan memperbaiki topik penelitian kualitatif mengenai Ficus, (2) menentukan dua konsep yang sesuai dengan topik yang Anda pilih dan menghubungkan kedua konsep menjadi sebuah proposisi, dan (3) membuat satu pertanyaan menyeluruh (overarching question) yang menghubungkan kedua konsep sesuai dengan proposisi yang sudah Anda buat. Dengan merujuk kepada ketiga hal yang sudah Anda buat pada Latihan Pembelajaran Kasus Pokok Bahasa 2 tersebut, silahkan unduh template dan panduan pengerjaan laporan tugas dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
- Menetapkan topik dan menyusun latar belakang masalah penelitian. Sebutkan topik yang dipilih sebagaimana sudah dilakukan pada Latihan Tugas pada Kasus Pokok Bahasan sebelumnya sebagai bagian dari kalimat inti alinea lalu berikan penjelasan sebagai latar belakang masalah yang dipilih dan kaitannya dengan bidang lingkungan.
- Mengidentifikasi dan membatasi masalah penelitian. Sebutkan proposisi yang menghubungkan dua konsep sebagai masalah penelitian, sebutkan beberapa bagian dari proposisi tersebut dengan cara memilah setiap konsep, lalu jelaskan mengapa membatasi masalah sebagai sebagaimana yang diuraikan dengan mempertimbangkan 6 kriteria dan 6 pertimbangan sebagaimana diuraikan pada Materi 3.1.
- Merumusan masalah dan pertanyaan penelitian. Rumuskan satu masalah penelitian menyeluruh (overarching research problem) lalu buat beberapa pertanyaan sebagai penjabaran lebih rinci terhadap masalah menyeluruh yang telah dibuat.
- Menetapkan tujuan penelitian. Tentukan tujuan penelitian dengan menggunakan kata kerje berawalan me- untuk menjawab pertanyaan penelitian.
- Menetapkan kegunaan penelitian. Tentukan kegunaan penelitian dan para pihak yang diharapkan dapat memperoleh manfaat penelitian.
Laporkan data hasil pengamatan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan Pengerjaan Tugas Projek pada saat memasukan Laporan Melaksanakan Kuliah dan Mengerjakan Tugas.
3.3. ADMINISTRASI PELAKSANAAN KULIAH
Untuk membuktikan telah melaksanakan perkuliahan daring materi kuliah ini, Anda wajib mengakses, menandatangani presensi, dan mengumpulkan tugas di situs SIADIKNONA. Sebagai cadangan, silahkan juga menandatangani daftar hadir dan memasukkan laporan melaksanakan kuliah dan mengerjakan tugas dengan mengklik tautan berikut ini:
- Menandatangani Daftar Hadir Melaksanakan Kuliah selambat-lambatnya pada Selasa, 14 Februari pukul 24.00 WITA dan memeriksa untuk memastikan daftar hadir telah ditandatangani;
- Memasukkan Laporan Melaksanakan Kuliah dan Mengerjakan Tugas selambat-lambatnya pada Minggu, 19 Februari 2023 pukul 24.00 WITA dan memeriksa untuk memastikan laporan telah masuk.
Mahasiswa yang tidak mengisi dan menandatangani Daftar Hadir Melaksanakan Kuliah dan tidak menyampaikan Laporan Melaksanakan Kuliah dan Mengerjakan Tugas akan ditetapkan sebagai tidak mengikuti perkuliahan.
Kembali ke Materi Sebelumnya
Lanjutkan ke Pokok Bahasan Berikutnya
***
Hak cipta blog dan tulisan: I Wayan Mudita (2019)
Revisi pertama: 23 Februari 2019, revisi termutakhir: 16 Februari 2020
Hak cipta tulisan ini dilindungi berdasarkan Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 3.0 Unported License.
Terima Kasih atas materi ini. kaitan dengan materi 2.2 bahwa penelitian lingkungan merupakan multidisiplin. Menurut (Prof. Dr. Achmad Djunaedi, 2002) bila pertanyaan penelitian lebih dari satu maka semua pertanyaan haruslah berada dalam satu payung, bila tidak maka terasa mengerjakan dua tesis. mohon penjelasannya.
ReplyDeletePertanyaan-pertanyaan dalam satu payung berarti pertanyaan-pertanyaan yang saling berkaitan, setiap pertanyaan menukik kepada aspek tertentu dari pertanyaan umum penelitian.
Deleteselain Rumusan masalah dan tujuan penelitian, ada juga yang namanya pembatasan masalah.
ReplyDeletemaksud dari pembatasan masalah ini sebenarnya seperti apa? tapi dilain pihak ada juga yang tidak menggunakan pembatassan masalah dalam penulisan. ataukah hal ini hanya situasional atau tidak harus dipakai?
Pembatasan masalah selalu digunakan, hanya saja cara perumusannya berbeda-beda. Pembatasan masalah, merupakan proses untuk menuju pada perumusan masalah atau pertanyaan penelitian, memuat penjelasan mengapa peneliti tidak meneliti aspek lain dari satu topik penelitian melainkan hanya meneliti aspek yang dirumuskan dalam masalah atau pertanyaan penelitian. Penjelasan tersebut selalu harus disertai dengan perujukan pustaka, sedapat mungkin pustaka berupa artikel jurnal ilmiah.
DeleteSelamat malam bapak….
ReplyDeletePada sebuah perumusan masalah kriteria apa saja yang diperlukan dalam penempatan sebuah rumusan masalah. Terima kasih bapak…
Maaf saya kurang mengerti apa yang dimaksud dengan "penempatan sebuah rumusan masalah".
DeleteSelamat siang pak. dalam poin 1.1 dikatakan bahwa cara pandang (paradigma) peneliti terhadap masalah itu sangat penting dan terkadang cara pandang peneliti terhadap masalah cukup luas dan perlu dibatasi pada hal-hal tertentu karena berkaitan dengan waktu penelitian dan sebagainya. senada dengan pertanyaan pak apri tome di atas dan tanggapan bapak atas pertanyaan tersebut bahwa Pembatasan masalah selalu digunakan, hanya saja cara perumusannya berbeda-beda. Pembatasan masalah, merupakan proses untuk menuju pada perumusan masalah atau pertanyaan penelitian, pertanyaan saya pembatasan masalah ini dimuat di bagian mana pak? Kalau dalam skripsi biasanya ada satu sub bab terkait pembatasan masalah tapi dalam beberapa contoh tesis yang saya baca tidak dimuat secara khusus sub bab terkait pembatasan masalah. apakah pembatasan masalah ini perlu diuraiakan dalam latar belakang atau pada sub bab perumusan masalah dimana sebelum merumuskan masalah (pertanyaan penelitian) sebaiknya dijelaskan terlebih dahulu batasan masalahnya? mohon penjelasannya pak
ReplyDelete1) Pada saat menulis latar belakang penelitian, yang ditulis adalah latar belakang masalah yang masih umum. Baca dan kerjakan Tugas 1 dengan menggunakan template https://docs.google.com/document/d/11ChAxmJQ3fa9ykvi7pNDqF93GDmVv9h6SxDVp9REdSc/edit untuk menjawab sendiri pertanyaan yang disampaikan. Pembatasan masalah dapat dilakukan di bagian akhir latar belakang atau dalam judul perumusan masalah, bergantung pada Panduan Penulisan Proposal di Prodi masing-masing.
