Selamat Datang

Metodologi Penelitian Lingkungan adalah blog yang dibuat untuk mendukung mahasiswa Magister Ilmu Lingkungan Undana mempelajari metodologi penelitian. Untuk memperoleh dasar yang memadai dalam mempelajari Metodologi Penelitian, silahkan kunjungi blog Baru Belajar Meneliti yang dibuat untuk membantu mahasiswa Program Sarjana Fakultas Pertanian mempelajari metodologi penelitian. Silahkan kunjungi blog Ilmu Lingkungan untuk memastikan bahwa sebagai mahasiswa ilmu lingkungan, mempelajari metodologi penelitian perlu dikaitkan dengan permasalahan lingkungan. Blog ini menyajikan pokok bahasan sebagaimana ditunjukkan oleh digit pertama nomor materi dan materi sub-pokok bahasan sebagaimana ditunjukkan oleh digit kedua nomor materi. Mahasiswa wajib membaca seluruh materi dengan angka digit pertama yang sama untuk mempersiapkan diri mengikuti setiap kali perkuliahan. Silahkan klik halaman Daftar Isi untuk mengakses materi kuliah secara langsung.

Wednesday, March 15, 2017

6.2. Bagaimana Merancang Penelitian Kualitatif dalam Penelitian Lingkungan?

Lalu bagaimana merancang penelitian kualitatif? Terjadi silang pendapat di antara para pakar peneliti kualitatif mengenai apa itu sebenarnya rancangan penelitian dalam penelitian kualitatif. Di antara para pakar, ada yang menyatakan bahwa kelima metode penelitian kualitatif juga merupakan rancangan penelitian kualitatif. Sebagian pakar peneliti kualitatif berpendapat lain bahwa fokus rancangan penelitian kualitatif adalah pengumpulan dan analisis data serta penulisan hasil yang saling berkaitan satu sama lain dalam penelitian kualitatif. Dengan merujuk pada apa yang disebut rancangan pada penelitian kuantitatif, saya berpandangan bahwa rancangan penelitian dalam penelitian kualitatif berkaitan dengan landasan filosofis mana yang digunakan, bagaimana narasumber ditentukan, dan bagaimana peneliti berinteraksi dengan narasumber dan masyarakat pada umumnya.

6.2.1. Materi Kuliah 6.2.
6.2.1.1. Membaca Materi Kuliah  
Aspek perancangan penelitian kualitatif yang penting adalah penentuan narasumber yang, bergantung pada landasan filosofis yang digunakan, perlu ditentukan dengan menggunakan teknik pengambilan sampel non-peluang (non-probability sampling) sebagaimana diuraikan dalam situs Research Methods Knowledge Base. Bagi saya, rancangan penelitian perlu dibedakan dari rancangan pengumpulan data, sebagaimana misalnya rancangan pengambilan sampel berbeda dengan rancangan pengumpulan data dalam penelitian survai. Berbeda dengan rancangan penelitian pada penelitian kuantitatif yang sudah ada dengan nama tertentu, rancangan pada penelitian kualitatif perlu dijelaskan sendiri oleh penelitinya sesuai dengan metode atau pendekatan penelitian yang digunakan.

