Ketika meneliti dengan menggunakan satu metode saja sudah rumit, mengapa harus menggunakan dua metode sekaligus? Belum lagi bila yang digagungkan satu metode kualitatif dan satu metode kuantitatif yang berbeda landasan filosofis. Bukankah ini hanya akan menambah kerumitan saja? Saya menunggu Anda mengajukan pertanyaan seperti ini pada saat kuliah, ketika pertama kali saya menyinggung metode penelitian gabungan (multi-methods) dan metode penelitian campuran (mixed methods). Mungkin ada sekelompok orang yang senang mengadapi sesuatu yang rumit karena bagi mereka, kerumitan bisa membangkitkan adrenalin seperti ketika melakukan bungee jumping. Mungkin saja demikian, tetapi saya tidak sepakat bahwa menggunakan metode penelitian gabungan atau metode penelitian campuran selalu akan membuat penelitian menjadi rumit. Saya menyampaikan tulisan ini untuk membantu Anda memahami dasar-dasar metode penelitian gabungan dan metode penelitian campuran dengan menjelaskan penelitian yang saya lakukan untuk menyusun disertasi.
6.3.1. Materi Kuliah
6.3.1.1. Membaca Materi Kuliah
Masalah yang saya teliti dalam penelitian disertasi saya sebenarnya sederhana saja, mengapa populasi dan produksi jeruk keprok soe terus merosot, padahal sekian lama pemerintah terus mendorong pengembangannya? Sebagai dosen minat perlindungan tanaman, saya tahu bahwa jeruk keprok soe menghadapi masalah hama dan penyakit tanaman, tetapi hama apa dan penyakit apa, saya tidak tahu persis. Lagi pula, kalau permasalahannya hama dan penyakit yang sedemikian menjadi kendala, mengapa pemerintah tidak mengambil langkah-langkah untuk mengendalikan hama dan penyakit tersebut bersamaan dengan upaya mengembangkan jeruk keprok soe? Mengendalikan hama dan penyakit memang tidak mudah, tetapi bukan berarti tidak dapat dilakukan. Atau, mungkinkah ada persoalan lain di luar persoalan hama dan penyakit yang juga ikut berperan menyebabkan populasi dan produksi jeruk keprok soe terus menurun?
Setelah mendiskusikan dengan para pembimbing, saya diarahkan untuk memfokuskan penelitian pada masalah pendekatan masyarakat (community engagement), terutama dalam kaitan dengan kelompok tani yang dibentuk secara khusus untuk mengembangkan jeruk keprok soe, dan tata kelola (governance), khususnya dalam kaitan dengan pembibitan dan pembagian bibit kepada masyarakat, yang dilakukan oleh pemerintah dalam rangka pengembangan jeruk keprok soe. Coba bila Anda adalah saya ketika itu, kira-kira metode apa yang akan Anda gunakan untuk meneliti kedua topik permasalahan yang saling berkaitan ini? Mau menggunakan metode survai, pasti kurang memadai. Demikian juga kalau hanya menggunakan metode kualitatif saja, katakanlah etnografi atau grounded theory, pasti kurang memadai karena saya juga harus menunjukkan sejauh mana populasi dan produksi jeruk keprok soe menurun dan bagaimana peranan hama dan penyakit dalam penurunan populasi dan produksi tersebut. Mau atau tidak mau, suka atau tidak suka, saya harus menggunakan metode penelitian gabungan atau metode penelitian campuran, saya juga harus belajar landasan filosofis penelitian.
Pembimbing tahu saya lemah dalam metodologi kualitatif sehingga sampai-sampai harus merelakan seluruh buku metodologi kualitatif dan metodologi penelitian metode campuran yang ada di perpustakaan pribadinya untuk berpindah ke atas meja belajar saya. Begitulah, dalam satu semester saya harus melahap buku teks wajib metodologi kualitatif The SAGE Handbook of Qualitative Research oleh Norman K. Denzin & Yvonna S. Loncoln (2005) (silahkan unduh file ebook dalam format PDF) dan buku-buku teks filsafat marksisme dan filsafat teori kritis (critical theory). Kalau soal buku-buku teks metodologi kualitatif, saya paham mengapa saya harus mempelajarinya. Tetapi soal filsafat marxisme dan filsafat teori kritis, saya baru sadar kemudian, mengapa pembimbing saya menyuruh saya membacanya ketika saya mulai melakukan pengumpulan data di lapangan. Ternyata persoalan kemerosotan populasi dan produksi jeruk keprok soe berkaitan bukan hanya dengan hama atau penyakit tanaman, tetapi juga dengan kekuasaan. Dan sebagai peneliti saya harus berhadapan dengan kekuasaan tersebut untuk mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi.
Sebelumnya saya sempat mendampingi pakar ekologi manusia Prof. Andrew P. Vayda dari Rutgers University melakukan penelitian ekologi kejadian (event ecology) dengan menggunakan metode penelitian yang beliau formulasikan ketika meneliti masalah kebakaran hutan di Kalimantan, yaitu metode kontekstualisasi progresif (progressive contextualization). Saya belajar sangat banyak dari beliau, tanpa harus merasa diajari. Inti dari metode ini adalah adalah menelusuri dan menilai:
Oleh karena itu, ketika pembimbing saya menyarankan agar saya menggunakan metode penelitian campuran, saya tidak terlalu kaget. Hanya saja, setelah membaca buku-buku teks metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian campuran, saya baru sadar ternyata persoalan yang saya hadapi tidak sesederhana yang saya pikirkan sebelumnya. Saya baru sadar bahwa berbeda dengan penelitian kuantitatif yang bersandar hanya pada landasan filosofis positivistik-pascapositivistik, penelitian kualitatif bersandar pada bermacam-macam landasan filosofis, baik dalam kategori interpretatif-konstruktif maupun dalam kategori transformatif-emansipatori. Saya harus belajar keras untuk memahami landasan filosofis itu karena berbagai metode kualitatif masing-masing berkaitan dengan landasan filosofis tertentu yang dapat bertentangan satu sama lain. Saya mengikuti anjuran Greene & Caracelli (2003) bahwa dalam penelitian dengan menggunakan metode campuran, landasan filosofis dapat atau tidak menjadi isu. Setelah menimbang-nimbang, saya memilih menggunakan landasan filosofis teori kritis dari kategori transformatif-emansipatori dengan pertimbangan landasan ini merupakan paradigma baru yang memungkinkan pendekatan berganda dalam kaitan dengan wawasan dan metode. Setelah itu saya masih harus berkutat mempelajari buku teks Handbook of Mixed Methods in Social and Behavioral Research oleh Tashakkori & Teddlie (2003)(silahkan unduh gratis) untuk memahami, metode penelitian campuran itu sebenarnya apa dan bagaimana, agar saya bisa merancang penelitian saya menggunakan rancangan penelitian campuran.
Mengingat telah menetapkan bahwa penelitian saya menggunakan landasan filosofis transformatif-emansipatori dan saya melakukan penelitian dalam dua fase maka saya harus merancang penelitian saya dengan menggunakan metode campuran concurrent-transformative untuk setiap fase dan sequential-transformative untuk menggabungkan fase pertama dan fase kedua. Pada fase pertama saya menggunakan metode penelitian kualitatif grounded theory dengan teknik wawancara mendalam dan diskusi kelompok fokus untuk mengumpulkan data mengenai isu tata kelola ketahanan hayati, tata kelola pembibitan jeruk, dan tata kelola pendampingan kelompok tani dalam program pengembangan jeruk keprok soe. Pada fase yang sama saya juga melakukan survai observasi dengan menggunakan teknik pengamatan lapangan untuk pengambilan sampel untuk uji laboratorium. Pada fase kedua saya melakukan survai wawancara dengan menggunakan teknik wawancara dengan daftar pertanyaan untuk mengumpulkkan data rumah tangga dalam kaitan dengan populasi dan produksi jeruk, hama dan penyakit jeruk, dan dengan modal sosial rumah tangga dalam menghadapi berbagai permasalahan pengembangan jeruk. Bersamaam dengan itu saya kembali menggunakan metode grounded theory untuk mendiskusikan apa yang perlu dilakukan bersama untuk mengatasi permasalahan kemunduran jeruk keprok soe.