DeleteSelamat siang pak, yang ingin saya tanyakan Bagaimana Cara atau teknik yang tepat dalam mencari masalah penelitian dengan mendedukasi dari teori-teori dalam buku-buku teks ?
ReplyDeleteMasalah penelitian memang bisa dideduksi dari membaca buku teks, tetapi lebih baik dari membaca jurnal ilmiah. Untuk penelitian dalam ilmu-ilmu empirik, ilmu lingkungan termasuk di dalamnya, daripada mendeduksi dari membaca jurnal ilmiah, lebih baik mencari masalah penelitian yang benar-benar ada di lapangan dan memerlukan penyelesaian.
Deleteterima kasih pak
DeleteSelamat siang pak..Setelah rumusan masalah sdh kita uraikan dan tujuan penelitian sdh jelas, apakah boleh saya lakukan pra penelitian? Saya berencana untuk mensurvei dlu lokasi penelitian, sumber dan sasaran data yang akan saya ambil. Mohon pencerahan dari bpk..Makasih
ReplyDeleteYang Ibu maksud dengan pra-penelitian itu apa? Setelah, masalah, tujuan, dan kegunaan penelitian dirumuskan, sebaiknya pikirkan dahulu peubah (variable) penelitian. Minta tolong Ibu membaca dahulu tulisan selanjutnya mengenai unsur penelitian.
DeleteBaik pak...makasih atas penjelasannya.
DeleteSelamat malam bapak...
ReplyDeleteMohon penjelasan, apabila setelah kita mendapat masalah untuk di teliti,bagaimana cara kita menentukan jenis penelitian, agar masalah yang akan kita teliti sesuai dengan konsep konsep dalam metodologi penelitian? Makasih
Setelah masalah dirumuskan, silahkan pikirkan cara pandang (paradigma) yang akan digunakan untuk mencari penyelesaian masalah melalui penelitian, apakah positivistik-pascapositivistik, interpretatif-konstruktif, atau transformatif-emansipatori. Setelah itu silahkan pilih metode yang kira-kira sesuai untuk masalah yang telah dirumuskan. Silahkan baca materi kuliah secara merurutan, jawaban terhadap pertanyaan ini saya berikan tahap demi tahap melalui materi yang saya tulis untuk menjawab berbagai masalah yang dihadapi mahasiswa dalam menyusun proposal penelitian.
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeletesiang pak... mohn penjlsan apakah ada syart2 dalam mempersempt dan membatasi masalh karna ditakutkn ketika kita lakukan ha2 ini lants mengurangi bahkan menghilangkn substansi penelitian. makasi
ReplyDeleteSelamat malam bapak...
ReplyDeleteBagaimana cara menyusun masalah penelitian agar tidak menimbulkan keraguan pembaca kepada peneliti? Terima Kasih...
Perumusan masalah merupakan titik tolak bagi perumusan hipotesis nantinya, dan dari rumusan masalah dapat menghasilkan judul penelitian. Masalah penelitian dirumuskan dengan: (1) memberikan latar belakang, (2) mengidentifikasi dari sejumlah masalah yang berkaitan dengan latar belakang, dan (3) membatasi dalam konteks tertentu.
DeleteSelamat Malam Bapak, Dalam suatu penelitian tentu banyak aspek yang bisa menjadi dasar pemikikan dan untuk memadukan data tentunya peneliti harus benar melakukan pengambilan data dan jika data primer dan data sekunder terdapat perbedaan yang erat menyangkut kebenaran data, apakah yang harus dilakukan oleh peneliti untuk dapat menulis sesuai dengan fakta yang ada, mohon pencerahan bapak. Terima Kasih
ReplyDeleteSelamat pagi bapak. Dari penjelasan bapak saya ingin bertanya:
ReplyDelete1. Apakah ada perbedaan yang signifikan antara penulisan latar belakang penelitian kualitatif dan kuantitatif?
2.Apakah dalam menulis latar belakang penelitian perlu juga memperhatikan pendekatan dan metode yang digunakan? Apa pengaruhnya?
3.Apa perlu dalam penelitian ilmu lingkungan asumsi penelitian dimasukan dalam proposal penelitian? Mohon penjelasan bapak. Terima kasih.
selamat siang bapak.apakah ada syarat-syarat dalam membatasi masalah pada penelitian, apabila tidak ada hal ini akan mengurangi dari substansi peneilitian kita sendri?
ReplyDeleteMenurut saya, kita harus membatasi masalah yang akan kita teliti. Pada latar belakang boleh saja menuliskan beberapa masalah, tetapi Pak Ryan harus menentukan dari sudut masalah yang mana Bapak akan teliti sehingga pada saat meneliti akan fokus ke satu masalah.
DeleteSelamat siang bapak. Dalam melakukan penulisan Hipotesis dari penelitian evaluasi,Apakah ada kriteria atau ketentuan tertentu dalam memberikan rekomendasi dari hasil hipotesisnya?
ReplyDeleteTerima kasih.
Menurut sya hipotesis itu diperlukan untuk jenis penelitian Kuantitatif yg tujuan nya untuk menjelaskan tentang penelitian nya.
DeleteDan kriteria yg pake adalah kritetia statistik mengenai penjelasan yg akan di uji.
Karena Hipotesis merupakan dasar dari jenis penelitian Kuantitatif makan , kriteria yang dipakai harus berupada DATA itu landasan yang harus digunakan
DeleteHipotesis diperlukan Untuk menguji teori,Sebagai pedoman untuk mengarahkan penelitian, Memberikan kerangka untuk menyusun kesimpulan yang akan dihasilkan.
DeleteSelamat Malam Pak. Dalam rumusan Masalah dan tujuan Penelitian ilmu Lingkungan guna menemukan sesuatu lebih spesifik dan mendalam serta bagaimana membedakan rumusan masalah penelitian Ilmu Lingkungan dengan bidang ilmu lainnya? Mohon Penjelasan Pak.
ReplyDeleteSelamat malam Pak Ajhar, ijin menjawab pertanyaan. Seperti yang sudah disajikan dalam materi 3.2 bahwa penelitian dalam bidang lingkungan bersifat multi-disipliner (multi-disciplinary), antar-disipliner (inter-disciplinary), atau trans-disipliner (trans-disciplinary). Penelitian multi-disipliner menggabungkan metode dari berbagai bidang ilmu, tiap-tiap metode digunakan secara tersendiri untuk menunjukkan mana yang memberikan hasil yang terbaik. Pada penelitian antar-disipliner, metode dari bidang ilmu yang berbeda dikombinasikan dan disintesis untuk menghasilkan suatu metode baru yang berbeda dari metode disiplin masing-masing.
DeleteUntuk menentukan sesuatu lebih spesifik dan mendalam dalam penelitian lingkungan tentunya masalah lingkungan yang ingin diangkat dalam sebuah penelitian perlu disesuaikan kembali relevansinya dengan obyek penelitian serta kondisi wilayah tempat peneliatian itu dilakukan.