Salah satu aspek penting rancangan penelitian adalah rancangan pengambilan sampel. Dalam kaitan dengan metode penelitian dan teknik pengumpulan data yang dipilih sebagaimana sudah saya uraikan pada materi 6.1, peneliti perlu merancang pengumpulan data primer dengan menentukan teknik pengambilan sampel tertentu. Rancangan pengambilan sampel (sampling design) terdiri atas rancangan pengambilan sampel peluang (probabilitu sampling) dan rancangan pengambilan sampel non-peluang (non-probability sampling). Silahkan baca definisi dan perbedaan antara keduanya. Rancangan pengambilan sampel peluang memberikan peluang yang sama kepada setiap anggota populasi untuk menjadi sampel, sedangkan rancangan pengambilan sampel non-peluang sebaliknya. Rancangan pengambilan sampel peluang pada umumnya digunakan dalam penelitian kuantitatif, sedangkan rancangan pengambilan sampel non-peluang digunakan dalam penelitian kualitatif. Dalam penelitian kualitatif, populasi penelitian biasanya adalah anggota suatu masyarakat tertentu dan sebagai satuan sampel adalah kepala rumah tangga, istri kepala rumah tangga, atau salah seorang anak dalam rumah tangga. Menurut Research Methods Knowledge Base, rancangan pengambilan sampel non-peluang terdiri atas dua kategori besar:
  • Pengambilan sampel secara kebetulan (accidental sampling), dilakukan tanpa kerangka pengambilan sampel, satuan sampel ditentukan begitu saja sebagaimana seorang reporter menentukan narasumber wawancara di jalan. 
  • Pengambilan sampel bertujuan (purposive sampling, pengambilan sampel secara terarah), dilakukan tanpa kerangka pengambilan sampel, satuan sampel ditentukan dengan tujuan dan pertimbangan tertentu yang disesuaikan dengan tujuan penelitian. Qualitative Research Guideline Project membedakan pengambilan sampel bertujuan ke dalam kategori pengambilan sampel acak bertujuan (purposeful random sampling) dan pengambilan sampel bertujuan berstrata (stratified purposeful sampling).
Research Methods Knowledge Base selanjutnya membeda-bedakan pengambilan sampel bertujuan ke dalam beberapa teknik yang lebih khusus, katakan saja sub-teknik, sebagai berikut:
  • Pengambilan sampel kasus khusus (typical case sampling), dengan mengambil satuan sampel untuk mewakili fenomena dengan ciri-ciri khusus, termasuk pengambilan sampel dari kelompok yang frekuensinya tinggi (modal instant sampling), pengambilan sampel kasus kritis (critical case sampling) bila sampel diambil berdasarkan ciri fenomena yang diperkirakan berdampak penting, pengambilan sampel berbasis teori atau pengambilan sampel teoritis (theory-based or theoretical sampling) bila sampel diambil untuk memenuhi konstruk teori tertentu, pengambilan sampel mengkonfirmasi atau mendiskonfirmasi (confirming and disconfirming case sampling) bila sampel diambil untuk melengkapi data yang telah diperoleh dari pengambilan data yang sudah selesai dilaksanakan, pengambilan sampel kasus menyimpang atau ekstrem (extreme or deviant case sampling) bila sampel diambil untuk mewakili fenomena menyimpang atau ektrem tertentu, dan pengambilan sampel kasus penting secara politis (politically important case) bila sampel diambil untuk mewakili orang-orang penting secara politis;
  • Pengambilan sampel pakar (expert sampling), dengan mengambil sampel yang terdiri atas orang-orang yang mempunyai keahlian dan pengalaman khusus dalam aspek tertentu dari masalah yang diteliti;
  • Pengambilan sampel kuota (quota sampling), dengan mengambil sampel berdasarkan kuota yang ditentukan tidak secara acak atas kriteria tertentu, misalnya kriteria jenis kelamin, kriteria agama, kriteria suku, dsb., baik secara proporsional (bila proporsi kategori dalam kriteria diketahui) atau secara tidak proporsional (bila proporsi kategori dalam kriteria tidak diketahui)
  • Pengambilan sampel heterogeneitas (heterogeneity sampling), dengan mengambil sampel dengan bertujuan untuk mewakili keberagaman fenomena yang diteliti;
  • Pengambilan sampel bila salju atau berantai (snowball or chain sampling), dengan mengambil satuan sampel pertama dengan kriteria tertentu dan kemudian dengan kriteria yang sama meminta satuan sampel pertama menentukan satuan sampel kedua, satuan sampel kedua menentukan satuan sampel ketiga, dan seterusnya.
Aspek perancangan penelitian kualitatif berikutnya yang juga memerlukan perhatian adalah bagaimana peneliti berinteraksi dengan masyarakat yang diteliti. Cara berinteraksi tersebut perlu diuraikan secara rinci sesuai dengan metode penelitian kualitatif yang digunakan dalam penelitian. Metode etnografi, fenomenologi, dan grounded theory mengharuskan peneliti berinteraksi dengan masyarakat yang diteliti dengan cara tertentu yang khas bagi metode yang bersangkutan dan berbeda satu sama lain dan dengan cara berinteraksi pada metode penelitian lain pada umumnya:
  • Pada penelitian dengan menggunakan metode etnografi, peneliti tinggal bersama dengan masyarakat dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan bersama masyarakat untuk mencatat pengalaman hidup bersama masyarakat setempat. 
  • Pada penelitian dengan metode fenomenologi, peneliti melakukan wawancara mendalam berkali-kali dengan narasumber yang sama agar dapat memahami secara utuh pandangan narasumber mengenai fenomena yang menjadi fokus penelitian. 
  • Pada penelitian dengan metode grounded theory peneliti mengajak masyarakat untuk bersama-sama mendiskusikan fenomena yang menjadi perhatian bersama masyarakat dan bersama dengan masyarakat pula mencari penjelasan mengenai berbagai kaitan antara fenomena tersebut dengan fenomena lainnya dan bila fenomena yang menjadi perhatian tersebut merupakan masalah yang harus diatasi, bersama dengan masyarakat mencari cara untuk mengatasinya.
Aspek perancangan penelitian kualitatif lainnya yang juga tidak kalah penting adalah bagaimana cara memperoleh data dari sampel yang telah ditentukan. Cara memperoleh data berkaitan dengan teknik pengumpulan data sebagaimana telah disebutkan pada materi 6.1 dan instrumen yang akan digunakan untuk memperoleh data:
  • Mencatat wawancara atau diskusi kelompok fokus dengan menggunakan buku catatan wawancara;
  • Merekam suara wawancara atau diskusi kelompok fokus dengan menggunakan alat perekam suara (voice recorder) untuk kemudian ditranskripsi untuk memperoleh hasil tertulis (transkrip);
  • Merekam video wawancara atau diskusi kelompok fokus dengan menggunakan kamera atau ponsel yang mempunyai kemampuan merekam video;
  • Mengambil foto atau video objek yang diteliti dengan menggunaka  kamera foto atau kamera video untuk mengambil foto atau merekam video objek yang diteliti;
  • Membuat sketsa objek yang diteliti untuk menggambarkan suatu proses yang berkaitan dengan objek yang diteliti.
Untuk memfasilitasi wawancara diperlukan topik wawancara yang telah disiapkan terlebih dahulu dan digunakan sebagai panduan dalam melaksanakan wawancara sehingga wawancara berlangsung tidak keluar dari topik penelitian. Demikian juga dalam melaksanakan diskusi kelompok fokus, juga diperlukan topik pertanyaan dan ketentuan mengenai perwakilan kelompok. Data wawancara dan diskusi kelompok fokus dapat dicatat dalam buku catatan. Namun selain buku catatan untuk merekam data, juga diperlukan buku catatan harian (log book) untuk mencatat kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dari hari ke hari dari sejak mulai sampai selesai melaksanakan pengumpulan data.

