Sebagai mahasiswa ilmu lingkungan, mungkin kawan-kawan belum banyak mendengar apa itu penelitian survei. Ini menunjukkan dugaan saya selama tidak terlalu keliru, bahwa ilmu merupakan konstruksi sosial yang diwariskan oleh dosen kepada mahasiswanya. Maksud saya, karena dosen pada jurusan agroteknologi dahulu tidak belajar metode survei maka sekarang tidak mengajarkan metode survei. Sama juga dengan analisis data, karena dosen jurusan agroteknologi dahulu tidak pernah belajar analisis data spasial dengan menggunakan teknik sistem informasi geografik (SIG atau GIS, geographic information system) maka sekarang tidak mengajarkan SIG. Kalau terus begini, kapan kita bisa maju? Karena itu, meskipun saya tidak pernah mengambil matakuliah mengenai metode survei dan matakuliah tentang analisis data spasial, saya berusaha belajar sendiri supaya saya bisa mengikuti perkembangan. Anggapan selama ini bahwa metode survei hanya diperlukan oleh kawan-kawan pada jurusan ilmu-ilmu ekonomi dan sosial sebenarnya tidaklah benar. Bagaimana kawan-kawan bisa melakukan penelitian untuk mengetahui jenis-jenis tanaman pangan pokok alternatif apa saja yang terdapat di NTT, bila tidak mempelajari metode survei?
Survei sebagai metodologi penelitian menggunakan rancangan pengambilan sampel (sampling) sebagai rancangan penelitian (sebagaimana penelitian eksperimental menggunakan rancangan percobaan). Karena obyek penelitian tidak dimanipulasi (diberikan perlakuan) sebagaimana pada percobaan, penelitian survei tidak dapat digunakan untuk mencari penjelasan yang kuat mengenai hubungan sebab-akibat. Namun, penelitian survei dapat digunakan untuk mencari penjelasan mengenai hubungan keterkaitan antara satu peubah dengan satu atau dengan beberapa peubah lain. Misalnya, apakah produksi petani akan meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah kunjungan petugas penyuluh lapangan? Bagaimana hasil tanaman jagung bila padat populasi gulma meningkat? Seberapa besar kehilangan hasil tanaman akan bertambah seiring dengan meningkatnya intensitas kerusakan yang ditimbulkan oleh OPT? Selain itu, penelitian survei terutama berguna untuk melakukan penelitian eksploratori, yaitu penelitian untuk menemukan sesuatu. Misalnya, untuk menemukan penyakit-penyakit apa saja yang telah merusak tanaman pisang di Kabupaten Kupang.
Dalam situasi tertentu, penelitian survei juga dapat dilakukan untuk memberikan penjelasan mengenai hubungan sebab akibat. Misalnya untuk menjelaskan, apa yang menyebabkan gulma Lantana camara yang dahulu sangat dominan di Pulau Timor sekarang menjadi sangat jarang. Tentu saja, agar dapat menghasilkan penjelasan mengenai hubungan sebab-akibat melalui penelitian survei, terlebih dahulu harus dilakukan studi pustaka secara komprehensif dan mendalam mengenai faktor-faktor yang dapat menyebabkan gulma tersebut menjadi tersisih. Menurut berbagai pustaka yang saya baca, ternyata terdapat dua faktor yang patut dicurigai: 1) musuh alami kepik lantana Teleonemia scrupulosa dan gulma pesaing Chromolaena odorata. Untuk menentukan mana di antara keduanya yang benar-benar merupakan penyebab, perlu dilakukan survei untuk menentukan: (1) apakah memang terdapat kepik lantana dan sejauh mana kerusakan yang ditimbulkannya pada gulma lantana dan (2) apakah padat populasi lantana menurun seiring dengan meningkatnya padat populasi C. odorata.
Survei sebagai metodologi penelitian menggunakan rancangan pengambilan sampel (sampling) sebagai rancangan penelitian (sebagaimana penelitian eksperimental menggunakan rancangan percobaan). Karena obyek penelitian tidak dimanipulasi (diberikan perlakuan) sebagaimana pada percobaan, penelitian survei tidak dapat digunakan untuk mencari penjelasan yang kuat mengenai hubungan sebab-akibat. Namun, penelitian survei dapat digunakan untuk mencari penjelasan mengenai hubungan keterkaitan antara satu peubah dengan satu atau dengan beberapa peubah lain. Misalnya, apakah produksi petani akan meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah kunjungan petugas penyuluh lapangan? Bagaimana hasil tanaman jagung bila padat populasi gulma meningkat? Seberapa besar kehilangan hasil tanaman akan bertambah seiring dengan meningkatnya intensitas kerusakan yang ditimbulkan oleh OPT? Selain itu, penelitian survei terutama berguna untuk melakukan penelitian eksploratori, yaitu penelitian untuk menemukan sesuatu. Misalnya, untuk menemukan penyakit-penyakit apa saja yang telah merusak tanaman pisang di Kabupaten Kupang.