Dalam setiap penelitian dimulai dengan latar belakang dan rumusan masalah. Rumusan masalah harus dipahami secara mendalam untuk mengerjakan penelitian tersebut. Rumusan masalah adalah pertanyaan-pertanyaan mengenai masalah sebuah hal atau kejadian yang berbentuk kalimat tanya yang sederhana, singkat, padat, dan jelas. Berikut panduan dalam membuat rumusan masalah :
• Ketahui apa yang menjadi masalah lingkungan dalam penelitian
• Pikirkan mengenai hal-hal yang menjadi pertanyaan pada sebuah penelitian lingkungan secara kritis. Jabarkan pertanyaan dengan menggunakan 5W+1H (when, why, where, who, what, and how). Kemudian, kerucutkan pertanyaan yang paling kritis dan penting
• Pastikan bahwa rumusan masalah lingkungan yang dipilih memiliki nilai penelitian (bermanfaat), jelas,dan padat
• Rumusan masalah lingkungan bisa dijadikan petunjuk sebagai pusat penelitian yang memungkinkan untuk dijawab dengan data dan fakta yang ada di lapangan
• Hubungkan rumusan masalah lingkungan yang didapat dengan teori-teori yang ada
• Rumusan masalah lingkungan harus bisa diterapkan ke judul penelitian.
Demikian penjelasan saya, terima kasih.
Baik Terima Kasih Ibu Stevani Djawa, atas respon dan beberapa Poin penjabaran dalam komentarnya tentang tujuan dan rumuasan masalah penelitian, syaratnya, semoga ini menjadi referensi kita bersama.
DeleteSelamat malam bapak..Terima kasih atas penyajian materi yang sangat baik..mohon ijin bertanya pak..hal -hal apa yang perlu di perhatikan dalam membuat rumusan masalah agar dapat menjelaskan topik permaslahan secara baik..Terima kasih pak
ReplyDeleteSelamat siang pak maxen... untuk jawaban pertanyaan tentang hal - hal yang perlu diperhatikan dalam membuat rumusan masalah agar dapat menjelaskan topik permasalahan secara baik adalah :
Delete1. Rumusan harus jelas dan tegas.
Perumusan masalah atau pertanyaan penelitian merupakan tahap akhir pada penemuan masalah setelah peneliti memilih bidang dan pokok masalah yang diteliti.
2. Tidak ambiguitas
Kriteria penelitian yang baik menghendaki rumusan masalah atau pertanyaan penelitian yang jelas dan tidak ambiguitas. Agar memudahkan peneliti dalam menentukan konsep - konsep teoritis yang ditelaah dan memilih metode penguji data yang tepat.
3. Mengekspresikan hubungan antara dua variabel atau lebih.
Masalah penelitian sebaiknya dinyatakan dalam bentuk pertanyaan yang mengekspresikan secara jelas hubungan antara dua variabel atau lebih. Meski demikian dalam jurnal internasional masalah penelitian seringkali disusun dalam bentuk narasi tujuan penelitian.
Terima kasih...
Mencoba menanggapi pertanyaan dari Pak Maxen.
DeleteMenurut saya mungkin perlu dilihat terlebih dahulu apakah topik yang dimaksudnkan dalam pertanyaan ini adalah topik penelitian yang diperoleh setelah mengidentifikasi masalah untuk diteliti. Karena jangan sampai topik yang dimaksud dalam pertanyaan ini baru hanya topik yang akan diteliti sehingga belum sampai pada perumusan masalah penelitian.
Selanjutnya jika memang topik yang ditanyakan dalam pertanyaan ini adalah setelah dari hasil perumusan masalah maka langkah selanjutnya adalah melakukan pemetaan masalah dengan cara membagi kedalam unsur-unsur yang lebih kecil. Selanjutnya dari unsur-unsur tersebut dicari hubungan satu dengan yang lain.
Demikian tanggapan dari saya. Terimakasih.
Selamat malam Pak, terima kasih atas penyajian materi 3.3. Bagaimana Merumuskan Masalah dan Tujuan Penelitian Lingkungan serta Menyajikannya dalam Proposal? ini. Menarik karena materi ini semakin memperdalam pemahaman saya dalam mempersiapkan judul dengan melihat masalah lingkungan yang terjadi saat ini.
ReplyDeletePertanyaan saya :
1. Apakah hakikat identifikasi masalah pada penelitian Lingkungan?
2. Bagaimana cara menyajikan batasan masalah dalam penelitian terkait Lingkungan?
Mohon penjelasannya Pak, terima kasih dan salam sehat.
Izin menjawab pertanyaan nomor 1 ibu Stevania, Makna leksikal masalah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sesuatu yang harus diselesaikan dan dipecahkan ( KBBI,1992 : 562). Di sisi lain, Siswojo melihat bahwa masalah penelitian adalah pernyataan mengenai hubungan yang terdapat pada seperangkat peristiwa (variabel-variabel) dalam suatu bidang ilmu (Siswojo, 1987:40). Lebih gamblang Lagi, Fraenkel (1993:23)menyatakan bahwa masalah penelitian tidak lain dari apa yang ingin diteliti, “ a problem that someone would like to research”.
DeleteSelamat Pagi Bapak.
ReplyDeleteTerima kasih Bapak untuk materi 3.3. tentang Bagaimana Merumuskan Masalah dan Tujuan Penelitian Lingkungan serta Menyajikannya dalam Proposal?
Pada materi ini dijelaskan bagaimana merumuskan suatu masalah sehingga menjadi masalah yang patut diteliti. Rumusan masalah harus jelas sesuai topic yang diteliti sehingga tujuan penelitinnya menjadi jelas dan terarah. Diperlukan Kemampuan membatasi masalah secara jelas sesuai disiplin kelimuan. Untuk menguatkan dan melemahkan topik , peneliti perlu menggunakan pustaka sebagai rujukan. Peneliti memposisikan diri terhadap topik dengan mengabaikan atau memilih topik tersebut sebagai masalah yang akan Anda teliti.
Dalam merumuskan masalah hendaknya diketahui kedudukan penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian lain. Apakah permasalahan yang diangkat benar-benar baru dan belum pernah ada sebelumnya, atau permasalahan yang diangkat merupakan tindak lanjut, pengembangan atau pengulangan penelitian yang telah ada sebelumnya. Perlu diketahui juga masalah mana yang sudah dijawab dalam topik penelian sebelumnya, mana yang belum dijawab. Masalah yang belum dijawab menjadi tujuan penelitian agar memiliki nilai kebaruan(novelty).
Pertanyaan:
1. Apakah dalam penulisan latar belakang Wajib memasukan hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti terdahulunya?
2. Dalam kaitannya dengan pustaka acuan, bagaimana prinsip-prinsip ‘mengutip’ yang benar untuk menghindari ‘plagiarisme’.
Terima kasih Bapa.
1. dalam penulisan latar belakang wajib dan tidaknya tergantung dari masalah yang diangkat apabila ada kaitannya dengan peneliti terdahulu maka tidak ada salah kita mengutip beberapa poin yang masuk untuk mendukung pengantar kita dalam penelitian.
Delete2. Plagiarisme dalam karya tulis adalah salah satu bentuk pelanggaran berat di ranah akademik. perilaku copas (copy paste) tanpa menulis sumbernya. untuk menghindari plagarisme adalah ketika peneliti menyampaikan gagasan atau opini yang bukan dari buah pemikirannya, maka peneliti wajib memberikan 1. keterangan dari mana sumber yang dikutip. 2. catat berbagai sumber daftar Pustaka dari awal. 3. Lakukan Parafrase 4. Lakukan Interpertase 5. Gunakan aplikasi antiplagiarisme (gtPlagiarismTest)
Selamat malam Pak Piter Pulang, ijin memberikan komentar atas pertanyaan yang diajukan.