Untuk memungkinkan Anda dapat lebih memahami bagaimana metode penelitian kualitatif diaplikasikan dalam penelitian lingkungan dan bagaimana rancangannya, berikut ini saya sertakan beberapa artikel jurnal ilmiah hasil penelitian yang dilaksanakan dengan menggunakan kelima metode kualitatif tersebut:
Saya mengharapkan Anda berkenan mengunduh dan mempelajari setiap artikel untuk membantu memahami setiap metode penelitian kualitatif yang saya sampaikan. Selain itu, dengan membaca artikel jurnal ilmiah tersebut, saya berharap Anda dapat memperoleh ide mengenai bagaimana menyiapkan proposal penelitian yang menjadi tugas yang harus Anda selesaikan secepatnya.

Merancang penelitian kualitatif merupakan proses perjalanan berpikir. Berbeda dengan merancang penelitian kuantitatif yang sudah harus final sebelum pelaksanaan penelitian, merancang penelitian kualitatif berlanjut selama proses pelaksanaan penelitian. Sebelum pelaksanaan penelitian, perancangan penelitian kualitatif dilakukan hanya secara garis besar, sedangkan rinciannya disesuaikan dengan kondisi lapangan yang dihadapi selama pelaksanaan penelitian. Perbedaan ini sulit bisa dipahami oleh kalangan yang dididik dalam paradigma positivistik-pascapositivistik sebagaimana sebagian besar peneliti di Indonesia. Bahkan di antara peneliti ilmu-ilmu sosial dan humaniora sekalipun, bukan tidak mungkin lebih banyak yang melakukan penelitian kuantitatif daripada penelitian kualitatif. Oleh karena itu, kemungkinan tidak banyak yang akan bisa membimbing Anda dengan baik bila nanti, ketika menyusun tesis, Anda ingin melakukan penelitian kualitatif.

6.2.1.2. Membaca Pustaka Wajib
Silahkan mengklik setiap tautan yang diberikan pada materi kuliah ini dan mengunduh pustaka yang disediakan dari halaman Pustaka Wajib dan membaca judul bab atau sub-bab yang berkaitan dengan materi kuliah ini. Silahkan bagi file buku menjadi file terpisah untuk setiap bab dengan menggunakan layanan Free PDF Editor Online. Selanjutnya ubah format file dari format PDF ke format DOC dengan menggunakan layanan konversi format file daring untuk kemudian diterjemahkan dengan menggunakan layanan Penerjemahan Dokumen dari Google Translate.
 
***
Kembali membaca Materi Sebelumnya
Lanjutkan membaca Materi Berikutnya

***
Hak cipta: I Wayan Mudita (2019)
Revisi pertama: 3 Maret 2019. revisi menyeluruh termutakhir: 28 Februari 2021.

Creative Commons License

43 comments:

  1. Siang bpk..dari uraian yg bpk sampaikan,mnrt saya penelitian kualitatif ini menerapkan penalaran induktif,menggunakan data deskriptif dan mungkin jg waktu penelitiannya akan lbh pajang dibanding penelitian kuantitatif, terkait dgn metode etnografi, fenomenologi dan grounded theory yg membutuhkan pendalaman lebih lama thd objek penelitian..bagaimana mnrt bpk?makasih

    ReplyDelete
  2. Selamat malam bapak,mohon penjelasan bapak : bagaimana orientasi masalah yang menjadi fokus utama dalam suatu penelitian kualitatif? Apakah ada perbedaan mendasar tentang rumusan masalah dalam penelitian kualitatif dan kuantitatif? Terimakasih.

    ReplyDelete
  3. Selamat malam bapak. Dalam penelitian kualitatif pemilihan narasumber dilakukan secara subjektifitas dari peneliti dengan kelompok - kelompok narasumber seperti yang dibahas dalam materi ini. Pertanyaan saya apakah ada standar minimal jumlah narasumber yang diperlukan dalam merancang suatu penelitian kualitatif?