Menurut Tashakkori & Teddlie (2003), berdasarkan rancangannya penelitian dapat dipilahkan ke dalam dua rancangan besar:
Bila Anda bertanya, apakah metode campuran tidak terlalu rumit untuk digunakan dalam penelitian tesis mahasiswa magister? Jawaban saya terhadap pertanyaan semacam ini sederhana saja, sangat bergantung pada kerumitan masalah yang Anda teliti. Bila masalah yang Anda teliti memang merupakan masalah yang rumit, menggunakan hanya satu metode justru tidak akan bisa menyelesaikan masalah. Misalkan saja masalah yang sudah saya sampaikan sebelumnya, perladangan tebas yang telah dipraktikkan secara turun temurun di Timor Barat tentu mempunyai kearifan lokal sehingga perlu dipastikan apakah kearifan lokal mengenai perladangan tersebut hanya merupakan wacana atau benar-benar dilaksanakan. Untuk masalah penelitian seperti ini anda dapat melaksanakan penelitian dengan menggunakan metode kontekstualisasi progresif dengan melakukan wawancara mendalam terhadap jaringan pelaku dan kemudian diikuti dengan pengamatan langsung pada saat pelaku melaksanakan pembakaran disertai dengan melakukan pengukuran mengenai dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan. Tentu saja ini tidak terlalu rumit, lebih-lebih bila Anda menginginkan hasil penelitian Anda layak publikasi internasional.
Untuk lebih memahami penerapan metode kontekstualisasi progresif dan berbagai rancangan metode campuran lainnya dalam penelitian bidang lingkungan dan bidang berkaitan lainnya, silahkan unduh dan baca artikel jurnal ilmiah berikut ini:
Setelah mendiskusikan dengan para pembimbing, saya diarahkan untuk memfokuskan penelitian pada masalah pendekatan masyarakat (community engagement), terutama dalam kaitan dengan kelompok tani yang dibentuk secara khusus untuk mengembangkan jeruk keprok soe, dan tata kelola (governance), khususnya dalam kaitan dengan pembibitan dan pembagian bibit kepada masyarakat, yang dilakukan oleh pemerintah dalam rangka pengembangan jeruk keprok soe. Coba bila Anda adalah saya ketika itu, kira-kira metode apa yang akan Anda gunakan untuk meneliti kedua topik permasalahan yang saling berkaitan ini? Mau menggunakan metode survai, pasti kurang memadai. Demikian juga kalau hanya menggunakan metode kualitatif saja, katakanlah etnografi atau grounded theory, pasti kurang memadai karena saya juga harus menunjukkan sejauh mana populasi dan produksi jeruk keprok soe menurun dan bagaimana peranan hama dan penyakit dalam penurunan populasi dan produksi tersebut. Mau atau tidak mau, suka atau tidak suka, saya harus menggunakan metode penelitian gabungan atau metode penelitian campuran, saya juga harus belajar landasan filosofis penelitian.
Pembimbing tahu saya lemah dalam metodologi kualitatif sehingga sampai-sampai harus merelakan seluruh buku metodologi kualitatif dan metodologi penelitian metode campuran yang ada di perpustakaan pribadinya untuk berpindah ke atas meja belajar saya. Begitulah, dalam satu semester saya harus melahap buku teks wajib metodologi kualitatif The SAGE Handbook of Qualitative Research oleh Norman K. Denzin & Yvonna S. Loncoln (2005) (silahkan unduh file ebook dalam format PDF) dan buku-buku teks filsafat marksisme dan filsafat teori kritis (critical theory). Kalau soal buku-buku teks metodologi kualitatif, saya paham mengapa saya harus mempelajarinya. Tetapi soal filsafat marxisme dan filsafat teori kritis, saya baru sadar kemudian, mengapa pembimbing saya menyuruh saya membacanya ketika saya mulai melakukan pengumpulan data di lapangan. Ternyata persoalan kemerosotan populasi dan produksi jeruk keprok soe berkaitan bukan hanya dengan hama atau penyakit tanaman, tetapi juga dengan kekuasaan. Dan sebagai peneliti saya harus berhadapan dengan kekuasaan tersebut untuk mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi.
Sebelumnya saya sempat mendampingi pakar ekologi manusia Prof. Andrew P. Vayda dari Rutgers University melakukan penelitian ekologi kejadian (event ecology) dengan menggunakan metode penelitian yang beliau formulasikan ketika meneliti masalah kebakaran hutan di Kalimantan, yaitu metode kontekstualisasi progresif (progressive contextualization). Saya belajar sangat banyak dari beliau, tanpa harus merasa diajari. Inti dari metode ini adalah adalah menelusuri dan menilai:
- Apa yang dilakukan pelaku atau jaringan para pelaku pada lokasi dan waktu tertentu; dan
- Apa yang menjadi rangkaian konsekuensi dari apa yang dilakukan oleh pelaku atau jaringan para pelaku tersebut dalam waktu dan rung yang dapat berbeda dari tempat dan waktu aslinya, yang berkaitan dengan masalah penelitian dan dapat dicapai dalam rentang waktu yang tersedia.
Oleh karena itu, ketika pembimbing saya menyarankan agar saya menggunakan metode penelitian campuran, saya tidak terlalu kaget. Hanya saja, setelah membaca buku-buku teks metodologi penelitian kualitatif dan metodologi penelitian campuran, saya baru sadar ternyata persoalan yang saya hadapi tidak sesederhana yang saya pikirkan sebelumnya. Saya baru sadar bahwa berbeda dengan penelitian kuantitatif yang bersandar hanya pada landasan filosofis positivistik-pascapositivistik, penelitian kualitatif bersandar pada bermacam-macam landasan filosofis, baik dalam kategori interpretatif-konstruktif maupun dalam kategori transformatif-emansipatori. Saya harus belajar keras untuk memahami landasan filosofis itu karena berbagai metode kualitatif masing-masing berkaitan dengan landasan filosofis tertentu yang dapat bertentangan satu sama lain. Saya mengikuti anjuran Greene & Caracelli (2003) bahwa dalam penelitian dengan menggunakan metode campuran, landasan filosofis dapat atau tidak menjadi isu. Setelah menimbang-nimbang, saya memilih menggunakan landasan filosofis teori kritis dari kategori transformatif-emansipatori dengan pertimbangan landasan ini merupakan paradigma baru yang memungkinkan pendekatan berganda dalam kaitan dengan wawasan dan metode. Setelah itu saya masih harus berkutat mempelajari buku teks Handbook of Mixed Methods in Social and Behavioral Research oleh Tashakkori & Teddlie (2003)(silahkan unduh gratis) untuk memahami, metode penelitian campuran itu sebenarnya apa dan bagaimana, agar saya bisa merancang penelitian saya menggunakan rancangan penelitian campuran.