Dalam situasi tertentu, penelitian survei juga dapat dilakukan untuk memberikan penjelasan mengenai hubungan sebab akibat. Misalnya untuk menjelaskan, apa yang menyebabkan gulma Lantana camara yang dahulu sangat dominan di Pulau Timor sekarang menjadi sangat jarang. Tentu saja, agar dapat menghasilkan penjelasan mengenai hubungan sebab-akibat melalui penelitian survei, terlebih dahulu harus dilakukan studi pustaka secara komprehensif dan mendalam mengenai faktor-faktor yang dapat menyebabkan gulma tersebut menjadi tersisih. Menurut berbagai pustaka yang saya baca, ternyata terdapat dua faktor yang patut dicurigai: 1) musuh alami kepik lantana Teleonemia scrupulosa dan gulma pesaing Chromolaena odorata. Untuk menentukan mana di antara keduanya yang benar-benar merupakan penyebab, perlu dilakukan survei untuk menentukan: (1) apakah memang terdapat kepik lantana dan sejauh mana kerusakan yang ditimbulkannya pada gulma lantana dan (2) apakah padat populasi lantana menurun seiring dengan meningkatnya padat populasi C. odorata.
Penelitian survei memang paling umum dilakukan pada penelitian yang berkaitan dengan manusia (penelitian ilmu-ilmu sosial dan humaniora). Sering pula, penelitian survei disalahmengerti sebagai sama dengan wawancara atau bahkan sama dengan penelitian menggunakan daftar pertanyaan (masing-masing merupakan tipe penelitian survei). Memang benar bahwa dalam penelitian survei ilmu-ilmu sosial dan humaniora, penelitian survei dilaksanakan dengan melakukan wawancara atau dengan menggunakan daftar pertanyaan. Tetapi wawancara dalam penelitian survei merupakan teknik pengumpulan data, sedangkan daftar pertanyaan merupakan instrumen pengumpulan data. Dan juga, daftar pertanyaan dalam penelitian survei juga dapat dikirimkan untuk diisi sendiri oleh orang yang terpilih sebagai narasumber (dalam penelitian survei lazim disebut responden). Selain dengan melakukan wawancara, pengumpulan data pada penelitian survei juga dapat dilakukan dengan teknik pengamatan kualitatif atau pengamatan kuantitatif (pengukuran). Misalnya, kawan-kawan dapat menggunakan rancangan penelitian survei, misalnya, untuk mengetahui hubungan antara padat populasi gulma dan produksi tanaman. Untuk merancang dan melaksanakan penelitian survei dalam bidang agroteknologi, dapat diikuti langkah-langkah umum berikut ini:
- Merumuskan masalah penelitian yang untuk menanganinya tidak memerlukan manipulasi terhadap satuan percobaan. Misalnya, masalah penelitian apakah benar petani perladangan tebas bakar mudah mengalami bencana rawan pangan?
- Merumuskan populasi penelitian dan satuan yang akan digunakan sebagai satuan sampel. Misalnya, untuk menjawab masalah penelitian di atas (yang dirumuskan dalam bentuk pertanyaan), perlu diketahui jenis-jenis tanaman pangan pokok alternatif yang dikonsumsi oleh petani perladangan tebas bakar dan produksi setiap jenis tanaman pada setiap rumah tangga. Dalam hal ini, populasi penelitian adalah seluruh rumah tangga petani perladangan tebas bakar yang terdapat di suatu wilayah dan satuan sampel dari populasi tersebut adalah rumah tangga petani perladangan tebas bakar.
- Menentukan wilayah populasi penelitian di mana terdapat banyak petani perladangan tebas bakar dan sering terjadi rawan pangan, dengan cara membaca berita media massa, membaca laporan penelitian yang sudah dilakukan, atau bahkan mencari informasi dari instansi pemerintah yang menangani bidang pertanian dan ketahanan pangan.
- Menentukan karakteristik satuan sampel, apakah tersedia daftar pertani perladangan tebas bekar di kantor desa, bagaimana sebaran dalam ruang dari ladang yang dimiliki oleh setiap petani. Misalnya, ternyata tidak tersedia daftar dimaksud dan ternyata pula petani melakukan perladangan tebas bakar dengan sebaran yang cenderung mengelompok.
- Menyusun rencana pengambilan sampel, mencakup rancangan pengambilan sampel, ukuran sampel, serta waktu dan frekuensi pengambilan sampel. Karena tidak tersedia daftar nama petani maka pengambilan sampel tidak dapat dilakukan secara acak dan mengingat juga sebaran ladang yang cenderung mengelompok dalam ruang maka pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan rancangan sistematik sederhana sebagai rancangan dasar. Ukuran sampel dapat ditentukan dengan menggunakan cara sebagaimana telah saya paparkan pada tulisan lainnya. Pengambilan sampel cukup dilakukan satu kali pada waktu musim hujan.