    ReplyDelete
  4. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  5. pagi bpak. ada hal penting yang blm sya pahami yaitu dalam hal pengambln sampel bertujuan dengan teknik pengambiln sampel secara kasus khusus didalamnya termasuk kasus kritis. nah pertanyaan sya adakah standar khusus untuk proses pengamblan sampel ini...? karena pengamblan sampel seperti ini lebih mengutamakan fenomena dan teori, contoh bagaaimna kita ketahui tentang suatu daerah yang telah mengalami KLB penyakit malaria.makasi

    ReplyDelete
  6. yang ingin saya tanyakan....Mengapa pada penelitian kualitatif pengambilan sampel tidak dilakukan secara acak ? dimana seperti penelitian kuantitatif pada suatu populasi dengan pertimbangan bahwa jumlah sampel dalam sebuah populasi mencapai 1000 orang dan homogen dan dapat mewakili keseluruhan dari suatu populasi...

    ReplyDelete
  7. Mengenai penelitian kualitatif, apakah, mengambil sampel secara acak tidak diperkenankan ?atau dapat dilakukan dengan persyaratan tertentu,mksh

    ReplyDelete
    Replies
    1. pak surya kalau menurut saya pengambilan sampel secara acak pada penelitian kulatitatif diperkenankan/dibolehkan. Adapun dengan Syarat pertama yang harus dilakukan untuk mengambil sampel secara acak adalah dengan membuat kerangka sampel atau biasa dikenal dengan nama SAMPLING FRAME

      Delete
  8. Terima kasih Pak untuk Materinya,Yang ingin saya tanyakan relatifnya jika kita ingin melakukan penelitian kualitatif maka teknik pengambilan sampel yang sering digunakan itu apa pak?

    ReplyDelete
    Replies
    1. ibu resty menurut saya, Umumnya penelitian kualitatif sering menggunakan tehnik sampling purposif untuk menentukan responden yang akan digunakan dalam penelitian.Adapun Teknik Sampling Purposif adalah menentukan kriteria mengenai responden mana saja yang akan dipilih sebagai sampel penelitian

      Delete
    2. Dalam penelitian kualitatif biasanya dan lebih sering digunakan yaitu menggunakan purposive sampling. Kenapa demikian ?? karena teknik ini sesuai dengan karakteriski penelitian kualitatif, ikatan subyek dengan fenomena yang diteliti, dan untuk memahami sesuatu yang jelas dari subjek yang terpilih sesuai tujuan penelitian (bukan secara acak tapi sesuai dengan tujuan penelitian). ini mungkin bisa juga menjawab pertanyaan dari Surya apakah bisa dilakukan secara acak.

      Delete
  9. Dalam rancangan perencanaan dimulai dengan mengadakan observasi dan evaluasi terhadap penelitian yang sudah dikerjakan dan diketahui, sampai pada penetapan kerangka konsep dan hipotesis penelitian yang perlu pembuktian lebih lanjut. Rancangan pelaksanaan penelitian meliputi proses membuat percobaan ataupun pengamatan serta memilih pengukuran variabel, prosedur dan teknik sampling, instrumen, pengumpulan data, analisis data yang terkumpul, dan pelaporan hasil penelitian.

    ReplyDelete
  10. Selamat malam Pak, ijin bertanya. Dalam pengambilan sampel bertujuan (purposive sampling, pengambilan sampel secara terarah) apabila ukuran populasi tidak diketahui karena karakteristik sampel yang terlalu spesifik maka teknik sampling apa yang cocok untuk digunakan? Terima kasih.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Selamat malam ibu Stevani
      ijin untuk menjawab
      Teknik yang cocok menurut saya snowball sampling. Cara pengambilan sampel dengan teknik ini dilakukan secara berantai, mulai dari ukuran sampel yang kecil, makin lama menjadi semakin besar seperti halnya bola salju yang menggelinding menuruni lereng gunung/bukit. Dalam pelaksanaannya, pertama-tama dilakukan interview terhadap suatu kelompok/seseorang responden yang relevan, dan untuk selanjutnya yang bersangkutan diminta untuk menyebutkan (menunjuk) calon responden yang berikutnya yang memiliki spesifikasi/spesialisasi yang sama. Tindakan ini ditempuh, karena biasanya responden yang merupakan anggota populasi yang spesifik tersebut saling mengenal satu sama lain karena spesialisasi (profesi) mereka.
      • Kelebihan: hasil penelitian dengan Snowball sampling memiliki bias penelitian relatif kecil.
      • Kekurangan
      Kendala utama dari metode Snowball sampling ini terletak pada besarnya waktu dan biaya yang dibutuhkan untuk memperoleh informasi karena populasi yang spesifik serta tersebarnya populasi.