Mengingat telah menetapkan bahwa penelitian saya menggunakan landasan filosofis transformatif-emansipatori dan saya melakukan penelitian dalam dua fase maka saya harus merancang penelitian saya dengan menggunakan metode campuran concurrent-transformative untuk setiap fase dan sequential-transformative untuk menggabungkan fase pertama dan fase kedua. Pada fase pertama saya menggunakan metode penelitian kualitatif grounded theory dengan teknik wawancara mendalam dan diskusi kelompok fokus untuk mengumpulkan data mengenai isu tata kelola ketahanan hayati, tata kelola pembibitan jeruk, dan tata kelola pendampingan kelompok tani dalam program pengembangan jeruk keprok soe. Pada fase yang sama saya juga melakukan survai observasi dengan menggunakan teknik pengamatan lapangan untuk pengambilan sampel untuk uji laboratorium. Pada fase kedua saya melakukan survai wawancara dengan menggunakan teknik wawancara dengan daftar pertanyaan untuk mengumpulkkan data rumah tangga dalam kaitan dengan populasi dan produksi jeruk, hama dan penyakit jeruk, dan dengan modal sosial rumah tangga dalam menghadapi berbagai permasalahan pengembangan jeruk. Bersamaam dengan itu saya kembali menggunakan metode grounded theory untuk mendiskusikan apa yang perlu dilakukan bersama untuk mengatasi permasalahan kemunduran jeruk keprok soe.
Menurut Tashakkori & Teddlie (2003), berdasarkan rancangannya penelitian dapat dipilahkan ke dalam dua rancangan besar:
- Rancangan 'monostrand' (monostrand design), terdiri atas (1) monostrand monomethod bila menggunakan hanya metode kuantitatif atau metode kualitatif, sama sekali mengabaikan metode lainnya; dan (2) monostrand mixed design bila menggunakan salah satu metode sebagai metode utama dengan metode lainnya untuk melengkapi, tanpa secara formal melakukan perubahan metode; dan (3) monostrand conversion design bila menggunakan salah satu metode tetapi pada tahap metodologi mengubah data dari satu metode ke metode lainnya, misalnya mengubah data kualitatif dengan memberikan skor.
- Rancangan 'multistrand' (multistrand design), mencampurkan metode kuantitatif dan kualitatif yang dibedakan menjadi beberapa rancangan berdasarkan: (1) komposisi metode yang dicampurkan, apakah hanya kuantitatif saja atau hanya kualitatif saja (multimethods), atau kuantitatif dan kualitatif (mixed methods), (2) tahap pencampuran, apakah pada semua fase penelitian (model campuran, mixed models) atau hanya pada fase metodologi (metode campuran, mixed methods), dan (3) prosedur menautkan 'strand', apakah berurutan (sequential), bersamaan (concurrent), atau konversi (conversion).
- Concurrent mixed method design: metode kuantitatif dan kualitatif dicampurkan dan dilaksanakan bersamaan pada fase metodologi;
- Sequential mixed method design: metode kuantitatif dan kualitatif dicampurkan dan dilaksanakan berurutan pada fase metodologi;
- Conversion mixed method design: metode kuantitatif dan kualitatif dicampurkan dan data yang diperoleh dikonversi pada fase metodologi
- Concurrent mixed model design: metode kuantitatif dan kualitatif dicampurkan dan dilaksanakan bersamaan pada seluruh fase penelitian;
- Sequential mixed model design: metode kuantitatif dan kualitatif dicampurkan dan dilaksanakan berurutan pada seluruh fase penelitian;
- Conversion mixed model design: metode kuantitatif dan kualitatif dicampurkan pada seluruh fase penelitian dan pada fase metodologi dilakukan konversi data;
Bila Anda bertanya, apakah metode campuran tidak terlalu rumit untuk digunakan dalam penelitian tesis mahasiswa magister? Jawaban saya terhadap pertanyaan semacam ini sederhana saja, sangat bergantung pada kerumitan masalah yang Anda teliti. Bila masalah yang Anda teliti memang merupakan masalah yang rumit, menggunakan hanya satu metode justru tidak akan bisa menyelesaikan masalah. Misalkan saja masalah yang sudah saya sampaikan sebelumnya, perladangan tebas yang telah dipraktikkan secara turun temurun di Timor Barat tentu mempunyai kearifan lokal sehingga perlu dipastikan apakah kearifan lokal mengenai perladangan tersebut hanya merupakan wacana atau benar-benar dilaksanakan. Untuk masalah penelitian seperti ini anda dapat melaksanakan penelitian dengan menggunakan metode kontekstualisasi progresif dengan melakukan wawancara mendalam terhadap jaringan pelaku dan kemudian diikuti dengan pengamatan langsung pada saat pelaku melaksanakan pembakaran disertai dengan melakukan pengukuran mengenai dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan. Tentu saja ini tidak terlalu rumit, lebih-lebih bila Anda menginginkan hasil penelitian Anda layak publikasi internasional.
Untuk lebih memahami penerapan metode kontekstualisasi progresif dan berbagai rancangan metode campuran lainnya dalam penelitian bidang lingkungan dan bidang berkaitan lainnya, silahkan unduh dan baca artikel jurnal ilmiah berikut ini:
- Metode kontekstualisasi progresif: (1) Governance features for successful REDD+ projects organization, (2) Analyzing ecological innovations in production and consumption systems: Methodological consequences of a systemic approach, (3) Popular environmental education: Progressive contextualization of local practice in a globalizing world (PhD Thesis)
- Metode campuran lainnya: (1) Mixed methods analysis of urban environmental stewardship networks dari buku teks Handbook of Research Methods and Applications in Environmental Studies, (2) Merging qualitative and quantitative data in mixed methods research: How to and why not?, (3) Geo-narrative: Extending geographic information systems for narrative analysis in qualitative and mixed-method research, (4) Food-related environmental beliefs and behaviours among university undergraduates: A mixed-methods study, dan (5) The impact of religious faith on attitudes to environmentalissues and Carbon Capture and Storage (CCS) technologies:A mixed methods study.
Menggunakan metode campuran, sebagaimana juga menggunakan metode penelitian kuantitatif atau metode penelitian kualitatif, mempunyai kelebihan dan kekurangan, peluang dan risiko, sebagaimana diuraikan dalam tulisan Mixed Method Research: A Discussion Paper oleh J. Brannen (2005). Mungkin setelah menimbang kelebihan dan kekurangan tersebut, juga peluang dan risikonya, Tracy-Anne de Sylva dari Lincoln University, Selandia Baru, terinspirasi mempublikasikan tulisan Benefits of Mixed Methods in Environmental Reporting Research. Silahkan baca kedua tulisan ini baik-baik, sebelum memutuskan apakah Anda akan melakukan penelitian dengan metode kuantitatif (saja), metode kualitatif (saja), metode gabungan (multi-methods), atau metode/model campuran (mixed methods/models). Jika pada akhirnya Anda memutuskan melakukan penelitian dengan menggunakan metode gabungan atau metode campuran, silahkan unduh dan baca buku teks berikut ini:
- Advances in Mixed Methods Research: Theories and Applications oleh Bergman (2008)
- An Applied Guide to Research Designs: Quantitative, Qualitative, and Mixed Methods oleh Edmonds & Kennedy (2017)
- An Introduction to Fully Integrated Mixed Methods Research oleh Creamer (2017)
- Designing and Conducting Mixed Methods Research oleh Creswell & Clark (2018), direkomendasikan bagi pemula.
- Foundations of Mixed Methods Research: Integrating Quantitative and Qualitative Approaches in the Social and Behavioral Sciences oleh Teddlie & Tashakkori (2009)
- Handbook of Methodological Approaches to Community-based Research: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods oleh Jason & Glenwick (2016)
- Methods That Matter: Integrating Mixed Methods for More Effective Social Science Research oleh Hay (ed.) (2016)
- Mixed Methods and Cross Disciplinary Research: Towards Cultivating Eco-systemic Living oleh McIntyre-Mills & Romm (2019)
- Mixed Methods Research: Merging Theory and Practice oleh Hesse-Biber (2010).