- Merancang kerangka pendekatan masalah, dengan cara mengidentifikasi konsep (konstruk) dan hubungannya satu sama lain melalui proposisi sebagai dasar untuk mengidentifikasi peubah. Berdasarkan atas hubungan antarkonsep tersebut kemudian dirancang hubungan logis antarpeubah untuk mengidentifikasi mana yang merupakan peubah bebas, peubah tidak bebas, dan berbagai peubah lainnya (sebagaimana telah saya uraikan pada tulisan mengenai unsur penelitian). Merancang kerangka pendekatan masalah dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan program aplikasi pemetaan konsep (lihat daftar di Wikipedia).
- Menyusun topik pertanyaan dan daftar pertanyaan yang relevan untuk setiap topik pertanyaan untuk kemudian dibuat menjadi daftar pertanyaan tercetak. Daftar pertanyaan tercetak tersebut akan digunakan sebagai panduan pada saat melakukan wawancara. Misalnya, dibuat topik pertanyaan jenis-jenis tanaman pangan pokok (penghasil karbohidrat), tanaman pangan bukan pokok (penghasil sayuran dan buah-buahan), luas tanam atau jumlah tanaman setiap jenis tanaman, gangguan yang dapat menyebabkan gagal panen, dan produksi setiap jenis tanaman. Juga perlu menyusun lembar pengamatan yang akan digunakan untuk mengamati tanaman di lapangan, untuk mencatat gangguan yang ditemukan di lapangan, dan untuk mencatat produksi ubinan.
- Melakukan kunjungan pendahuluan ke desa-desa lokasi penelitian untuk mengantarkan surat ijin penelitian, memperkenalkan diri dengan aparat desa, dan memperoleh informasi pendahuluan mengenai perladangan tebas bakar dan rawan pangan di desa yang bersangkutan, dengan melakukan wawancara informal (tanpa menggunakan daftar pertanyaan) dengan aparat desa.
- Melaksanakan pengambilan sampel dengan menggunakan rancangan sistematik sederhana, misalnya dengan menentukan rumah tangga pertama secara acak (misalnya dengan menacak kepala dusun dan kemudian dari rumah kepala dusun ditentukan rumah tangga sampel berikutnya pada jarak tertentu, secara berselang-seling di sebelah kanan dan kiri jalan menuju kantor desa).
- Melaksanakan survei dengan berdasarkan rencana pengambilan sampel yang telah ditetapkan dan dengan menggunakan instrumen pengumpulan data yang telah disiapkan (daftar pertanyaan dan lembar pengamatan).
Penelitian survei akan menjadi jauh lebih menarik bila kawan-kawan mengerti cara mengakses dan menggunakan peta citra satelit Google Earth. Dengan menggunakan peta citra satelit tersebut, kawan-kawan dapat memeriksa pola pemukiman di setiap desa, menentukan jalan desa, menentukan lokasi kantor desa, dan bahkan menentukan lokasi perladangan. Dengan menggunakan alat penerima GPS (Global Positioning System), kawan-kawan dapat menentukan koordinat (lintang atau latitude dan bujur atau longitude) lokasi-lokasi tersebut dan bahkan lokasi rumah tangga sampel. Bukan hanya itu, kalau saja sistem informasi geografik (SIG) diajarkan di fakultas pertanian, kawan-kawan dapat menggunakannya bukan hanya untuk melakukan pengambilan sampel, melainkan juga untuk menganalisis data. Misalnya kawan-kawan dapat menentukan hubungan antara ketinggian tempat dengan jenis tanaman pangan yang dibudidayakan dan teknik-teknik analisis geografik lainnya.
Apa yang dapat saya paparkan hanyalah sekedar pengantar untuk memahami metode penelitian survei, khususnya penerapannya untuk melakukan penelitian bidang agroteknologi. Dengan memahami metode penelitian survei dan cara merancang pengambilan sampel, saya berharap semakin banyak mahasiswa agroteknologi yang berminat melakukan penelitian survei. Memang melakukan penelitian survei tidak mudah, apalagi bila dibandingkan dengan melakukan penelitian uji gaya kecambah atau penelitian uji efektivitas bahan nabati di laboratorium. Tapi siapa yang harus mengumpulkan informasi pendahuluan untuk ditindaklanjuti dengan penelitian eksperimental jika semua takut menerima tantangan? Apakah penelitian harus terus hanya mengasumsikan bahwa obyek yang diteliti dalam percobaan memang benar merupakan masalah sehingga layak diteliti, padahal kenyataannya belum tentu demikian?
Hak cipta tulisan ini dilindungi berdasarkan Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 3.0 Unported License.
Untuk memahami tulisan singkat ini secara lebih tuntas, silahkan klik setiap tautan yang tersedia. Bila Anda adalah mahasiswa peserta kuliah Metodologi Penelitian Lingkungan PPs Undana semester genap 2016/2017, Anda wajib menyampaikan komentar sebagai tugas selambat-lambatnya pada 3 April 2017.