      Delete
  11. Pertanyaan lanjutan :
    1. Pengaplikasian Sampel Kuota (Quota Sampling)
    2. Tahapan Pengambilan Sampel Kuota (Quota Sampling)
    3. Riset atau penelitian apa yang paling cocok untuk penerapan metode quota sampling?
    Terima kasih.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Izin menjawab pertanyaan dari ibu Stevania, Dalam praktik penerapan sampling kuota, analis bersangkutan harus mengikuti prosedur sesuai aturan. Tidak boleh ada kesalahan pengurutan tahapan dalam pelaksanaan untuk menghindari kerancuan hasil akhir.
      Langkah-langkah dalam pengaplikasian teknik pengambilan sampel quota sampling adalah :
      1. Langkah pertama yang perlu dilakukan dalam teknik pengambilan sampling berjatah adalah dengan membagi populasi ke dalam unit-unik kelompok eksklusif. Klasifikasi tersebut didasarkan pada karakteristik masing-masing individu dalam populasi terpilih.
      2. Setelah populasi terbagi dalam sub-grup, peneliti diharuskan untuk mengidentifikasi proporsi masing-masing kelompok dengan pertimbangan keseluruhan populasi. Tahapan proporsi ini nantinya berpengaruh langsung pada proses pengerjaan sampling.
      3. Terakhir, peneliti melakukan analisa akhir perbandingan proporsi sub-grup dengan total populasi. Analis bersangkutan harus mempelajari dan memahami secara detail karakteristik tiap kelompok sebagai perwakilan dari keseluruhan populasi sampel.
      Ada dua kondisi atau tujuan sebuah penelitian yang sesuai untuk pengaplikasian teknik pengambilan sampel berjatah ini, yaitu :
      1. Tujuan dari riset yang dilakukan adalah untuk mempelajari karakteristik khusus dari sebuah populasi heterogen dengan cakupan yang luas. Penerapan teknik sampel kuota akan membagi populasi terkait menjadi kelompok-kelompok yang bersifat homogen sehingga mempermudah dalam studi karakter.
      2. Penelitian dilakukan dengan maksud mengetahui relasi atau hubungan antar kelompok dalam sebuah populasi yang luas. Dengan pembagian kelompok sesuai kuota akan mempermudah analis untuk mempelajari sikap dan imbal balik satu kelompok pada kelompok lainnya dalam satu ruang lingkup populasi.
      Terima kasih

      Delete
  12. Selamat malam Pak, terima kasih untuk materi 6.2. Pertanyaan saya apakah tipologi dari strategi pengambilan sampel bertujuan (purposive sampling)? Terima kasih pak..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Selamat malam Ibu Tessa, ijin menjawab.
      1. Teknik pengambilan sampel untuk mencapai hasil yang representative dan bisa diperbandingkanà dengan kasus yang khas/khusus; dengan kasus yang menyimpang/ekstrim; memiliki intensitas; memiliki variasi yang maksimum; sampel yang homogeny; memiliki reputasi kasus.
      2. Teknik pengambilan sampel yang istimewa/dari kasus yang unikà kasus penyataan; kasus-kasus kritis; mengenai kasus politis penting; koleksi lengkap atau criterion sampling.
      3. Teknik pengambilan sampel yang berurutanà bersifat teoritis atau disebut juga pengambilan sampel berdasarkan teori; kasus yang mengkonfirmasi maupun tidak; pengambilan sampel oportunis (sampel yang bermunculan); teknik bola salju (pengambilan sampel berantai)
      4. Teknik pengambilan sampel yang menggunakan kombinasi dari teknik bertujuan.

      Delete
    2. Selamat malam Ibu Tessa, ijin menjawab
      Pengambilan sampel bertujuan(purposive sampling, pengambilan sampelsecara terarah),dilakukan tanpa kerangka pengambilan sampel, satuan sampelditentukan dengan tujuan dan pertimbangan tertentu yang disesuaikan dengan tujuan penelitian.

      Delete
  13. Selamat malam Pak, terima kasih untuk materi 6.2 yang menjelasakan Bagaimana Merancang Penelitian Kualitatif dalam Penelitian Lingkungan?
    Pertanyaan saya apa letak perbedaan proses pemilihan individu dengan proses random sample dan rancangan pengambilan sampel non-peluang (non probability sampling)?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Selamat Malam Pa Lobo Djari.
      Mohon ijin Menjawab :
      Yang dimaksudkan sampling dalam penelitian kualitatif adalah informan. Orang-orang yang memiliki kriteria tertentu terutama berikaitan dengan tingkat pengetahuan dan keterlibatannya dalam fenomena yang menjadi konsep, konteks dan topic penelitian. Sampling (informan) dalam penelitian dilakukan secara non-probabilty sampling. Artinya tidak memiliki peluang yang sama untuk dijadikan sampel (informan). Teknik simple random sampling adalah teknik pengambilan sampel dari anggota populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Ketelitian memilih informan sangat dipengaruhnya besarnya atau banyaknya informasi yang diperoleh dari informan. Sampling dalam penelitian kualitatif yakni dilakukan secara purposive. Sampling purposive artinya dilakukan secara kesengajaaan karena berkaitan dengan tujuan dan kompleksitas masalah penelitian.
      Dalam peneltian kualitaif, sampling yang digunakan adalah pengambilan sampel secara kebetulan (accidental sampling), dan Pengambilan sampel bertujuan (purposive sampling, pengambilan sampel secara terarah). Prinsip sampling dalam penelitian kualitatif adalah informan. Bila dalam penelitian kuantitatif memiliki sampel terukur, tidak demikian dengan penelitian kualitatif. Informan dalam penelitian kualitatif tidak memiliki batasan namun memiliki kriteria yang sangat berkaitan dengan kedalaman pengetahuan tentang fenomena yang diteliti.
      Terima kasih Pa Lobo Djari.