- Mixed Methods Research in Poverty and Vulnerability - Sharing Ideas and Learning Lessons oleh Camfield & Rein (2015)
- Qualitative GIS: A Mixed Methods Approach oleh Cope & Elwood (2009)
- The Oxford Handnook of Multimethod and Mixed Methods Research Inquiry oleh Hesse-Biber & Johnson (2014)
Silahkan mengunduh gratis buku-buku teks tersebut di atas dan membacanya untuk melengkapi materi mengenai metodologi penelitian pada umumnya dan penggunaan metode gabungan dan metode campuran dalam penelitian bidang lingkungan pada khususnya.
6.3.1.2. Membaca Pustaka Wajib
Silahkan mengklik setiap tautan yang diberikan pada materi kuliah ini dan mengunduh pustaka yang disediakan dari halaman Pustaka Wajib dan
membaca judul bab atau sub-bab yang berkaitan dengan materi kuliah ini.
Silahkan bagi file buku menjadi file terpisah untuk setiap bab dengan
menggunakan layanan Free PDF Editor Online. Selanjutnya ubah format file dari format PDF ke format DOC dengan menggunakan layanan konversi format file daring untuk kemudian diterjemahkan dengan menggunakan layanan Penerjemahan Dokumen dari Google Translate.
6.3.2. TUGAS KULIAH
6.3.2.1. Menyampaikan dan Menanggapi Komentar dan/atau Pertanyaan
Setelah membaca materi kuliah ini, silahkan menyampaikan komentar dan/atau pertanyaan mengenai hal-hal berkaitan langsung dengan materi kuliah ini di dalam kotak komentar yang terletak di sebelah bawah materi kuliah ini. Sampaikan komentar dan/atau pertanyaan mengenai hal-hal yang belum diuraikan secara jelas, bukan hal-hal yang yang sudah diuraikan dalam materi atau tidak berkaitan langsung dengan materi atau yang sudah disampaikan oleh mahasiswa lain. Silahkan juga menanggapi pertanyaan atau komentar yang disampaikan oleh mahasiswa lain terhadap materi kuliah ini. Komentar dan/atau pertanyaan serta tanggapan terhadap komentar dan/atau pertanyaan yang disampaikan oleh mahasiswa lain harus sudah masuk selambat-lambatnya sampai pada Minggu, 12 Maret 2023 pukul 24.00 WITA. Salin komentar dan/atau pertanyaan mengenai materi kuliah serta tanggapan terhadap komentar dan/atau pertanyaan yang disampaikan oleh mahasiswa lain lalu tempel dalam Laporan Melaksanakan Kuliah. Setiap mahasiswa juga dapat diminta untuk menyampaikan laporan pembagian blog dan materi kuliah pada saat melaksanakan ujian tengah semester.
6.3.2.2. Membagikan Blog Mata Kuliah dan Materi Kuliah
Untuk memanfaatkan media sosial dalam pembelajaran, silahkan membagikan membagikan blog mata kuliah dengan mengklik pilihan tombol media sosial untuk membagikan blog secara keseluruhan dan membagikan setiap materi kuliah dengan mengklik tombol pilihan media sosial yang disediakan pada setiap materi kuliah selambat-lambatnya sampai pada Minggu, 12 Maret 2023 pukul 24.00 WITA. Catat tautan (link) pembagian blog dan pembagian materi kuliah melalui media sosiadiminta untukwajib menyampaikan laporan pembagian blog dan materi kuliah pada saat melaksanakan ujian tengah semester.
6.3.2.3. Mengerjakan Projek Kuliah
Pada Latihan Pembelajaran Kasus Pokok Bahasan 4, Anda sudah menyusun secara singkat Bab Pendahuluan dalam proposal penelitian. Pada Latihan Pembelajaran Kasus ini Anda diharapkan dapat melengkapi Bab Pendahuluan tersebut dan melanjutkan dengan mengusun Bab Tinjauan Pustaka. Silahkan melengkapi Bab Pendahuluan dan menusun Bab Tinjauan Pustaka dengan menggunakan template latihan penyusunan proposal penelitian untuk mengerjakan hal-hal sebagai berikut:
- Menyusun bagian 2.1. Rancangan penelitian yang mencakup 2.1.1. Metode Penelitian untuk menentukan: (a) satu atau beberapa metode yang akan digabungkan atau dicampurkan dan (b) uraian mengenai kaitan antara metode penelitian yang dipilih dengan masalah penelitian lingkungan yang sudah dirumuskan dan (c) kaitan antara metode penelitian yang dipilih dan masalah penelitian yang sudah dirumuskan dengan landasan filosofis yang akan digunakan, dan 2.1.3. Rancangan pengumpulan data yang menguraikan mengenai: (a) satu atau beberapa teknik pengumpulan data yang akan digunakan, (b) uraian mengenai satu atau beberapa teknik pengambilan sampel yang akan digunakan dan cara peneliti berinteraksi dengan sampel sebagai narasumber, dan (c) uraian mengenai cara menggunakan satu teknik atau mengkombinasikan beberapa teknik pengumpulan data sesuai dengan metode penelitian yang dipilih, serta melengkapi sub-bab 2.1.2. Jenis, sumber, dan karakteristik data yang sudah disusun pada saat mengerjakan latihan pembelajaran kasus pokok bahasan sebelumnya. Silahkan unggah file DOC atau DOCX dengan nama file: metodepenelitian_LPKpokokbahasan6_rancanganpenelitian_namamahasiswa, ganti bagian namamahasiswa dengan nama masing-masing;
- Melengkapi sub bab 2.2. Pelaksanaan Penelitian, yang mencakup 2.2.1. Tempat dan waktu penelitian, 2.2.2. Bahan dan alat serta instrument penelitian, dan 2.2.4. Prosedur penjaminan kesahihan, keajegan, dan keterpercayaan data yang dikumpulkan yang sudah ditulis pada saat mengerhakan latihan pembelajaran kasus pokok bahasan sebelumnya, serta menulis sub-subab 2.2.3. Prosedur pelaksanaan penelitian yang menjelaskan proses pelaksanakaan pengumpulan data, khususnya mengenai bagaimana instrumen penelitian digunakan dalam proses pengumpulan data. Silahkan unggah file DOC atau DOCX dengan nama file: metodepenelitian_LPKpokokbahasan6_pelaksanaanpenelitian_namamahasiswa, ganti bagian namamahasiswa dengan nama masing-masing;
- Menyempurnakan penulisan bab tinjauan pustaka. Lakukan penyempurnaan tulisan mengenai bab tinjauan pustaka yang telah disusun pada saat mengerjakan latihan pembelajaran kasus pokok bahasan sebelumnya. Baca kembali uraian setiap sub-bab atau sub-subab untuk memastikan kalimat-kalimat telah disusun ke dalam alinea dengan runut dan pustaka sudah disertakan untuk setiap pernyataan yang perlu disertai dengan pustaka. Perbaiki perujukan pustaka yang sebelumnya sudah dilakukan dengan menggunakan program aplikasi Zotero tetapi mungkin masih dilakukan secara kurang tepat. Silahkan unggah file DOC atau DOCX dengan nama file: metodepenelitian_LPKpokokbahasan6_bab2tinjauanpustaka_namamahasiswa, ganti bagian namamahasiswa dengan nama masing-masing;
- Menyempurnakan penulisan bab pendahuluan. Lakukan penyempurnaan tulisan mengenai bab pendahulkuan yang telah disusun pada saat mengerjakan latihan pembelajaran kasus pokok bahasan sebelumnya. Baca kembali uraian setiap sub-bab atau sub-subab untuk memastikan kalimat-kalimat telah disusun ke dalam alinea dengan runut dan pustaka sudah disertakan untuk setiap pernyataan yang perlu disertai dengan pustaka. Perbaiki perujukan pustaka yang sebelumnya sudah dilakukan dengan menggunakan program aplikasi Zotero tetapi mungkin masih dilakukan secara kurang tepat. Silahkan unggah file DOC atau DOCX dengan nama file: metodepenelitian_LPKpokokbahasan6_bab1pendahuluan_namamahasiswa, ganti bagian namamahasiswa dengan nama masing-masing;
- Menyempurnakan judul penelitian dan mencantumkannya dalam halaman pengesahan. Perbaiki judul penelitian jika masih perlu diperbaiki lalu cantumkan sebagai bagian dari lembar pengesahan proposal penelitian sesuai dengan yang berlaku di lingkungan Program Studi Magister Ilmu Lingkungan. Silahkan unggah file DOC atau DOCX dengan nama file: metodepenelitian_LPKpokokbahasan6_hakamanpengesahan_namamahasiswa, ganti bagian namamahasiswa dengan nama masing-masing;
Untuk mengerjakan latihan pembelajaran kasus ini, silahkan ketik terlebih dahulu menggunakan program aplikasi pengolah kata lalu salin dan tempel untuk menjawab Pertanyaan 2.5a sampai 2.5e pada Laporan Mengikuti Perkuliahan Daring.