Delete1. Bahwa tidak wajib untuk memasukan hasil studi penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu pada bagian Latar Belakang.
2. Cara terbaik untuk menghindari Plagiarisme:
Rencanakan terlebih dahulu tugas penelitian.
Teliti dalam membuat catatan.
Kutip sumber secara cermat.
Pahami parafrasa yang baik.
Pelajari cara mengutip dengan gaya kutipan yang berbeda
Cara dalam melakukan Parafrasa :
Gunakan sinonim untuk semua kata yang tidak umum. Kata-kata seperti dunia, makanan, atau sains sangat mendasar bagi kosakata kita sehingga sulit untuk menemukan sinonimnya.
Ubah struktur kalimat.
Ubah kalimat dari aktif menjadi pasif dan sebaliknya.
Ubah klausa menjadi frasa dan sebaliknya.
Ubah jenis kata.
Terimakasih
Tujuan penelitian biasanya dirumuskan sebagai rincian mengenai langkah-langkah pelaksanaan yang akan diraikan pada bagian metodologi penelitian. Oleh karena itu, tujuan penelitian biasanya dirumuskan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan lebih rinci mengenai masalah penelitian. Yang ingin saya tanyakan disini adalah apakah ada kesamaan dari Tujuan Penelitian dan Kesimpulan ? karena sama2 menjawab masalah penelitian.
ReplyDeleteSelamat malam pak Nur Asri Yuda ,terima kasih atas pertanyaan yang sangat menarik,,mohon ijin menjawab pak..menurut saya tujuan penelitian dan kesimpulan penelitian,,memiliki memiliki perbedaan pak,,mengapa demikina karena tujuan penelitian itu merupakan rumusan dari kalimat yang menunjukan adanya hasil penelitian atau sesuatu yang didapatkan tertapi setelah penelitian itu selesai,atau dengan kata lain sesuatu yang akan dicapai atau dituju dalam sebuah penelitian,,,,sedangakan kesimpulan merupakan suatu bagian akhir pada sebuah penelitian yang memiliki tujuan untuk menyajikan sesuatu yang singkat dan menggambarkan tentang penelitian tersebut,baik itu mencangkup semua point utama.selain itu kesimpulan itu harus menjawab tujuan dari penelitian …terima kasih pak….
DeleteSelamat malam Pak,
ReplyDeleteBagaimana kita dapat secara efektif mengubah teks isi tinjauan pustaka menjadi data empiris dalam analisis penelitian untuk nilai variabel terikat?
Terima kasih, Pak.
Banyak cara dalam melakukan sebuah riset, dimana peneliti menjadi instrumen utama dalam penelitian, untuk mendapatka sebuah cara efektif dalam mengubah teks tinjauan pustaka menjadi data empiris dalam analisa penelitian untuk nilai variabel, sebuah informasi yang membenarkan suatu kepercayaan dalam kebenaran atau kebohongan suatu klaim empiris. Dalam pandangan empirisis, seseorang hanya dapat mengklaim memiliki pengetahuan saat seseorang memiliki sebuah kepercayaan yang benar berdasarkan bukti empiris. dari penjelasan ini kita dapat mengambil kesimpulan bahwa dari setiap paradigma atau pandangan mendasar inilah yang dapat kita gunakan dalam mengubah teks isi tinjauan pustaka menjadi data empiris.
DeleteThis comment has been removed by the author.
DeleteSetiap peneliti pada intinya mempunyai cara masing-masing untuk merumuskan masalah penelitian, pemilihan topik, pembatasan, penentuan sumber topik, evaluasi, perumusan, penyeimbangan rumusan, penentuan format rumusan, dan pemastian bahwa masalah mudah dipahami. dan ada juga yang berpendapat bahwa penelitian dimulai dengan langkah menentukan sumber topik. semua ini tergantung dari cara pandang peneliti dan yang terpenting adalah bagaimana kita memahami suatu alur yang dapat memudahkan kita dalam memecahkan sebuah masalah atau mencari kembali untuk mendapatkan sesuatu. Penelitian merupakan suatu penyelidikan atau usaha yang sistimatis, terkendali, empiris, teliti, dan kritis tehadap fenomena - fenomena untuk mencari fakta - fakta, teori baru, hipotesis dan kebenaran dengan menggunakan langkah langkah tertentu agar ditemukan jawaban ilmiah terhadap suatu masalah, dari uraian singkat ini data apa saja yang kita perlukan dalam melakukan penelitian kuantitatif.
ReplyDeleteTerima kasih Pa Ismail untuk tanggpan materi yang luar biasa ini.
DeleteKonsep identifikasi masalah (problem identification) adalah proses dan hasil pengenalan masalah atau inventarisasi masalah. Dengan kata lain, identifikasi masalah adalah salah satu proses penelitan yang boleh dikatakan paling penting di antara proses lain. Masalah penelitian (research problem) akan menentukan kualitas suatu penelitian, bahkan itu juga menentukan apakah sebuah kegiatan bisa disebut penelitian atau tidak. Masalah penelitian secara umum bisa ditemukan melalui studi literatur (literature review) atau lewat pengamatan lapangan (observasi, survey), dan sebagainya.
Masalah penelitian bisa didefinisikan sebagai pernyataan yang mempersoalkan suatu variabel atau hubungan antara satu atau lebih variabel pada suatu fenomena. Sedangkan variabel itu sendiri dapat didefinisikan sebagai konsep yang memuat nilai bervariasi, pembeda antara sesuatu dengan yang lain. Dalam suatu studi yang menggunakan alur-pikir deduktif kerapkali ditampilkan definisi operasional variabel, dan dalam penelitian kualitatif variabel itu seringkali disebut konsep, misalnya definisi konseptual.
Suatu rumusan masalah itu ditandai dengan pertanyaan penelitian, yang umumnya disusun dalam bentuk kalimat tanya, pertanyaan-pertanyaan tersebut akan menjadi arah kemana sebenarnya penelitian akan dibawa, dan apa saja sebenarnya yang ingin dikaji/dicari tahu oleh si peneliti.
Masalah yang dipilih haruslah menampilkan “researchable”, dalam artian bahwa suatu masalah itu dapat diselidiki secara ilmiah. Masalah tersebut perlu dirumuskan secara jelas agar dengan demikian perumusan masalahnya jelas. Peneliti diharapkan dapat mengetahui variabel-variabel atau faktor-faktor apa saja yang akan diukur, dan apakah ada alat-alat ukur yang sesuai untuk mencapai tujuan penelitian. Dengan rumusan masalah yang jelas akan dapat dijadikan penuntun bagi langkah-langkah selanjutnya. Hal ini sesuai dengan pandangan yang dinyatakan oleh Jack R. Fraenkel dan Norman E. Wallen (1990:23) bahwa salah satu karakteristik formulasi pertanyaan penelitian yang baik, yaitu pertanyaan penelitian harus clear. Artinya pertanyaan penelitian yang diajukan hendaknya disusun dengan kalimat yang jelas, tidak membingungkan. Dengan pertanyaan yang jelas akan mudah mengidentifikasi variabel-variabel atau faktor-faktor apa yang ada dalam pertanyaan penelitian tersebut, dan berikutnya memudahkan dalam mendefenisikan konsep atau variabel dalam pertanyaan penelitian. Dalam memberikan defenisi konseptual atau variable tersebut dapat dengan cara-cara: (1) constitutive definition, yakni dengan pendekatan kamus (dictionary approach); (2), contoh atau by example; dan (3) operational definition, yakni mendefenisikan istilah, konsep atau variabel penelitian secara spesifik, terinci dan operasional.