      Delete
  14. selamat malam pak,,terima kasih atas penyajian materi 6.2 dalam merancang penelitian kualitatif pada penelitian lingkungan pendekatan dengan metode apa yang cocok digunakan untuk isu lingkungan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Selamat sore Pak Maxen, Ijin memberikan tanggapan atas pertanyaan yang diajukan.

      Ilmu lingkungan terbentuk dari sejumlah cabang ilmu alam, ilmu sosial dan ilmu terapan. Memecahkan masalah lingkungan membutuhkan integrasi keahlian dalam beberapa disiplin ilmu. Tantangan ini bermula dari esensi ilmu lingkungan karena bidang-bidang tersebut bersifat interdisipliner. Sebagian besar disiplin ilmu memiliki metodologi penelitian khusus, tetapi ilmu lingkungan membutuhkan beberapa metodologi penelitian. Menggunakan penelitian kualitatif tidak dapat dihindari dalam beberapa kondisi. Berdasarkan kasus yang disajikan, kemampuan penelitian kualitatif di bidang lingkungan dijelaskan. Penelitian kualitatif dapat menjawab banyak pertanyaan dalam penyelidikan lingkungan dan laporan profesional. Pendekatan penelitian kualitatif dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan yang muncul dalam penyusunan laporan ahli seperti Laporan Mengenai Dampak Lingkungan, laporan Kajian Lingkungan Hidup Strategis dan Rencana Pengelolaan Kawasan Konservasi.

      Terimakasih.

      Delete
  15. Selamat malam Pak, terima kasih untuk materi 6.2,
    Apakah dalam penelitian kualitatif terdapat metode sampling?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Selamat Malam Pa Ismail
      Mohon Ijin Menjawab
      Istilah sampling dalam penelitian kualitatif sebenarnya dipengaruhi oleh pernyataan sampling dalam penelitian kuantitatif. Yang dimaksudkan Istilah sampling dalam penelitian kualitatif adalah informan. Informan adalah orang-orang yang dianggap memiliki kriteria tertentu terutama yang berkaitan dengan pengetahuannya tentang topik penelitian. Sampling yang dimaksudkan dalam penelitian kualitatif bersifat non-probability. Bila dalam penelitian kuantitif besarnya sampling itu ditentukan ukurannya, maka tidak demikian dalam sampling penelitian kualitatif. Besarnya sampling atau informan dalam penelitian kualitatif disesuaikan dengan tujuan dan karateristik data yang diperoleh di lapangan. Peneliti kualitatif akan mencari sebanyak mungkin informasi yang berkaitan dengan topik penelitian sampai data jenu. Data jenu adalah data yang paling mendalam yang dijumpai peneliti kualitatif dalam penelitiannya. Semakin banyak informan yang memberikan memberikan data secara lebih detail, semakin bagus kualitas informasi itu diperoleh. Jadi pada prinsipnya sampling yang dimaksudkan dalam penelitian kualitaif adalah informan yang memiliki kriteria tertentu yang disesuaikan dengan topik penelitian.
      Terima kasih Pa Ismail.

      Delete
    2. Selamat malam Pak Ismail Yusuf, pertanyaan yang menarik. Membaca dari beberapa sumber dalam penelitian kualitatif ada metode sampling juga. Terdapat dua metode sampling yaitu :
      1. CRITERION-BASED or PURPOSIVE SAMPLING : subyek penelitian dipilih berdasarkan karakteristik dan ciri yang sesuai dengan tujuan penelitian (symbolic representation).
      2. THEORETICAL SAMPLING : subyek penelitian dipilih sesuai berdasarkan konsep teori yang digunakan dan diasumsikan memiliki kontribusi dalam pengembangan suatu teori.
      Terima kasih.