6.3.3. ADMINISTRASI PELAKSANAAN KULIAH
Untuk membuktikan telah melaksanakan kuliah materi kuliah ini pada Jumat, 18 Februari 2022, silahkan mengisi dan memasukkan:
- Menandatangani Daftar Hadir Melaksanakan Kuliah selambat-lambatnya pada Selasa, 7 Maret 2023 pukul 24.00 WITA dan memeriksa untuk memastikan daftar hadir telah ditandatangani;
- Memasukkan Laporan Melaksanakan Kuliah selambat-lambatnya pada Minggu, 12 Maret 2023 pukul 24.00 WITA dan memeriksa untuk memastikan laporan telah masuk.
Mahasiswa yang tidak mengisi dan memasukkan Daftar Hadir Melaksanakan Kuliah dan Laporan Melaksanakan Kuliah akan ditetapkan sebagai tidak melaksanakan kuliah.
***
Kembali membaca Materi Sebelumnya
Lanjutkan membaca Pokok Bahasan Berikutnya
***
Hak cipta: I Wayan Mudita (2019)
Revisi pertama: 3 Maret 2019. revisi menyeluruh termutakhir: 2 Maret 2020.
Kembali membaca Materi Sebelumnya
Lanjutkan membaca Pokok Bahasan Berikutnya
***
Hak cipta: I Wayan Mudita (2019)
Revisi pertama: 3 Maret 2019. revisi menyeluruh termutakhir: 2 Maret 2020.
Hak cipta tulisan ini dilindungi berdasarkan Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 3.0 Unported License.
Dalam penelitian ada metode campuran sebagai alternatif selain metode kuantitatif dan kualitatif. Metode campuran ini apakah dapat di terapkan pada penelitian satu kasus saja atau penelitian itu memiliki 2 atau 3 kasus sehingga dapat digunakan metode campuran sesuai dengan permasalahan masing-masing kasus?
ReplyDeleteMohon hati-hati menggunakan istilah kasus sebab dalam metodologi penelitian, kasus bisa berarti banyak hal. Penelitian dengan metode campuran dapat digunakan untuk menjawab satu masalah penelitian umum yang terdiri atas dua atau lebih masalah lebih khusus, satu masalah khusus bersifat kualitatif dan masalah lainnya bersifat kuantitatif atau sebaliknya.
DeleteSaat ini, kami sedang melakukan penelitian tentang migran di perkotaan dengan dua tahap. Tahap pertama adalah survey untuk mengidentifikasi profil migran yang ada di Kota Kupang, serta mengetahui alasan-alasan (dengan pertanyaan tertutup) migrasi para responden ke Kota Kupang. Selanjutnya pada tahap kedua, kami akan melakukan sejumlah in-depth interview dan juga diskusi kelompok fokus kepada sejumlah narasumber (para pihak) untuk memahami lebih jauh persoalan-persoalan yang dialami oleh para migran di Kota Kupang. Bagian pertama akan menggunakan analisis statistik non parametrik, sedangkan pada tahap kedua akan menggunakan analisis kualitatif. Apakah proses ini dapat disebut sebagai metodologi campuran?
ReplyDeleteTepat, merupakan penelitian dengan metode campuran kuntitatif dan kualitatif. Mohon baca lebih lanjut tulisan saya mengenai bagaimana merancang penelitian metode campuran untuk menentukan bagaimana menggabungkan kedua komponen penelitian agar yang satu dapat memperkuat yang lain. Mohon juga memperhatikan landasan filosofis yang akan digunakan sebagai dasar penelitian kualitatif.
DeleteAda sebuah Judul Penelitian yg saya baca pada sebuah jurnal dengan Judul "Model pengaruh limbah cair Industri terhadap ekosistem danau".
ReplyDeleteAnalisis penelitiannya adalah dilakukan di Laboratorium. Yang saya bingung adalah ketika menggunakan kata "MODEL". kira-kira model yang dimaksudkan disini seperti apa? Dan bagaimana cara pengambilan sampel dan pembahasannya bagaimana?? Karena yang saya kenal selama ini kata "Model" hanya pada penelitian kualitatif khususnya penelitian pendidikan. Mohon penjelasan bapak, terima kasih.
Mengapa tidak dicari artikel hasil penelitian tersebut untuk dibaca? Istilah model dalam penelitian dapat digunakan pada penelitian kualitatif maupun dalam penelitian kuantitatif. Pada penelitian kualitatif, istilah model digunakan untuk menentukan pola-pola dengan ciri-ciri tertentu. Pada penelitian kuantitatif, istilah model digunakan untuk menentukan hubungan matematis antar berbagai komponen lingkungan sedemikian sehingga jika nilai peubah bebas dalam model diubah maka akan dapat diketahui perubahan yang terjadi pada peubah tidak bebas. Misalnya, jika penggunaan pupuk dan pestisida dikurangi sebesar X dapat diketahui perubahan residu pupuk dan pestisida pada perairan danau sebesar Y.
DeleteJika dilihat dari segi timing (waktu), apakah Pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif secara bersamaan dianggap efektif dan tidak membutuhkan waktu lama dalam proses pengumpulannya?
ReplyDeletemengingat waktu penelitian untuk kami mahasiswa bisa dibilang hanya beberapa bulan dan tergolonh singkat?
terima kasih.
Masih memungkinkan, bila pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif dilakukan bersamaan dan penyusunan proposal dilakukan tepat waktu dengan merujuk kepada perubahan lingkungan di alam, misalnya penelitian bisa dimulai pada bulan september bila ingin meneliti menggunakan metode campuran mengenai perladangan tebas bakar.