Batasan masalah adalah ruang lingkup masalah atau upaya membatasi ruang lingkup masalah yang terlalu luas atau lebar sehingga penelitian itu lebih bisa fokus untuk dilakukan. Hal ini dilakukan agar pembahasannya tidak terlalu luas kepada aspek-aspek yang jauh dari relevansi sehingga penelitian itu bisa lebih fokus untuk dilakukan. Berdasarkan sekian banyak masalah tersebut dipilihlah satu atau dua masalah yang akan dipermasalahkan, tentu yang akan diteliti (lazim disebut dengan batasan masalah, limitation). Batasan masalah, dengan demikian, adalah pemilihan satu atau dua masalah dari beberapa masalah yang sudah teridentifikasi.
Batasan Masalah itu dalam arti kata lain sebenarnya menegaskan atau memperjelas apa yang menjadi masalah. Dengan kata lain, upaya merumuskan pengertian dan menegaskan batasan dengan dukungan data hasil penelitian pendahuluan seperti apa “sosok” masalah tersebut. Misalnya, jika yang dipilih itu mengenai “prestasi kerja karyawan yang rendah” dipaparlah (dideskripsikanlah) “kerendahan” prestasi kerja itu seperti apa (misalnya kehadiran kerja seberapa rendah, keseriusan kerja seberapa rendah, kuantitas hasil kerja seberapa rendah, kualitas kerja seberapa rendah).
Terima kasih Pa Ismail.
Selamat malam Pak, terimakasih untuk penyajian materi 3.3. Saya ingin bertanya bagaimana menentukan data yang kita peroleh untuk dijadikan masalah atau isu lingkungan valid atau tidak, jika objektivitas dalam penelitian kualitatif belum tentu dijadikan tolak ukur kevalidan? Mohon penjelasannya... Terima kasih pak.
ReplyDeleteuntuk menentukan data dalam mengangkat sebuah permasalahan adalah dengan cara mengamati suatu keadalaan yang mendalam sehingga kita dapat mengetahui dengan jelas sumber masalah. berkaitan dengan penelitiana kualitatif maka perlu kita ketahui apa itu penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang menghasilkan penemuan penemuan yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau cara cara lain dari kuantifikasi(pengukuran) contoh penelitian kualitatif adalah meneliti kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku dan aktifitas sosial. Hasilnya berupa uraian yang mendalam tentang ucapan, tulisan atau perilaku yang dapat diamati dari suatu individu atau kelompok yang dikaji dari sudut pandang yang menyeluruh.
DeleteSelamat Malam Ibu Tresia
DeleteMenurut berbagai kamus Bahasa Inggris-Indonesia, data diterjemahkan sebagai istilah yang berasal dari kata “datum” yang berarti fakta atau bahan-bahan keterangan. Dari sudut pandang lingkungan ,data disebut sebagai data lingkungan, merupakan deskripsi organisasi tentang sesuatu dan kejadian yang terjadi. Sedangkan menurut Gordon B. Davis dalam bukunya Management Informations System menyebut bahwa data sebagai bahan mentah dari Informasi, yang dirumuskan sebagai sekelompok lambang-lambang tidak acak yang menunjukan jumlah, tindakan atau hal-hal lain. Dari pengertian diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa data adalah bahan baku informasi, didefinisikan sebagai kelompok teratur symbol-simbol yang mewakili kuantitas,tindakan,benda,dan sebagainya.
Menurut Gordon B. Davis dalam bukunya Management Informations System menyebut informasi sebagai data yang telah diolah menjadi bentuk yang berguna bagi penerimanya dan nyata, berupa nilai yang dapat dipahami di dalam keputusan sekarang maupun masa depan. Sedangkan menurut Barry E. Cushing dalam buku accounting Information System and Business Organization, dikatakan bahwa informasi merupakan sesuatu yang menunjukan hasil pengolahan data yang diorganisasi dan berguna kepada orang yang menerimanya.
Hubungan data dan Informasi adalah , Informasi merupakan hasil dari pengolahan data menjadi bentuk yang lebih berguna bagi yang akan menerimanya, menggambarkan suatu kejadian-kejadian nyata dan dapat digunakan sebagai manfaat. Sebuah informasi actual diperoleh dari adanya data-data yang dikumpulkan dari sebuah peristiwa, penelitian atau pengawasan. Jadi informasi menjelaskan dari data yang ada menjadi kata – kata yang mudah dimengerti.
Pada intinya data adalah bahan baku informasi, dengan adanya data maka akan ada informasi, karena informasi merupakan hasil pengolahan dari data yang diorganisasikan ,sehingga data dan informasi sangat berhubungan erat.
Validitas berasal dari bahasa Inggris validity yang berarti keabsahan. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat validitas atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid dan sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah.
Pertanyaan mendasar untuk memahami konsep validitas yaitu apakah pengukuran yang dilakukan (dengan metode dan alat yang dipilih) benar-benar mengukur ciri atau variabel subjek yang dikehendaki? Kalau jawaban: Ya, artinya pengukuran tersebut valid (ketepatukur-an).
Penelitian Prinsip validitas adalah pengukuran dan pengamatan yang berarti prinsip keandalan instrumen dalam mengumpulkan data. Validitas ini akan sangat erat kaitannya dengan reliabilitas. Pengukuran yang valid adalah pengukuran yang reliabel. Tetapi sebaliknya, pengukuran yang reliabel belum tentu valid kalau ciri ketepatukuran tidak terpenuhi.
Terima kasih Ibu Tresia.
This comment has been removed by the author.
ReplyDeletePada materi ini disebutkan bahwa sebagai mahasiswa magister seyogyanya penelitian untuk thesisnya adalah untuk level magister, bukan pada level sarjana atau bukan pada level doktor. Pertanyaan saya, apakah ada cara untuk mengukur dimana atau pada standard yang seperti apa penelitian pada level magister ini seharusnya ? Atau ada kriteria-kriteria tertentu yang harus dipenuhi agar penelitian memang berada pada level magister ?
ReplyDeleteTerimakasih.
ijin menjawab dalam penelitian level magister kriteria - kriteria yang harus di penuhi sebernya tidak jauh berbeda dgan penelitian pada s1 atau s3. semuanya diawali dengan mengidentifikasi sebuah masalah.
DeleteMohon bantuan Penjelasannya Bapak, Jika Saya berniat mengambil Topik Penelitian terkait Ficus, saya kemudian berpikir untuk menggabungkan dengan konservasi dan mata air terkhusus studi kelayakan serta kualitas sumber air baku untuk air minum kerena saya lihat diwilayah yg saya maksudkan untuk penelitian ini sangat prihatin ada banyak masalah yang harus di perhatikan,terkait air minum bersih.di wilayah inipun ficusnya masih banyak, begitupun dengan mata airnya juga cukup,tetapi masih sering longsor kalau musim hujan.yang ingin saya tanyakan jika topik ini dilakukan,sebagai syarat berapa mata air dan sampel air yg harus di siapkan untuk uji laboratorium? lalu studi pustaka terkait ficus masih sedikit? bagaimana strateginya sehingga saya bisa Menetapkan perumusanan masalah dan tujuan penelitian dengan benar dari kasus diatas.