      Delete
  16. Selamat Malam Bapak dan teman-teman
    Penentuan sampel merupakan proses yang cukup kritis dalam penelitian perumahan dan permukiman, karena akan sangat menentukan tingkat generalisasi yang dapat dicapai dalam suatu penelitian. Begitu pentingnya kualitas sampel, sehingga hasil penelitian dianggap tidak bernilai apabila sampel yang digunakan tidak memenuhi persyaratan akurasi, kesahihan serta keandalan (Neuman, 2000; Losh, 2000; dan Schwartz et.all, 1981). Beberapa kajian bahkan menyebutkan bahwa pada kondisi populasi yang paling idealpun, pengambilan sampel secara tepat untuk suatu permasalahan penelitian merupakan pekerjaan yang penuh tantangan, karena akurasi parameternya tak pernah diketahui secara mutlakSampling dalam penelitian empirik diartikan sebagai proses pemilihan atau penentuan sampel (contoh). Secara konvensional, konsep sampel (contoh) menunjuk pada bagian dari populasi. Akan tetapi, dalam penelitian kualitatif tidak bermaksud untuk menggambarkan karakteristik populasi atau menarik generalisasi kesimpulan yang berlaku bagi suatu populasi, melainkan lebih berfokus kepada representasi terhadap fenomena sosial. Data atau informasi harus ditelusuri seluas-luasnya sesuai dengan keadaan yang ada. Hanya dengan demikian, peneliti mampu mendeskripsikan fenomena yang diteliti secara utuh Pertanyaan :
    a. Bagaimana mengambil narasumber yang benar agar sesuai dengan karateristik fenomena dan topic penelitian?
    b. Bagaimana memilahkan data yang diperoleh agar tidak membias dari proposisi konsep yang direncanakan dalam penelitian kualitatif?
    Terima kasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Selamat Siang pak piter
      ijin untuk mencoba menjawab persoalan diatas
      untuk menentukan sampel kita harus juga mengetahui volume dari populasi, bila populasi besar maka peneliti tidak mungkin mengambil semua data untuk penelitian, contohnya karena terbatasnya dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. sebenarnya tidak kritis kalau sampel yang di ambil dari populasi harus betul betul mewakili populasi dan harus valid.
      1. yang memberikan informasi mengetahui informasi secara jelas. sehingga dalam mengkaji permasalahan dapat di atasi
      2. untuk memilah agar tidak keluar dari konsep kualitatif maka kita harus memahami, data kualitatif secara sederhana dapat disebut sebagai data hasil kategori (pemberian kode) untuk isi data yang berupa kata atau dapat disefinisikan sebagai data bukan angka tetapi diangkakan, contoh jenis kelamin dan status, data kualitatif mempunyai ciri tidak dapat dilakukan operasi matematika.

      Delete
  17. Terima kasih untuk materinya bapak. Saya ingin bertanya sedikit menegenai pengambilan sampel heterogeneitas (heterogeneity sampling), dengan mengambil sampel dengan bertujuan untuk mewakili keberagaman fenomena yang diteliti, bagaimana Pengaplikasiannya dan penelitian apa yang paling cocok untuk metode ini ? Terima Kasih

    ReplyDelete
  18. Selamat Sore Pak. Setelah mempelajari Topik materi di atas bagaimana Merancang Penelitian Kualitatif dalam Penelitian Lingkungan. Ada beberapa poin yang sedikit saya mengajukan pertanyaan terkait dengan, bagaimana Pengambilan sampel heterogeneitas (heterogeneity sampling) dilapangan guna mewakili keberagaman fenomena yang diteliti. Sementara perbedaan pengambilan sampel bertujuan ke dalam beberapa teknik yang lebih khusus, katakan saja sub-teknik, sebagai berikut. Mohon penjelasan pak, terima Kasih.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih pak Ajhar, saya coba menjawab pertanyaan Pak diatas. Penelitian kualitatif dalam pada studi Ilmu Lingkungan seperti tidak bedah jauh dengan Ilmu-ilmu yang lain. Yang paling penting adalah Judul, rumusan Masalah, tujuan Penelitian serta metode penelitian. Tentang pengambil sampel dilapangan ada beberapa kategori, yang peting sampel tersebut telah unsur akurasinya, serta unsur-unsur lainnya

      Delete
  19. Terimakasih Bapak atas penyajian materinya. Setelah membaca materi di atas muncul pertanyaan dari saya terkait sampel pada penelitian kualitatif. Jika dalam penelitian kuantitatif ada yang namanya jumlah minimal sampel yang harus dipenuhi agar memperkecil bias daripada hasil penelitian, apakah pada penelitian kualitatif juga demikian (harus ada minimal jumlah sampel) ?
    Terimakasih.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Selamat malam pak Fransiscus ijin menjawab pertanyaan bahwa sebelum memilih subjek yang akan dilibatkan dalam penelitiannya, seorang peneliti harus terlebih dahulu menentukan jumlahnya. Penentuan berapa besar jumlah subjek yang diperlukan, seringkali menjadi permasalahan dalam merencanakan suatu penelitian. Tidak ada aturan pasti berapa banyak agar sampel dapat mewakili populasi.Akan tetapi, secara umum dapat dikatakan bahwa semakin besar sampel semakin besar kemungkinan dapat mencerminkan populasi. Secara statistika dinyatakan bahwa ukuran sampel yang semakin besar diharapkan akan memberikan hasil yang semakin baik. Dengan sampel yang besar, mean dan standar deviasi yang diperoleh mempunyai probabilitas yang tinggi untuk menyerupai mean dan standar deviasi populasi. Hal ini karena jumlah sampel ada kaitannya dengan pengujian hipotesis statistika. Meskipun sampel yang besar akan semakin baik, sampel yang kecil bila dipilih secara acak dapat mencerminkan pula populasi dengan akurat. Terima kasih..

      Delete
  20. Mohon Penjelasanya bapak Terkait perbedaan sample pada penelitian gabungan, lalu apakah pada penelitian kulitatif perlu peran enumerator? Trimakasih

    ReplyDelete
  21. Terimkaaih untuk materinya, sy izin bertanya berdasarkan penjelasan tentang rancangan pengambilan sampel yakni Rancangan pengambilan sampel peluang pada umumnya digunakan dalam penelitian kuantitatif, sedangkan rancangan pengambilan sampel non-peluang digunakan dalam penelitian kualitatif.
    Pertanyaan saya, bagaimana dengan pengambilan sampel untuk metode campuran / mixed metods? Apakah perpadun kedua pengambilan sampel?