DeleteAwalnya aku hanya mencoba main togel akibat adanya hutang yang sangat banyak dan akhirnya aku buka internet mencari aki yang bisa membantu orang akhirnya di situ lah ak bisa meliat nmor nya AKI NAWE terus aku berpikir aku harus hubungi AKI NAWE meskipun itu dilarang agama ,apa boleh buat nasip sudah jadi bubur,dan akhirnya aku menemukan seorang aki.ternyata alhamdulillah AKI NAWE bisa membantu saya juga dan aku dapat mengubah hidup yang jauh lebih baik berkat bantuan AKI NAWE dgn waktu yang singkat aku sudah membuktikan namanya keajaiban satu hari bisa merubah hidup ,kita yang penting kita tdk boleh putus hasa dan harus berusaha insya allah kita pasti meliat hasil nya sendiri. siapa tau anda berminat silakan hubungi AKI NAWE Di Nmr 085--->"218--->"379--->''259'
ReplyDeletesiang pak...
ReplyDeletedalam hal observasi.. apakah ada ketentuan khusus dalam observasi penelitian terkait dengan syarat-syarat observasi dan faktor pendukung observasi
Siang pak..membaca materi ini, saya berpikir begitu rumitnya menggunakan metode penelitian gabungan dan campuran..sehingga mungkin jarang digunakan dalam penulisan thesis. Yg ingin saya tnyakan, kira2 dlm penelitian bpk, apakah ada masalah yg dihadapi terkait penggunaan 2 metode tersebut? Makasih.
ReplyDeleteSelamat malam bapak, penelitian lingkungan yang seperti apakah kita bisa menggunakan penelitian gabungan/ campuran? Kalau misalnya dalam suatu penelitian digunakan penelitian gabungan, apa kelebihan/ keuntungannya.
ReplyDeleteApabila kita ingin menggunakan metode penelitian campuran. Menurut pendapat saya apakah sebaiknya lebih mudah kita menggunakan metode monostrand mixed design? karena metode ini menggunakan salah satu metode sebagai metode utama dan metode lain sebagai pelengkap, dan dari pengalaman penulisan disertasi bapak di atas yang saya pahami bapak menggunakan metode ini, kalau salah mohon dikoreksi. Trimakasih
ReplyDeletepagi bpak.. untuk menggabungkan metode penelitian kualitatif dan kuantitatif menjadi metode campuran, nah bagaimana dengan kita menganalisis data, apa terpisah atau ada cara tertentu... karena saat kita menyimpulkan apa penyebab masalah tersebut kita tidak bisa katakan bahwa menurut analisa teori dan fenomena seperti ini dan menurut hasil perhitungan ternyata yang menjadi penyebab dari sesuatu adalah hal-hal ini contoh pada kasus tanaman jeruk keprok kita bisa bilang akibat hama dan penyakit setelah melalui analisa bukan melalui wawancara. makasi
ReplyDeleteResiko metode campuran sejauh ini, lebih besar ,dari jangka waktu penelitian, hingga data yang harus dikumpulkan
ReplyDeleteapa saja kekurangan dan kelebihan dari Metode Gabungan?
ReplyDeleteKelebihan dari metode gabungan salah satunya adalah penelitian gabungan hasilnya lebih komprehensif karena akan menjawab semua pertanyaan penelitian dan data yang lebih akurat karena proses pengambilan data dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif
DeleteKelemahan dari metode gabungan salah satunya adalah memakan biaya yang banyak dan waktu yang lama dibandingkan hanya menggunakan satu metode penelitian dan memerlukan keterampilan peneliti, peneliti harus menguasai dua metode penelitian.
Untuk dapat menggabungkan dua metode yang berbeda, kita membutuhkan keahlian dan pengetahuan kedua pendekatan tersebut.. Apabila kita ingin menggabung pendekatan kuantitatif dan kualitatif dalam suatu penelitian yang sama, pertama kali hal yang harus diketahui ialah mengenal masing-masing pendekatan terlebih dahulu. Jika keahlian peneliti tidak dapat memenuhi persyaratan tersebut, maka penelitian akan berjalan salah dan hasil penelitiannya akan menyesatkan.
ReplyDeleteSelamat malam Pak, terima kasih atas materinya.
ReplyDeleteApa Metode Pengambilan Sampel terbaik untuk Survei Online?
Terima kasih, Pak
This comment has been removed by the author.
DeleteIzin menjawab pertanyaan pak Marlon, dari beberapa jurnal penelitian Survey Online yang pernah saya baca, metode pengambilan sampel terbanyak di pakai adalah probability sampling dan random sampling, melihat dari beberapa alasan peniliti memilih metode tersebut adalah karena anggota populasi homogen (sejenis) yaitu memiliki sifat atau keadaan yang sama. Terima kasih
DeleteTerima kasih Pak untuk penyajian materi 6.3 Apa Itu Metode Penelitian Gabungan, Metode penelitian Campuran, dan Model Penelitian Campuran serta Bagaimana Merancangnya dalam Penelitian Bidang Lingkungan?
ReplyDeleteIni sangat membuka wawasan saya dan membuat saya sadar bahwa tidak ada sesuatu yang rumit dan sulit jika kita memliki bekal limu dan siap menghadapinya. Dari cerita Bapak diatas saya bisa melihat ada beberapa pertimbangan-pertimbangan yang harus dilakukan oleh peneliti ketika memutuskan menggunakan metode penelitian campuran (mixed methodes) diataranya:
1. Menetapkan masalah yang akan dipecahkan atau diangkat ke dalam sebuah penelitian
2. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian
3. Alat-alat (instrumen) apa yang akan digunakan dalam mengukur ataupun dalam mengumpulkan data serta teknik apa yang akan digunakan dalam menganalisis data
4. Bagaimana desain penelitian tersebut
Terima kasih Ibu Stevani, saya coba menambahkan sedikit. Langkah pertama adalah memilih khalayak atau pembaca karena pembaca akan memenangkan setiap aspek dalam etnografi. Semua penulisan merupakan salah satu bentuk komunikasi antar manusia, artinya menulis hampir sama dengan berbicara Penulis memilih pembaca mengidentifikasinya secara jelas. Sehingga selama proses penulisan, penulis dapat mengingat siapa yang akan membaca tulisannya kelak.
Deleteb. Memilih Tesis
Langkah kedua adalah memilih tesis. Tesis merupakan pesan utama dari tulisan yang ingin dibuat oleh penulis. Ada beberapa sumber untuk menemukan suatu tesis, di antaranya sebagai berikut:
1) Dapat berasal dari tema-tema yang penulis temukan ketika melakukan penelitian etnografi
2) Dapat berasal dari seluruh tujuan penelitian etnografi
3) Dapat berasal dari literatur-literatur ilmu-ilmu sosial
c. Membuat Daftar Topik dan Garis Besar
Langkah ketiga adalah membuat daftar topik dan garis besar. Dalam penelitian etnografi, tema yang dibahas biasanya berupa aspek-aspek seputar kebudayaan. Untuk membuat daftar topik dan garis besar, penulis dapat menggunakan bahan-bahan penelitian yang telah dikumpulkannya. Dalam hal ini penulis perlu meninjau kembali catatan- catatan lapangan dan data-data kebudayaan yang disusunnya.
d. Menulis Naskah Kasar untuk Masing-Masing Bagian
Langkah keempat adalah menulis suatu naskah kasar untuk masing-masing bagian penelitian. Naskah kasar yang dimaksud adalah naskah yang masih mentah dan belum mendapat perbaikan atau revisi. Salah satu penghambat dalam membuat naskah kasar adalah adanya keinginan penulis untuk merevisi naskah, padahal naskah tersebut ditujukan hanya sebagai kisi-kisi dalam menulis laporan penelitian yang sebenamya. Revisi ini secara tidak langsung dapat mempert proses penuli lisan laporan. Sehingga dalam menulis disarankan untuk menulis secara bebas sepertu ketika berbicara tanpa harus mengikuti aturan baku.