ReplyDeleteSelamat Siang Bapak.
ReplyDeletePerumusan masalah merupakan salah satu tahap di antara sejumlahtahap penelitian yang memiliki kedudukan yang sangat penting dalam kegiatanpenelitian. Tanpa perumusan masalah, suatu kegiatan penelitian akan menjadisia-sia dan bahkan tidak akan membuahkan hasil apa-apa. Sehingga Rumusan Masalah merupakan formulasi dari pertanyaan penelitian , yang artinya merupakan kesimpulan pertanyaan yang terkandungdalam pertanyaan penelitian.
Dengan demikian Perumusan Masalah merupakan jawaban ataspertanyaan: apa masalah penelitian itu Mengingat demikian pentingnya kedudukan perumusan masalah di dalamkegiatan penelitian, sampai-sampai memunculkan suatu anggapan yangmenyatakan bahwa kegiatan melakukan perumusan masalah, merupakan kegiatan separuh dari penelitian itu sendiri. Pertanyaan:
Bagaimana membuat rumusan masalah yang bisa menjelaskan tujuan penelitian dan kegunaan penelitian?
Selamat sore Pak Lobo, ijin menjawab. Menurut saya dalam merumuskan masalah dapat dijelaskan definisi, asumsi dan lingkup yang menjadi batasan penelitian.Uraian perumusan masalah tidak harus dalam bentuk pertanyaan tapi dapat menggunakan pernyataan. Pernyataan tentang untuk apa peneliti membuat penelitian atau kajian terhadap masalah yang menjadi fokus penelitian. Tujuan ini terkait langsung dengan pernyataan perumusan masalah sehingga pernyataan kalimat tujuan harus sejalan dengan rumusan masalah atau merupakan tujuan-tujuan yang diharapkan dapat tercapai dari sebuah penelitian dan merupakan jawaban dari rumusan masalah yang dapat memberikan manfaat/kegunaan baik kepentingan pengembangan program maupun kepentingan ilmu pengetahuan.
DeleteSelamat pagi bpk izin bertanya?
ReplyDeleteApakah dalam sebuah metodologi penelitian s2 lingkungan ada metode yang baku yang menjadi landasan penulisan? Ataukah kita bisa menggunakan metode para penulis bidang lingkungan sebagai acuan?
Terimkasih mohon pencerah bpk. 🙏
Izin menanggapi pertanyaan yang disampaikan Pak Yosua... Sebagaimana diuraikan dalam materi pertemuan pertama bahwa metode penelitian berkaitan dengan cara pengumpulan dan cara analisis data penelitian sebagai penjabaran dari medode ilmiah. Suatu metode biasanya dilaksanakan dengan menggunakan teknik dan prosedur tertentu. Oleh karena itu, metode penelitian yang dipilih bukan berdasarkan bidang ilmu (lingkungan, teknik, sosial, ekonomi, dst) tetapi berdasarkan pendekatan penelitian (penelitian kualitatif, kuantitatif, dan campuran) dan Pandangan filosofis atau wawasan teoritis atau kadang-kadang juga disebut paradigma penelitian (interpretatif-konstruktif, interpretatif-konstruktif, transformatif-emansipatori, dan pragmatis).
DeleteTerima kasih
Saya mencoba menanggapi pertanyaan pak Yosua yaitu kalau berbicara metodologi penelitian tentunya mempunyai makna yang bebeda dengan metode peneitian karena Metodologi penelitian adalah sekumpulan kegiatan, peraturan serta prosedur yang dipakai oleh peneliti suatu disiplin ilmu. Metodologi juga merupakan suatu analisis teoritis tentang sebuah metode atau cara. Penelitian merupakan sebuah penyajian yang sistematis dengan tujuan untuk meningkatkan jumlah pengetahuan sedangkan metode penelitian adalah cara atau prosedur yang ditempuh untuk mencapai tujuan tertentu. Lalu ada satu istilah lainnya yang berkaitan dengan 2 istilah ini, yaitu teknik adalah cara yang spesifik dalam pemecahan masalah tertentu yang ditemukan dalam pelaksanaan prosedur. Dengan demikian tergantung jenis penelitian kita apakah kulalitatif atau kuantitatif yang tentunya memiliki prosedur yang berbeda juga, Terima kasih.
ReplyDeleteTerimkasih penjelasan pak Henda
DeleteSeperti uraian di atas disebutkan bahwa tujuan penelitian merupakan uraian mengenai apa yang ingin dicapai dari pemecahan suatu masalah penelitian. Tujuan penelitian biasanya dirumuskan sebagai rincian mengenai langkah-langkah pelaksanaan yang akan diraikan pada bagian metodologi penelitian. Oleh karena itu, tujuan penelitian biasanya dirumuskan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan lebih rinci mengenai masalah penelitian. Kalau memang demikian apakah pada kesimpulan nantinya menjawab rumusan masalah dan tujuan yang ingin dicapai?Trims.
ReplyDeleteSelamat siang Pak Henda izin menjawab
DeleteMenurut saya tentunya kesimpulan akan menjawab rumusan masalah dan tujuan yang ada pada rancangan penelitian kita, dan juga rumusan masalah tersebut pastinya menjadi acuan kita melaksanakan penelitian itu. Di kian menurut pemahaman saya.
Selamat malam pak, saya ingin menanyakan Bagaimana membedakan masalah penelitian lingkungan dari masalah penelitian dalam bidang lain?
ReplyDeleteSelamat sore Ibu Feli, ijin menjawab. Menurut saya, masalah penelitian lingkungan sudah pasti berkaitan dengan isu lingkungan dan berkontribusi pada perkembangan ilmu pengetahuan tentang lingkungan
DeleteSelamat sore Pak, bagaimana kita dapat menentukan metode penelitian dari rumusan pertanyaan penelitian?
ReplyDeleteIjin meganggapi Bu Nur,
DeleteSeperti yang sudah dijelaskan dalam materi bab 2 dan bab 3, rumusan masalah adalah pertanyaan-pertanyaan yang ingin kita ketahui atau peroleh jawabannya melalui penelitian kita. Yang jelas kita harus ketahui terlebih dahulu jenis penelitian yang kita design, apakah itu sifatnya kvalitativ tau kuantitatif. Jika kuantitatif, maka metodologi penelitian biasanya berupa serangkaian prosedur kerja atau tahapan kerja dalam rangka menemukan jawaban atas pertanyaan penelitian. Misalnya, kita tentu harus mengerjakan serangkaian prosedur kerja penentuan kadar OD (disolved oxygen/oksigen terlarut), jika pertanyaan penelitian kita adalah berapa besar kandungan OD dalam limbah rumah tangga yang menjadi sumber polusi air sungai, misalnya. Dan sebaliknya jika model penelitian kita adalah penelitian kualitatif, maka tentunya metodologi penelitian yang kita pilih akan dan harus berbeda dengan penelitian kuantitatif, yaitu bisa dengan membuat kuisioner dan membagiakan ke Masyarakat sebagai objek penelitian kita dsb. Jadi kesimpulannya, menurut saya metode setiap penelitian bervariasi (bisa kita gunakan penelitian-penelitian sebelumnya sebagai acuan), tergantung dari sifat penelitian yang kita pilih. Terima kasih
Apakah sebuah penelitian wajib menghasilkan sesuatu yang dapat mempengaruhi pola pikir dan cara kerja masyarakat sebagai ibjek penelitian?