    Mohon pencerahannya, trmksh .

    ReplyDelete
    Replies
    1. Izin menanggapi pertanyaan Pak Yosua.
      Dalam penelitian dengan metode campuran (mixed methods), suatu masalah diurai dari dua metode/sudut yang berbeda (kuantitatif dan kualitatif). Oleh karena itu, teknik pengambilan sampel disesuaikan dengan metode yang digunakan. Pada bagian pembahasan menggunakan metode kualitatif maka pengambilan sampel peluang yang digunakan; dan sebaliknya.

      Delete
  22. Selamat malam Pak.. terima kasih atas penyajian materi 6.1. yang ingin saya tanyakan adalah langkah-langkah apa saja yang harus dipertimbangkan dalam merancang penelitian Fenomenologi? Terima kasih pak

    ReplyDelete
  23. Saya sangat tertarik dengan pernyataan ini:
    “Merancang penelitian kualitatif merupakan proses perjalanan berpikir. Sebelum pelaksanaan penelitian, perancangan penelitian kualitatif dilakukan hanya secara garis besar, sedangkan rinciannya disesuaikan dengan kondisi lapangan yang dihadapi selama pelaksanaan penelitian.”
    Yang menjadi pertanyaan Saya adalah :
    Rincian perancangan penelitian kualitatif yang disesuaikan dengan kondisi lapangan contohnya seperti apa?
    Terima kasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aspek perancangan penelitian kualitatif lainnya yang juga tidak kalah penting adalah bagaimana cara memperoleh data dari sampel yang telah ditentukan Cara memperoleh data berkaitan dengan teknik pengumpulan data antara lain: • Mencatat wawancara atau diskusi kelompok fokus dengan menggunakan buku catatan wawancara; • Merekam suara wawancara atau diskusi kelompok fokus dengan menggunakan alat perekam suara (voice recorder) untuk kemudian ditranskripsi untuk memperoleh hasil tertulis (transkrip); • Merekam video wawancara atau diskusi kelompok fokus dengan menggunakan kamera atau ponsel yang mempunyai kemampuan merekam video; • Mengambil foto atau video objek yang diteliti dengan menggunaka kamera foto atau kamera video untuk mengambil foto atau merekam video objek yang diteliti; • Membuat sketsa objek yang diteliti untuk menggambarkan suatu proses yang berkaitan dengan objek yang diteliti.

      Delete
  24. Salah Satu Aspek penting Penelitian yaitu pengambilan sampel didalam metode penelitian dan Teknik pengumpulan data peneliti perlu merancang pengumpulan data primer dengan menentukan teknik pengambilan sampel tertentu Rancangan pengambilan sampel (sampling design) terdiri atas rancangan pengambilan sampel peluang (probabilitu sampling) dan rancangan pengambilan sampel non-peluang (non-probability sampling). Silahkan baca definisi dan perbedaan antara keduanya. Rancangan pengambilan sampel peluang memberikan peluang yang sama kepada setiap anggota populasi untuk menjadi sampel, sedangkan rancangan pengambilan sampel non-peluang sebaliknya. Rancangan pengambilan sampel peluang pada umumnya digunakan dalam penelitian kuantitatif, sedangkan rancangan pengambilan sampel non-peluang digunakan dalam penelitian kualitatif.

    ReplyDelete
  25. Dalam melaksanakan penelitian kualitatif, justru peneliti-lah yang merupakan instrumen utama penelitian untuk mengumpulkan data.Data yang dikumpulkan pada penelitian kualitatif lebih cenderung bersifat deskriptif atau penggambaran dalam bentuk kata-kata, bukan dominan angka-angka.

    ReplyDelete
  26. saya setuju dengan ibu Fitri bahwa, Data kualitatif merupakan jenis data yang tidak dapat diproses dalam bentuk angka data ii umumnya hanya bisa dicatat untuk menghasilakn suatu informasi misalnya, pendapat, tingkat kepuasan, ide dll.

    ReplyDelete
  27. Langkah-langkah dalam pengaplikasian teknik pengambilan sampel quota sampling adalah :
    a) membagi populasi ke dalam unit-unik kelompok eksklusif
    b) mengidentifikasi proporsi masing-masing kelompok dengan pertimbangan keseluruhan populasi.
    c) Menganalisa akhir perbandingan proporsi sub-grup dengan total populasi.
    Terdapat 2 tujuan dalam sebuah penelitian dengan pengaplikasian teknik pengambilan sampel berjatah ini, yaitu,
    1. Tujuan dari riset yang dilakukan adalah untuk mempelajari karakteristik khusus dari sebuah populasi heterogen dengan cakupan yang luas dan
    2. Penelitian dilakukan dengan maksud mengetahui relasi atau hubungan antar kelompok dalam sebuah populasi yang luas.

    ReplyDelete