e. Merevisi garis besar dan membuat anak judul
Langkah kelima adalah merevisi garis dan membuat anak judul. Hampir dapat dipast bahwa garis besar yang dibuat sebelu akan berubah selama proses penulisan. Apabila penulis telah selesai membuat naskah kasalr sebaiknya diikuti dengan membuat garis besar penulisan yang baru. Selain itu, dalam anak judul atau sub-sub judul laporan penulis dapat memanfaatkan istilah-istilah khas yang digunakan oleh informannya. Hal ini ues dapat membantu untuk mengsambarkan mengena kebudayaan yang diteliti oleh penulis.
f. Mengedit Naskah Kasar
Langkah eenam adalah mengedit naskał kasar. Pada tahapan ini, penulis harus sudah mempunyai naskah kasar. garis besar, dan sejumlah sub judul yang akandigunakannya dalam penulisan laporan penelitian. Selain mengedit naskah kasar penulis dapat membuat perubahan secara langsung pada halaman-halaman yang telah ditulisnya Apabila penulis ingin menambahkan paragraf atau kalimat baru dalam naskah tersebut, penulis sebaiknya menuliskannya pada bagian belakang halaman atau pada kertas terpisah, dengan disertail petunjuk di mana tambahan paragraf atau kalimat tersebut harus dalam tulisan Selain itu, pada tahap ini penulis dapat meminta bantuan temannya untuk membac kembali naskah kasar yang telah dieditnya, untuk memberikan kritik dan saran mengenai tulisan tersebut secara umum. Karena pendapat dariluar dapat digunakan sebagai masukan untuk membuat berbagai perbaikan, sehingga laporan penelitian tersebut menjadi lebih komunikatif.
g. Menuliskan Pengantar dan Kesimpulan
Langkah ketujuh adalah menuliskan pengantar dan kesimpulan. Beberapa penulis merasa mereka dapat menulis secara lebih baik jika mereka menulis pengantar kasar terlebih dahulu di awal penulisan, dan baru membuat kesimpulannya di akhir penulisan. Namun hal tersebut justru salah, karena sebaiknya penulis membuat pengantar maupun kesimpulan dan merevisinya secara bersama-sama agar sesuai dengan permasalahan.
Terima kasih untuk materinya bapak. Kebetulan saya bekerja sebagai tenaga Laboran di kampus Muhammadiyah Kupang, saya ingin bertanya tentang sebuah judul penelitian mahasiswa saya di kampus mengenai penggabungan penelitian sains dan pendidikan, apakah penelitian tersebut dapat menggunakan metode penelitian campuran (mixed methodes) ?
ReplyDeleteMohon ijin mencoba menjawab pertanyaan dari Pak Yudha.
DeleteMenurut saya bisa saja dari penelitian tersebut digunakan metode penelitian campuran. Hal ini karena menurut saya metode penelitian campuran tidak didasarkan atau tidak terbatas pada jenis keilmuannya.
Komentar :
ReplyDeleteSelamat pagi Bapak dan teman-teman.
Penelitian metode campuran merupakan pendekatan penelitian yang mengombinasikan atau mengasosiasikan bentuk kualitatif dan bentuk kuantitatif. Pendekatan ini melibatkan asumsi-asumsi filosofis, aplikasi pendekatan-pendekatan kualitatif dan kuantitatif, serta pencampuran (mixing) kedua pendekatan tersebut dalam satu penelitian. Asumsi dasar yang digunakan antara metode kualitatif dan kuantitatif adalah penggabungan kelebihan dari masing-masing metode untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik dalam menyelesaikan permasalahan penelitian dan menjawab pertanyaan dalam penelitian. Mixed methods berfokus pada pengumpulan dan analisis data kuantitatif dan kualitatif yang dipadukan.
Model penelitian campuran ini memungkinkan penelitiuntuk memperoleh informasi melalui metode terbaik yang ditawarkan oleh teknik pengumpulan data baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Kelemahan dari model penelitian campuran ini adalah terletak pada pengcampuranan dua bentuk data yang berbeda serta bagaimana menilai hasil penelitian yang menyimpang. Mohon Penjelasan terhadap kelemahan metode campuran di atas?
Selamat sore Pak Petrus Pulang, ijin menanggapi.
DeletePenelitian metode campuran memiliki beberapa kekurangan dan keterbatasan yaitu: Rancangan penelitian terlalu kompleks, membutuhkan lebih banyak waktu dan sumber daya untuk merencanakan dan melaksanakan jenis penelitian ini, mungkin sulit untuk merencanakan dan menerapkan satu metode dengan memanfaatkan temuan dari metode lain, mungkin tidak jelas bagaimana menyelesaikan perbedaan yang muncul dalam memaknai temuan. Membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menyelesaikan semua pengumpulan data mengingat dua fase terpisah. Mungkin sulit untuk memulai dari analisis kualitatif ke pengumpulan data selanjutnya. Membutuhkan upaya dan keahlian yang besar untuk menggunakan dua metode terpisah secara memadai pada waktu yang bersamaan. Sulit untuk membandingkan hasil dari dua analisis yang menggunakan data dari berbagai bentuk. Mungkin tidak jelas bagaimana menyelesaikan perbedaan yang muncul saat membandingkan hasil. Mengingat pengumpulan data dilakukan secara bersamaan, hasil dari satu metode (misalnya, wawancara) tidak dapat diintegrasikan dengan metode lain (misalnya, survei).
Terimakasih
Selama sore Bapak. Terkait dengan materi diatas, bagaiaman Menggunakan metode kontekstualisasi progresif ini dan metode penelitian kualitatif untuk memperoleh informasi dilapangan dalam pelaksanaan penelitian. Apa yang timbul ketikan dua metode ini dilakukan? Mohon arahan sedikit pak.
ReplyDeleteMohon ijin menjawab :
DeleteKontekstualisasi progresif (PC) adalah metode ilmiah yang dipelopori dan dikembangkan oleh Andrew P. Vayda dan tim peneliti antara 1979 dan 1984. Metode ini dikembangkan untuk membantu memahami penyebab kerusakan dan perusakan hutan dan lahan selama Rezim Orde Baru di Indonesia , serta etnografi praktis . Vayda mengusulkan metode kontekstualisasi progresif karena ketidakpuasannya dengan beberapa metode antropologi konvensional untuk menggambarkan kasus pembalakan liar secara akurat dan cepat., perusakan lahan dan jaringan aktor-investor yang melindungi tindakan tersebut, serta berbagai akibat yang merugikan lingkungan dan kehidupan sosial.
Inti dari metode ini adalah melacak dan menilai:
a) apa yang dilakukan oleh aktor (actor-based) atau jaringan dari aktor tertentu (actor-based network) di lokasi dan waktu tertentu.
b) rangkaian akibat (disengaja atau tidak disengaja) yang dihasilkan dari apa yang dilakukan oleh para pelaku dan / atau jaringan, dalam waktu dan ruang yang dapat berbeda dari ruang dan waktu semula, sepanjang sesuai dengan kepentingan penelitian. dan waktu yang tersedia. Oleh karena itu, metode PC tidak harus terikat pada tempat dan waktu penelitian tertentu yang telah ditentukan dalam desain penelitian.
Ini menolak asumsi homogenitas ekologi dan sosial budaya . Sebaliknya, ini berfokus pada keragaman dan melihat bagaimana individu dan kelompok yang berbeda beroperasi dan beradaptasi dengan lingkungan total mereka melalui berbagai perilaku, teknologi, organisasi, struktur dan kepercayaan.
Pada prinsipnya metode Kontekstualisasi progresif (PC) merupakan metode kualitaif yang biasa digunakan dalam metode etnografi.