ReplyDeleteSelamat sore Bapak, Apakah dalam melakukan pemetaan masalah dengan membagi masalah ke dalam unsur-unsur yang lebih kecil dapat menentukan hubungannya satu sama lain?
ReplyDeleteMembatasi masalah penelitian bertujuan untuk mempersempit masalah menjadi lebih spesifik. rumusan masalah komparatif adalah rumusan masalah yang fokus ingin membandingkan atau mengkomparasi antara satu varaibel (bisa lebih dari satu variabel) dengan variabel lain yang berbeda.
DeleteMenurut saya jika topik yang ditanyakan dalam pertanyaan ini adalah setelah dari hasil perumusan masalah maka langkah selanjutnya adalah melakukan pemetaan masalah dengan cara membagi kedalam unsur-unsur yang lebih kecil. Kemudian dari unsur-unsur tersebut dicari hubungan satu dengan yang lain.
Deletetujuan penelitian biasanya dirumuskan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan lebih rinci mengenai masalah penelitian. Yang ingin saya tanyakan disini adalah apakah ada kesamaan dari Tujuan Penelitian dan Kesimpulan ?
ReplyDeleteMenurut saya belum tentu sama antara tujuan dan kesimpulan, tetapi kalau berkaitan itu pasti
DeleteSaya tertarik dengan pernyataan bahwa tidak semua masalah bisa menjadi masalah penelitian, hanya masalah yang berkontribusi terhadap kemajuan ilmu pengetahuan yang bisa menjadi masalah penelitian. Hal ini yang sering kita lupakan
ReplyDeletePenelitian yang baik adalah penelitian dengan adanya unsur novelty juga berdampak pada kemajuan ilmu juga terhadap kalangan masyarakat, namun tidak semuanya akan langsung berdampak pada masyarakat oleh karena itu pemilihan dan perumusan masalah harus dilakukan secara hati-hati dengan mempertimbangkan hal-hal lainnya terkait karakteristik dari penelitian yang akan dilakukan
DeleteSaya sepakat dengan bu Eka namun perlu lagi di lihat maslah tersebut memenuhi syarat yang dapat di jadikan sebagai kajian dalam menunjang kemajuan ilmu pengetahuan. Hal yang mendasar yang perlu di perhatikan adalah masalah penelitian yang hendak di teliti harus memenuhi 6 persyaratan utama seperti; Kesesuaian (relevance), Keaslian (originality), Kebaruan (novelty), Nilai penting (significance), Ketertelitian (researchability), Kelayakan (feasibility).
DeleteHubungan yang logis antara dua konsep disebut proposisi. Biasanya proposisi dinyatakan
ReplyDeletedalam bentuk kalimat pernyataan yang menunjukkan hubungan antara dua konsep. Misalnya,
proposisi Hariis dan Todaro, yang banyak digunakan dalam studi kependudukan berbunyi
“proses migrasi tenaga kerja ditentukan oleh perbedaan upah”. ‘Karakteristik individu
menentukan integrasi sosial seseorang di masyarakat” merupakan contoh proposisi dalam
sosiologi.
Memang dalam menentukan judul yang Logis tentunya variabel-variabel pendukung harus berada pada posisi yang sejajar dalam penjelasan konsep penelitian dimana proposisi dari konsep judul penelitian menerangkan antara satu variabel dengan variabel yang lain itu harus saling berhubungan sehingga ketika orang membaca judul penjelasan konsep itu suda mencakup dua unsur yang akan mudah dipahami oleh pembaca.
DeleteMasalah Penelitian dirumuskan dengan
ReplyDelete1. Memberikan Latar Belakang,
2. Mengedintifikasi dari sejumlah masalah yang berkaitan dengan latar belakang , dan
3. Membatasi dalam konteks tertentu
Dan perumusan atau pendefinisian adalah masalah penelitian tersebut diperlukan untuk
1. Memberikan gambaran penting masalah yang diteliti
2. Memberi tempat pada topik penelitian dalam konteks kategori, landasan filosofis, pendekatan dan metode penelitian
3. Memberikan dasar untuk menentukan tujuan penelitian dan kerangka penulisan laporan penelitian (termasuk Skripsi, Tesis, dan Disertasi)
Rumusan masalah juga memiliki fungsi tersendiri dalam karya tulis ilmiah, karena dapat dikatakan sebagai titik sentral dan juga disebut pedoman dalam sebuah penelitian dan menjadi bagian yang cukup krusial. Apalagi rumusan masalah dapat memberikan solusi sebab dari pertanyaan-pertanyaannya, peneliti akan menemukan jawaban atas permasalahan yang diteliti serta membuka pikiran peneliti maupun pembaca dan juga dapat mendorong kegiatan penelitian.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
DeleteRumusan masalah merupakan suatu kalimat pernyataan yang disusun berdasarkan adanya masalah tersebut dan akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data dalam suatu proses penelitian. Namun demikian terdapat kaitan erat antara suatu masalah dan rumusan masalah, karena setiap rumusan masalah penelitian harus didasarkan pada masalah yang teridentifikasi.
DeleteRumusan proposal yang baik adalah proposal yang memiliki unsur latar belakang, rumusan masalah dan tujuan, ruang lingkup, pelaksana kegiatan, fasilitas, keuntungan dan kerugian, lama waktu kegiatan, dan pembiayaan
DeleteSetiap peneliti pada intinya mempunyai cara masing-masing untuk merumuskan masalah penelitian, pemilihan topik, pembatasan, penentuan sumber topik, evaluasi, perumusan, penyeimbangan rumusan, penentuan format rumusan, dan pemastian bahwa masalah mudah dipahami.
DeleteRumusan masalah merupakan tulisan singkat yg berisi pertanyaan topik diangkat oleh penulis jadi, rumusan masalah memuat pertanyaan yg hendak di jawab oleh penulis melalui karya tulis ilmiahnya. Kata tanya yang dipakai oleh penulis dalam membuat rumusan masalah biasa contohnya mengapa, bagaimana, dan apa.
DeleteRumusan masalah merupakan tulisan singkat yang berisi pertanyaan tentang topik diangkat oleh penulis. Jadi, rumusan masalah memuat pertanyaan yang hendak dijawab oleh penulis melalui karya tulis ilmiah ya. Kata tanya yg dipakai oleh penulis dalam membuat rumusan masalah biasanya adalah mengapa,bagaimana, dan apa.
Deleterumusan masalah yang lebih sering dalam bentuk pertanyaan juga harus rasional. Dengan kata lain, pertanyaan dalam rumusan masalah harus detail serta fokus terhadap variabel-variabel yang akan diteliti nantinya. Jika tidak sesuai dengan variabel-variabel yang akan diteliti, maka sebuah tulisan menjadi tidak terarah dan akan akan sulit untuk diselesaikan.
DeleteMasalah untuk penelitian bisa berkenaan dengan kondisi atau kegiatan yang berjalan pada saat ini, atau pada saat yang lampau, atau. perkiraan pada masa yang akan datang Keadaan dan kegiatan pada saatini bisa dilihat dalam konteks saat ini, juga dilihat hubungannya dengan keadaan pada masa lalu atau kemungkinan perkembangannya pada masa yang akan datang.
ReplyDeleteCara untuk mengukur atau mengetahui penelitian yang kita lakukan pada level magister ? Adakah kriteria-kriteria tertentu yang harus dipenuhi agar penelitian memang berada pada level magister ? Terimakasih.