Namun para ekolog dalam aliran antropologi ekologi modern juga menggunakannya dalam penelitian kuantitaif. . Pengetahuan umum atas hipotesis dapat digunakan sebagai panduan untuk mencari hubungan-hubungan kc.usal dengan kegiatankegiatan sebelumnya. tetapi sering kali hanya sedikit yang kita ketahui sebeluliJnya tentang pengetahuan umum atau hipotesis yang akan menyinggung kasus yang kita hadapi. Hanya ketika kita mengetahui beberapa kasus yang sesuai dengan hipotesis kita. kita, dapat menarik kesimpulan mengenai adanya hubungan kausal antar fenomena (Vayda 1996: 50)
Terima kasih Pa Ajhar
selamat siang pak,,mohon ijin bertanya terkait materi 6.3, bagaimana cara memilih instrumen penelitian yang tepat agar dapat digunakan dalam penelitian lingkungan dengan mrnggunakan metode campuran,,terima kasih pak
ReplyDeleteSelamat Sore Pak. Terima Kasih atas materi 6.3
ReplyDelete1. Data apa saja yang kita perlukan dalam Peneitian Kuantitatif?
2. Apakah di dalam penelitian kuantitatif kita juga memerlukan data kualitatif?
3. Apakah kualitatif sama dengan primer dan kuantitatif sama dengan sekunder?
4. ada juga data nominal, data Ordinal Data interval dan data rasio, bagaimana kaitannya dengan penelitian kualitatif dan kuantitatif,
Selamat sore Pa Ismail
DeleteMohon ijin menjawab :
1. Data kuantitatif adalah jenis data yang dapat diukur (measurable) atau dihitung secara langsung sebagai variabel angka atau bilangan. Variabel dalam ilmu statistika adalah atribut, karakteristik, atau pengukuran yang mendeskripsikan suatu kasus atau objek penelitian.
Contoh data kuantitatif:
a) Data jumlah siswa tiap tahun suatu sekolah
b) Data penjualan barang suatu toko tiap hari
Di bidang penelitian (research) data kuantitatif dibagi menjadi 3 variabel pembentuk data yaitu:
a) Variabel Nominal
Variabel nominal adalah tipe variabel yang merepresentasikan suatu nilai numerik sebagai label atau nama. Contoh: variabel jenis kelamin.
b) Variabel Ordinal
Variabel ordinal adalah tipe variabel yang sering disebut sebagai ranked data atau data dengan peringkat. Contoh: variabel tingkat pendidikan.
c) Variabel Scale
Variabel scale adalah tipe variabel yang digunakan untuk melakukan perhitungan data terhadap data angka seperti menghitung nilai statistika deskriptif. Contoh: variabel tinggi badan.
2. . Apakah di dalam penelitian kuantitatif kita juga memerlukan data kualitatif?
Data kuantitas biasanya dalam bentuk angka- angka, sedangkan dalam penelitian kualitatif data ditampilkan dalam bentuk kalimat yang bersifat deskriptif. Dalam penelitian kuantitatif juga kita memerlukan data kualitatif. Data kualitaif ini mendeskripsikan angka yang ditampilkan agar bisa dipahami. Data kualitatif biasanya berupa kalimat terutama yang dijumpai dalam observasi atau wawancara.
3. . Perbedaan data primer dan sekunder ini dapat dilihat dari bentuk data, proses pengumpulan, sumber data, hingga kemampuan akurasi yang bisa didapatkan. Baik penelitian kuantitatif, kualitatif maupun campuran, data dapat dibedakan berdasarkan sumbernya yakni data primer dan data sekuender. Perbedaan data primer dan sekunder yang pertama bisa dipahami dari pengertiannya. Data primer adalah data pertama kali yang dikumpulkan oleh peneliti melalui upaya pengambilan data di lapangan langsung. Karena hal inilah data primer disebut sebagai data pertama atau data mentah. Sedangkan data sekunder merupakan berbagai informasi yang telah ada sebelumnya dan dengan sengaja dikumpulkan oleh peneliti yang digunakan untuk melengkapi kebutuhan data penelitian. Data sekunder ini biasanya bisa didapatkan melalui buku, publikasi pemerintah, catatan internal organisasi, laporan, jurnal, hingga berbagai situs yang berkaitan dengan informasi yang sedang dicari.
4. Skala pengukuran adalah penentuan atau penetapan skala atas suatu variabel berdasarkan jenis data yang melekat dalam variabel penelitian. Skala pengukuran merupakan acuan atau pedoman untuk menentukan alat ukur demi memperoleh hasil data kuantitatif. Skala nominal, ordinal, ratio dan interval tergolong skala inferensial yang dilakukan dalam penelitian kuantitatif.
Terima kasih pa Ismail
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteTerima kasih Pak atas materi yang disampaikan,
ReplyDeleteSementara metode penelitian campuran telah digunakan dalam ekonomi lingkungan, teknik kualitatif biasanya terbatas pada penelitian kelompok fokus untuk tujuan merancang suatu instrument survei kuantitatif. Penggunaan etnografi menghasilkan data kualitatif yang mengarah ke tinjauan pustaka yang diperluas dan instrumen survei kuantitatif yang dimodifikasi.
Terimakasih Pak.
Setelah membaca materi baik dari halaman ini ataupun dari beberapa buku yang Bapak berikan secara gratis (meski baru dibaca cuplikan-cuplikan) saya menyimpulkan bahwa memang seharusnya penelitian khususnya ilmu lingkungan akan lebih pas jika menggunakan metode campuran. Pendapat saya ini berdasarkan bahwa memang ilmu lingkungan adalah ilmu yang multidisiplin sehingga akan kurang maksimal apabila hanya menggunakan salah satu jenis metode saya (kuantitatif atau kualitatis saja).
ReplyDeleteTerimakasih.
Kalau menurut saya sangat bergantung pada kerumitan masalah yang kita teliti. Bila masalah yang kita teliti memang merupakan masalah yang rumit, menggunakan hanya satu metode justru tidak akan bisa menyelesaikan masalah, dan maksimal atau tidaknya dalam menyelesaikan masalah tergantung dari fenomena dan bagaimana menjawab rumusan masalah kita apakah bisa menjawab masalah atau tidak?
DeleteSaya mau bertanya bila dalam penulisan sebuah tesis khususnya dalam tinjauan pustaka yang merujuk pada sebuah jurnal atau artikel tetapi penulis jurnal tersebut merujuk juga dari jurnal lain misalnya : Thomas dan Wilcox (Sussman dan Steinmetz, 1987), bagaimana cara kita mencari di google scholar dan cara menggunakannya dalam aplikasi Zotero? Apakah yang harus saya gunakan adalah rujukan terakhir atau saya harus merujuk pada penulis aslinya. Trims
ReplyDeleteizin pak Henda menjawab pertanyaannya ? menurut saya agar keabsahan data dan rujukan penulis lebih akurat maka adabaiknya merujuk pada penulis aslinya. terimakasih
ReplyDeleteSelamat sore bapak, saya ingin Bertanya, apabila saya melakukan penelitian campuran/gabungan maka seberapa besar risiko ataupun kelebihan dari penelitian tersebut?
ReplyDeleteIjin menjawab pak Yeri, kelebihan dari metode penelitian campuran antara lain hasilnya lebih lengkap dan menyeluruh, sedangkan resikonya antara lain memakan biaya lebih banyak dan waktu penelitian nya lama.
Deletebagaiaman Menggunakan metode kontekstualisasi progresif ini dan metode penelitian kualitatif untuk memperoleh informasi dilapangan dalam pelaksanaan penelitian. Apa yang timbul ketikan dua metode ini dilakukan? Terimakasih pak
ReplyDelete