ReplyDeleteStandar Nasional Penelitian adalah kriteria minimal tentang sistem penelitian pada perguruan tinggi yang berlaku di seluruh wilayah.
DeletePerumusan tujuan haruslah relevan dengan identitas masalah yang dihadapi, perumusan masalah dan proses penelitian
ReplyDeleteSuatu rumusan masalah itu ditandai dengan pertanyaan penelitian, yang umumnya disusun dalam bentuk kalimat tanya. Setiap peneliti pada intinya mempunyai cara masing-masing untuk merumuskan masalah penelitian, pemilihan topik, pembatasan, penentuan sumber topik, evaluasi, perumusan, penyeimbangan rumusan, penentuan format rumusan, dan pemastian bahwa masalah mudah dipahami. Batasan masalah adalah ruang lingkup masalah atau upaya membatasi ruang lingkup masalah. Hal ini dilakukan agar peneliti lebih fokus pada apa yang diteliti.
ReplyDeleteBicara soal masalah penelitian, Permasalahan dalam penelitian sering disebut problema atau metode dan secara umum dikelompokkan ke dalam 3 jenis yaitu problema deskriptif, problema komparatif dan problema korelatif.
ReplyDeleteSebelum memilih suatu judul penelitian, sebaiknya didahului dengan pemilihan topik masalah yang akan diambil sebagai bahan penelitian. Mendefinisikan masalah penelitian dengan benar adalah prasyarat untuk studi apa pun dan merupakan langkah yang paling penting.
ReplyDeletePenelitian dapat dilihat sebagai proses yang mencakup dua tahap: penemuan masalah dan pemecahan masalah. Penemuan masalah merupakan tahap penelitian yang paling sulit dan krusial, karena masalah penelitian mempengaruhi strategi yang akan diterapkan dalam pemecahan penelitian.
DeleteMetode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dapat di deskripsikan, dibuktikakan temukan pengetahuan teori untuk memahami dan memecahkan masalah dalam kehidupan.
DeleteDalam membuat batasan masalah perlu mempertimbangkan beberapa hal yang penting seperti: masalah perlu dipecahakan lewat penelitian lapangan, kebermaknaan atau keberartian pemecahan masalah, keaslian dan kelayakan
ReplyDeletebatasan masalah menjadi dasar untuk kita tidak bias sehingga kita fokus pada masalah dalam melakukan penelitian.
DeleteBagaimana agar kita tidak bias dalam penelitian?
ReplyDeleteSaya coba menjawab Pak Klemens.
DeleteAgar kita tidak bias dalam penelitian maka :
1. Mencari informasi pembanding
2. Diskusi dengan orang dari kelompok atau latar belakang yang berbeda
3. Terbuka menerima perbedaan
4. Jadilah pendengar yang baik
5. Lakukan perenungan dan pikirkan kembali
6. Suara terbanyak belum tentu mencerminkan kebenaran
7. Keluar dari zona nyaman
Makasih.
1. Mencari informasi pembanding
DeleteMaksudnya saat mendapat suatu informasi kamu langsung percaya? Sebaiknya, kamu cek dulu kebenarannya. Kamu bisa cari informasi pembanding dari berbagai sumber yang berbeda.
2. Diskusi dengan orang dari kelompok atau latar belakang yang berbeda
Keyakinan kita seringkali dibentuk dari lingkungan yang itu-itu saja. Mungkin hanya terdapat orang-orang yang memiliki pemikiran dan latar belakang yang hanpir sama. Kondisi ini membuat kita seolah-olah yakin bahwa hal yang diyakini sudah benar adanya
3. Terbuka menerima perbedaan
Kalau kita sudah berdiskusi dan mencari informasi tapi tetap keras kepala sama dan sok tahu, sama saja usahamu menghindari bias sia-sia belaka. Alih-alih memperkuat atau memaksakan keyakinanmu, kamu harus belajar menerima perbedaan.
4. Jadilah penengar yang baik
Tuhan menciptakan dua telinga dan satu mulut kepada manusia. Hal ini menunjukkan bahwa manusia seharusnya lebih banyak mendengar. Begitupun kalau kamu ingin menghindari sikap bias.
5. Lakukan perenungan dan pikirkan Kembali
Setelah mendapat informasi baru, coba renungkan dan pikirkan kembali apa yang telah kamu dapatkan. Melalui perenungan, kamu akan berpikir lebih jernih dalam menyaring, mengevaluasi, dan menghubungkan berbagai informasi yang kita dapat.
6. Suara terbanyak belum tentu mencerminkan kebenaran
Suara terbanyak seolah-olah mengonfirmasi kebenaran yang ada. Padahal, kita harus mengecek kembali kebenaran tersebut untuk keluar dari sikap bias.
7. Keluar dari Zona Nyaman
Zona nyaman yang kita capai menyebabkan terjadinya bias di dalam pikiran kita. Kenyamanan yang didapat seolah-olah meyakinkan kita untuk tidak menerima perubahan, termasuk sudut pandang dan pemikiran baru. Akhirnya, kita selamanya terjebak dalam bias.
Rumusan masalah dapat dikatakan sebagai suatu pertanyaan yang akan dicari jawabannya berupa fakta atau kebenaran dengan cara melakukan penelitian atau mengumpulkan data. Selain itu, dikutip dari beberapa sumber, rumusan masalah adalah suatu pernyataan yang sudah diformulasikan atau diubah dalam bentuk pertanyaan. Maka dari itu, kita lebih sering melihat rumusan masalah dalam bentuk pertanyaan.
DeleteRumusan masalah adalah tulisan singkat yang berisi pertanyaan tentang topik yang diangkat oleh penulis. Jadi rumusan masalah memuat pertanyaan yang hendak dijawab oleh penulis melalui karya tugas ilmiahnya. Kata tanya yang dipakai oleh penulis dalam membuat rumusan masalah biasanya adalah mengapa, bagaimana dan apa.
ReplyDeleteTambahan Ibu, rumusan masalah juga adalah pemilihan masalah dari beberapa masalah yang ada, untuk menentukan masalah yang lebih tepat untuk di jawab dalam suatu penelitian
DeleteSebenarnya terlalu banyak masalah yang ditemukan di kehidupan sehari - hari, bahkan disetiap kehidupan yang kita alami.
ReplyDeletePemilihan suatu masalah harus didahului dengan studi pendahuluan. Ini mungkin tidak diperlukan ketika masalah membutuhkan pelaksanaan penelitian yang sangat mirip dengan yang telah dilakukan. Tapi ketika bidang penyelidikan relatif baru dan tidak memiliki seperangkat teknik yang dikembangkan dengan baik, studi kelayakan singkat harus selalu dilakukan. Jika subjek untuk penelitian dipilih dengan benar dengan memperhatikan poin-poin yang disebutkan di atas, penelitian tidak akan menjadi pekerjaan yang membosankan dan menyusahkan. Mendefinisikan masalah penelitian dengan benar adalah prasyarat untuk studi apa pun dan merupakan langkah yang penting.
ReplyDeleteijin menambahkan ibu marini, selain itu mengetahui latar belakang masalah juga sangat penting.Latar belakang digunakan untuk menulis dan menyampaikan dasar atau landasan pembahasan kepada para pembaca serta sebagai alasan atau asal muasal suatu permasalahan
Delete